Arsensha 31 - Pikiran yang Mengganggu

29.4K 1.9K 60
                                    

Selamat malam, 😊😊
Gimana kabarnya? Wkwk masih setia kan yaa sama cerita ini?
Semoga kalian ga bosan2 yaa bacanya 😁😁

Kalau dilihat dari komenan di part sblmnya, sprtinya kalian kecewa ya? Padahal kupikir kalian bakalan suka hehhee. Kayaknya aku harus semedi dulu nih cari ide.. soalnya tiap aku cepat update pasti gini kejadiannya,😖😖😖

***

Cinta adalah asing untukku. Bagaimana bisa aku mengertinya? Saat aku sudah mengerti, kamu sudah pergi.

Ketika aku selalu berada di posisi yang sulit. Aku ingin kembali bersamanya, tapi aku tidak betah dengan sikap Arvin. aku harus apa?

Arvin belum berubah, dan aku pun tidak tahu kapan dia akan berubah. Aku merasa asing dengannya, saat dia membentuk dunianya sendiri. Kenanganku bersamanya sudah tidak ada.

Arvin, pikirannya sulit ditebak.

"Kamu kenapa, sih?" tanya Anggi saat aku menaruh tasku. Mungkin sejak masuk kelas tadi, dia sudang mengamatiku yang selalu menggerutu.

"Arvin nyebelin tau nggak sih, Nggi," gerutuku.

"Emang dia kenapa?"

"Dia tadi dengan seenaknya mukulin Rey dan narik aku. Terus dia nggak mau putus dari aku. Aku sebel sama dia yang nggak mau sadar sama kesalahannya," jelasku. Entah kenapa kalau mengingat semuanya membuat aku semakin ingin berteriak di depan wajah Arvin.

Aku hanya ingin bilang, kalau aku mencintainya. Tapi aku akan tetap menunggunya untuk berubah. Tapi sepertinya semuanya sudah sia-sia.

"Berarti dia masih sayang sama kamu," katanya. Aneh.

"Ah, udah lah, aku lagi malas buat bahas semuanya. Aku mau menjauh saja dari Arvin."

Anggi sepertinya sadar dengan ketidaknyamananku dengan topik ini.

Mungkin, seiring dengan perginya Arvin, semua kenangan kami juga akan pergi.

"Gimana kalau kita kumpul-kumpul gitu di rumahku?" ajak Anggi. Entah dapat ide darimana, tiba-tiba saja Anggi menyarankan ide ini. Tidak terlalu buruk sih. Tapi siapa aja yang nanti ada di sana.

"Kamu ngajakin siapa?"

"Kamu lah. Pake nanya."

"Bukan, maksudnya selain aku kamu udah ngajakin kumpul-kumpul ini sama siapa?"

"Oh, itu. aku sih ngajakin kamu, Shadam, Pandu sama Arvin."

Ini Anggi gimana sih? Dia kan tahu kalau aku lagi dalam aksi diam dengan Arvin. kalau dia ngajak aku, ngapain dia ngajak Arvin.

"Aku nggak mau ikut, ah," kataku. Pokoknya aku mau ngehindarin Arvin apapun yang terjadi.

"Kenapa? Karena ada Arvin?"

"Kamu kan tau kalau aku masih kesal sama dia. Aku nggak mau ikut kalau ada dia."

Anggap saja aku jahat karena tidak menginginkan Arvin ada di sana, tapi aku sama sekali tidak ingin melihat wajahnya.

Bahkan baru saja dia melakukan hal yang selalu sama, begitu posesif. Padahal itu lah yang membuatku ingin berpisah dengannya.

"Ayolah, Sha. Kan masih ada aku. Kalau kamu nggak ikut, nanti aku sendirian yang perempuan di sana. Aku kan mau kumpul-kumpul sama kamu. Mau, ya?" paksanya. Aduh, Anggi. Kenapa sih dia harus seperti ini?

Dia tau banget kalau aku nggak bisa menolak ajakan dari orang lain, dan sekarang dia yang mengajakku.

"Iya-iya, aku ikut. Demi kamu," pasrahku. Aku sama sekali tidak mau, tapi aku juga tidak ingin membuat kecewa sahabatku ini.

🍋 ARSENSHA (END) 🍋 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang