Arsensha 34 - Kelakuan Kurcaci - END

69.3K 2.4K 135
                                    

Part 34

"Aku malu," kataku. Mungkin sekarang wajahku sudah merah merona. Bagaimana tidak, akhirnya aku sudah mengakui perasaanku pada Arvin. Ada rasa lega dalam diriku.

Sekarang aku sudah tidak perlu takut lagi kehilangan Arvin.

"Jangan malu-malu gitu, Yang. Kamu udah sering malu-maluin aku," godanya lagi.

Tuh kan, baru aja balikan tapi dia malah gitu. Suka goda-goda mulu.

"Ish, kamu kebiasaan tau nggak, aku makin malu," bisikku sambil mencubit perutnya.

"Aw, sakit, Yang. Cubit-cubit mulu. Kasih vitamin sini."

Ini sumpah ya, Arvin nggak tau tempat banget. Udah tahu di sini banyak orang, masih aja mesum gitu.

"Kamu mesumnya nggak lihat keadaan," sahutku.

"Mereka juga udah biasa kali, Yang. Apalagi Tiara, dia kan tau banget tentang aku." Arvin langsung melihat ke arah Tiara dan merangkulnya. Kok aku nyesek, ya? Katanya sayang, tapi kok meluk-meluk orang gitu.

"Arvin, jangan main rangkul gitu dong, ada yang cemburu tuh," kata Shadam.

"Siapa yang cemburu, nggak kok. Rangkul aja sana. Sok-sokan bilang sayang," sahutku. Mereka semuanya nyebelin. Arvin juga nyebelin. Masa dia nggak tau keadaan sih.

"GR banget sih, Sha. Bukan kamu tau," katae Shadam lagi.

Aku dan Arvin menatap curiga ke arah mereka. Sepertinya ada yang aneh lagi? Kok mereka berbakat banget aktingnya. Sana ikut casting acara-acara pencarian bakat.

"Siapa?" tanyaku.

"Itu tuh, siapa lagi. Pandu lah, Tiara kan gebetannya." Shadam dan Anggi tertawa receh sambil melirik ke arah Pandu.

Jadi selama ini?

"Apa? Tiara gebetannya Pandu?" ujar Arvin terkejut. Ih biasa aja kali. Emang kenapa kalau Tiara gebetannya Pandu. Cemburu?

"Kamu lebay tau nggak sih Arv. Emangnya kenapa kalau Pandu suka sama Tiara? Cemburu?"

"Ciye, kamu cemburu, Yang? Seneng deh kalau kamu cemburu," godanya lagi. Lagiiiii, kan?

"Diam ah, berisik kamu." Aku langsung mendekati Anggi. Pokoknya semua kesalahpahaman hari ini harus udah selesai. Awas aja kalau mereka masih nyembunyiin rahasia dari aku.

"Nggi, kok bisa sih Tiara sama Pandu?"

Anggi malah mengediikan bahunya. Tuh, kan? Terus siapa yang mau ngasih tau aku?

"Tanya aja tuh sama Shadam," ujar Anggi. Menyuruhku bertanya pada Shadam. Kenapa mereka malah main oper-operan gini sih?

Arvin malah tertawa melihatku dikerjai seperti ini. Pacar yang jahat.

"Dam?" rengekku.

"Hahaha, dasar kamu tukang kepo, ya, Sha," goda Shadam.

"Dam, udah deh. Kasih tau aja, kasian tuh mukanya si buntelan beras, udah mengerucut gitu. Bikin gemas." Arvin mengintruksikan Shadam untuk memberitahuku. Awas aja kalau Shadam nggak mau ngasih tahu. Aku usir kalian dari di sini. Jangan main lagi ke rumahku.

"Diam kamu. Aku kan nyuruh kamu supaya nggak berisik." Aku sebal sama Arvin. kenapa dia jadi makin nyebelin gini?

"Makanya kasih vitamin dulu. Baru aku diam."

Sontak aku langsung memberikan tatapan tajam sama Arvin. Dari tadi udah kusuruh diam, masih aja ngomong.

"Udah-udah, kalian ini baru aja balikan udah berantem gini. Pake acara mesum. Asal kalian tau aja, Pandu udah lama suka sama Tiara. Iya nggak, Du?" jelas Shadam. Ia pun melirik Pandu.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang