- 3 -

319 36 13
                                    

Syyuuuut.. Huuft.

Entah sudah berapa lembar tisu yang sudah Jihyun gunakan untuk menampung ingus yang keluar dari hidungnya. Iuwh.

Apakah Jihyun sedang flu ? Ya, dia sedikit terkena flu. Tentu saja, berada di luar rumah malam-malam - meskipun musim panas - tetap tidak tepat jika hanya menggunakan pakaian berlapis cardigan tipis saja. Tapi bukan hanya flu yang membuat gadis itu mengeluarkan ingus berkelanjutan. Matanya juga berair.

Jihyun ? Menangis ? Wow.

Tok.. Tok.. Tok.

"Noona, kau sudah tidur ?" Suara familiar terdengar dibalik daun pintu kamar Jihyun yang sedang tertutup.

"Sudah." Si ceroboh Jihyun malah menjawabnya.

Ceklek!

Jihyun terkaget dan segera membaringkan tubuhnya di tempat tidur. Seorang lelaki yang memanggilnya noona itu menghampirinya dan meraih tangannya. "Ayo bangun! Kita makan malam. Ibu sudah menunggu."

"Aku sedang tidak enak badan, Hyunggu-ya. Kalian makan saja duluan."

Hyunggu, adik kandung Jihyun, dengan mata bulatnya yang cemerlang tidak bisa dibohongi begitu saja.

"Kau menangis?"

"Hei!" Jihyun segera bangkit dari tempat tidurnya. "Jangan bilang Ibu!"

"Ya sudah, cepat bangun, kita makan malam."

"Aku tidak lapar.."

"Mau kupanggilkan Ibu?"

"Kang Hyunggu!" Jihyun mengambil kacamata normal bulatnya dari meja untuk menutupi mata sembabnya dengan bulatan hitam seperti mata panda. Terpaksa ia mengikuti keinginan adiknya untuk makan malam. Lelaki itu tersenyum lebar tanda kemenangan.

***

Lelaki berkaki panjang itu berdiri dari tempat tidurnya. Dari tadi ia tidak bisa menghubungi Jihyun. Apakah dia marah ? Karena aku menyukai temannya ? Atau dia sakit ?

Sekali lagi, dia meraih ponselnya.

Tuuut.. Tuuut..

Masih tidak diangkat. Tiba-tiba ponselnya berdering. Bukan telpon masuk, tapi reminder.

Astaga, latihan musikal !

***

"Sungjae-ya!"

Sebuah suara menghentikan langkah lelaki setinggi seratus delapan puluh sentimeter yang hendak masuk ke ruang latihan Musikal The Beat itu. Wajahnya menoleh lalu tersenyum sumringah setelah melihat ke arah sumber suara.

"Hongbin-ah!"

Lelaki yang dipanggil Hongbin itu menghambur ke arah sahabat lamanya. Hongbin adalah teman SMP Sungjae. Mereka berada di satu jurusan yang sama namun berbeda kelas.

"Sedang apa kau disini ? Ah.. Apa kau mau ikut audisi ?"

Lelaki berambut hitam itu mengangguk. "Ya. Doakan aku ya."

"Wuah, kau pasti bisa lolos, Hongbin-ah." Sungjae menepuk-nepuk bahu lebar Hongbin yang lebih tinggi sedikit darinya itu.

Musikal The Beat memang sedang mengadakan audisi untuk pemain baru. Tidak selalu harus dari jurusan seni peran. Yang penting memiliki kemampuan untuk berperan diatas panggung, juga musikalitas yang tinggi. Sungjae merupakan salah satu aktor The Beat jebolan audisi tahun lalu. Dan cukup beruntung bagi Sungjae telah menjadi second lead character dalam beberapa judu l Musikal setahun ini, karena kemampuannya yang cukup memadai.

WOLVES KEEPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang