Arsensha 19 - Kesepakatan Bersama

31.2K 2K 73
                                    

haloo, hahaha, hihihi, oke abaikan. ada yang kangen? kangen Arsensha atau kangen ehemnya? eh.

buat kalian, puas-puasin baca ini ya, setelah ini aku mau hiatus dulu, aku mau refreshing ke suatu tempat. :) keep reading, dear :*

***

Lagi ... Arvin membuat ulahnya. Aku kurang sabar apa menghadapinya?

Sejak kejadian Arvin memeriksa ponselku dan menemukan chat Rey di sana, Arvin tidak main ke rumah atau mengirimkanku pesan kepadaku. Bahkan dia tidak memberi kabar sama sekali. Lalu di sini apakah aku yang disalahkan?

Aku sudah jujur padanya jika aku memang tidak ada hubungan apa-apa sama Rey. Bahkan aku jarang sekali membalas pesan Rey.

"Arvin kok gak pernah main ke sini lagi?" kata bunda. Ini alamat bunda jadi detektif lagi deh.

"Lagi sibuk kali, Bun. Kan dia panitia OSPEK juga." Aku mencari alasan. Entahlah aku harus menjelaskan apa lagi pada bunda jika hubunganku sedang ada apa-apanya dengan Arvin.

"Hmmm ... gitu ya? Tapi Bunda masih sering dapat SMS kok dari Arvin tiap pagi. Menantu idaman banget ya, Sha," kata bunda. Jadi selama ini dia masih memperlakukan bunda dengan sama.

Tapi kenapa dia berubah hanya padaku. Ini sudah jelas jika Arvin marah. Please! Ini hanya masalah sepele. Toh, aku tidak menanggapi Rey.

Kring ... Kring ....

"Bunda angkat telepon dulu," pamit bunda. Bunda langsung beranjak meninggalkanku. Aku masih memikirkan perubahan sikap Arvin padaku. Apa benar dia marah? Tapi seharusnya dari penjelasanku kemarin dia udah ngerti. Jangan cemburuan gitu.

Aku tau kalau dia cemburu karena sayang sama aku. Tapi kan jangan terlalu berlebihan, itu sama saja dia gak percaya sama aku tentang hubungan ini.

"Sensha, ada telepon buat kamu," kata bunda.

Siapa?

"Iya, Bun. Bentar," kataku. Aku langsung pergi mendatangi bunda. Siapa sih yang pagi-pagi gini udah nelpon aja?

"Siapa?" tanyaku.

"Tante Audy," kata bunda.

Oh, tidak. Pasti ada apa-apanya nih.

"Halo, Tante."

"Sayang, tolong ke sini. Arvin ngamuk. Udah beberapa hari ini Tante denger suara gaduh dari kamarnya."

"Tapi Sensha gak bisa sekarang ke sana, Tan."

"Tante mohon, sayang. Tante sama Om udah kewalahan bujuk Arvin. Bahkan dia nekad mau bunuh diri."

"Tapi, Tan-"

"Tante yakin cuma kamu yang bisa bujuk dia seperti waktu itu."

Aduh gimana ini? Aku gak bisa nolak permintaan Tante Audy. Kupandangi bunda, sepertinya Tante Audy sudah menjelaskan semuanya pada bunda. Bunda justru kelihatan panik. Sebenarnya apa sih yang dilakukan oleh Arvin?

"Oke, Tan. Sensha ke sana."

Aku terpaksa menuruti permintaan Tante Audy. Aku langsung menutup gagang telepon.

"Ada apa sebenarnya?" tanya bunda.

"Arvin ngamuk, Bun."

"Kok bisa?"

"Dia cemburu waktu tau Rey punya kontak LINE-nya Sensha," kataku. Sebenarnya aku juga kesal sama bunda karema sudah memberikan kontakku padanya.

"Bunda jadi merasa bersalah," kata bunda penuh dengan nada penyesalan. Buat apa juga menyesal? Toh semuanya sudah terjadi.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Where stories live. Discover now