#14

1.2K 209 3
                                    

Pagi ini Nayeon bangun dengan mata sembab. Semalaman ia tidak bisa tidur dan hanya menangis. Satu sisi ia ingin meninggalkan Jinyoung di sisi lain ia tak mau kehilangan Jinyoung. Kenyataannya egonya lebih mengalah. Jinyoung berhak mendapatkan wanita baik - baik. Bukan dirinya.

"Nay, udah bangun belum? Ayo sarapan." Ujar Jinyoung mengetuk pintu kamar Nayeon.

Nayeon kaget Jinyoung tetap seperti biasa. Bahkan ketika membuka pintu Jinyoung menyambutnya dengan senyum hangat. Sungguh ego nayeon menginginkan untuk tetap bersama Jinyoung.

"Suntuk banget mukanya? Kamu ga enak badan?" Tanya Jinyoung. Sebenarnya ia tahu bahwa semalaman kekasihnya menangis. Namun, ia pura - pura tidak tahu.

"Aku sehat kok. Ini baru mau mandi. Maaf kesiangan." Jawab Nayeon.

"Gak apa sayang. Santai aja. Kamu mandi abis itu makan. Jangan lupa dandan yang cantik kan mau ketemu orang tua kamu." Timpal Jinyoung.

"Iya sayang. Kalau lapar makan duluan aja ya." Ujar Nayeon.

***

"Belok kanan. Didepan ada pos parkir disana. Nanti kita jalan ke dalam area pemakaman." Kata Nayeon.

"Kamu kenapa diem terus? Jangan mikir aneh -aneh. Apapun yang terjadi aku pasti sama kamu." Tanya Jinyoung.

"Sampai kapanpun aku ga akan bisa sembunyiin apa - apa dari kamu. Nyoung... tinggalin aja aku ini ga pantas buat pria sebaik kamu." Jawab Nayeon.

"Ngga akan pernah Nayeon. Aku tulus sama kamu, menerima kamu apa adanya. Gimana pun kamu aku terima." Kata Jinyoung.

"Terus gimana hubungan kamu sama kak Joohyun?" Tanya Nayeon.

"Jangan mikirin orang lain pikirkan kita aja. Sekali lagi kamu mikir aneh. Aku langsung nikahin kamu Nay." Ujar Jinyoung.

Nayeon tersenyum sedikit dipaksakan. Hatinya belum tenang.

"Ayo turun udah sampai." Ujar Jinyoung.

Pemakaman dikawasan ini tampak asri. Angin khas pegunungan bertiup menyegarkan tubuh. Nayeon tengah terduduk diantara pusara kedua orang tuanya.

"Ibu Ayah ini Nayeon. Ibu ...." ia tak dapat menahan air mata nya.

"Maafkan Nayeon, aku sudah membuat ibu dan ayah malu. Maafkan nayeon. Ibu ayah hari ini aku kemari bersama pria yang tulus menyayangiku. Walaupun ia tahu bagaimana kotornya aku. Haruskah aku bersamanya atau melepaskannya ?" Tanya Nayeon.

Mendengar itu Jinyoung agak kaget. Dengan tenang ia berkata

"Ibu ayah perkenalkan aku Jinyoung calon suami Nayeon. Tolong restui kami. Aku mencintai Nayeon dengan seluruh hatiku. Aku berjanji akan menjaganya dan menghapus semua kenangan buruknya. Anak ayah dan ibu mungkin berpikir untuk melepasku. Tapi aku tak akan pernah melepaskannya." Kata Jinyoung.

Mendengar itu Nayeon tersentuh. Jinyoung benar - benar malaikat yang hadir untuk membuat hidupnya lebih baik.

"Jinyoung..." lirih Nayeon.

"Ibu ayah, dihadapanmu aku ingin mengutarakan keinginanku untuk memperistri Nayeon. Menjadikannya ibu dari anak - anakku dan menjadi yang terakhir dalam hidupku." Kata Jinyoung.

"Jinyoung.... terima kasih sudah menerimaku. Aku mencintaimu. Jangan pernah tinggalkan aku." Ujar Nayeon.

Mereka pun berpelukan. Karena cinta itu adalah ketulusan.

***

"Hati - hati dalam perjalanan kalian. Bibi doakan semua proses lancar sampai hari H tiba." Ujar Bibi Soo.

"Terima kasih bi, doakan kami." Kata Nayeon

"Jinyoung jaga Nayeon. Bibi percaya padamu "

"Baik bi, tentu saja aku akan menjaga nya. Jangan lupa datang ketika kami menikah bi."

"Pasti nak."

Di rumah keluarga Jinyoung, Joohyun tengah menangis. Ia marah pada dirinya sendiri. Satu jam yang lalu ia mengetahui kenyataan bahwa calon suaminya Jiwon pernah menjadi tersangka kasus pelecehan seksual. Bahkan, korbannya adalah kekasih adiknya sendiri. Nayeon. Pantas saja Jinyoung semarah itu ketika bertemu Jiwon.

Ia harus menemui Jinyoung dan nayeon sesegera mungkin. Namun, ponsel keduanya tidak aktif.

"Ibu, sepertinya aku akan membatalkan pernikahanku." Kata Joohyun.

"Ada masalah apa?" Tanya Ibu.

"Ia bukan lelaki yang pantas ku hormati bu. Minggu depan aku akan kembali ke US. Sepertinya tinggal disana lebih baik. " Jawab Joohyun.

"Sesungguhnya ibu tak ingin kau pergi. Tapi, jika itu sudah keinginanmu ibu tidak bisa melarangnya. Kau sudah dewasa. Soal pernikahan, ibu sebenarnya tidak yakin dengan calon pilihanmu itu." Ujar Ibu.

"Ibu, maukah mengambulkan permintaan ku." Kata Joohyun.

"Apa yang kau inginkan Joohyun?" Tanya ibu.

"Dapatkah ibu membuat Jinyoung datang kemari sebelum aku pergi." Jawab Joohyun.

"Akan ibu usahakan. Melihat kemarahannya membuat ibu tidak yakin." Timpal Ibu dengan wajah sendu.

***

"Jinyoung, aku ingin bertemu ibumu. Sepertinya beliau harus terlibat dalam persiapan pernikahan kita." Ujar Nayeon

"Baiklah jika itu maumu. Tapi, jangan pernah terlihat sedih jika menemukan si brengsek itu di rumahku. Mereka akan menikah juga." Kata Jinyoung.

"Tidak Jinyoung, kakakmu memutuskan pertunangan mereka." Timpal Nayeon.

"Kamu tahu darimana?" Tanya Jinyoung heran.

"Semalam ibu menelepon. Beliau meminta kita datang ke rumah. Kak joohyun akan pergi ke US. Ia sangat shock begitu tahu kejadian yang menimpaku dulu." Jawab Nayeon.

"Mengapa ibu menghubungimu? Kenapa bukan aku?" Tany Jinyoung

"Hahahaha kau cemburu. Makanya jangan galak - galak. Nanti ibu lebih sayang aku loh." Goda Nayeon.

"Untung ya kamu lemah lembut, kalau sama sama keras kepala kayaknya kita bakal sering berantem." Kata Jinyoung.

"Kalau sama kaya gitu kita ga akan kaya sekarang nyoung." Timpal Nayeon.

***

"Kakak yakin mau ke US? Kenapa ga disini aja sih. Kan aku sama Nayeon mau nikah." Kata Jinyoung

"Nanti pas nikahan kalian kakak kesini kok. Perlu refresing aja." Timpal Joohyun.

"Kak Joohyun, aku tahu ini berat." Kata Nayeon.

"Tidak Nayeon, semua mudah. Berbahagialah kalian." Timpal Joohyun.

Orang tua Jinyoung sudah mengatahui kenyataannya. Mereka tetap mendukung hubungan Jinyoung dengan Nayeon.

***

"Sayang kita mau menikah dimana?" Tanya Jinyoung.

"Kamu maunya dimana ?" Tanya Nayeon

"Aku ingin di pinggir pantai. Itu pasti menyenangkan." Jawab Jinyoung.

"Ide yang bagus. Ayo kita rencanakan." Kata Nayeon.

"Nay, terima kasih untuk tetap bersamaku." Sahut Jinyoung.

"Justru aku yang harus berterima kasih karena kau masih mau menerimaku. Aku mencintaimu Jinyoung." Kata Nayeon.

"Aku juga sangat mencintaimu." Kata Jinyoung.

Kemudian hening, keduanya saling berpandangam.

"Tidur sana sudah malam." Ujar jinyoung. Mereka pun masuk ke dalam apartmen masing - masing.

Hold Your Hand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang