- 32 -

217 26 79
                                    

Jihyun melangkah lesu di trotoar menuju halte bus ke rumahnya. Pikirannya masih melayang pada pertemuannya dengan Bae Joohyun, untuk pertama kalinya.

"Maaf, Joohyun-ssi. Seharusnya aku memberitahumu sejak awal, tanpa perlu takut menjadi pengadu"

"Aku sudah tahu semuanya sejak awal. Kau tidak perlu merasa bersalah. Lagi pula, ini kesalahanku juga. Aku terlalu sibuk hingga Taehyung merasa terabaikan, mungkin."

Masih terbayang garis wajah gadis itu di benak Jihyun. Sangat cantik. Begitu sempurna hingga sulit dipercaya, Kim Taehyung masih tega mengkhianatinya.

Gadis cantik yang malang. Kau berhak mendapatkan yang jauh lebih baik dari serigala seperti Kim Taehyung.

Langkah Jihyun terhenti di sebuah kedai teokbokki langganannya. Mencium aroma khas kue beras berbumbu pedas yang otomatis membuat perutnya berbunyi. Ya, perutnya baru diisi di pagi hari sebelum ia pergi menengok Joohyun.

"Satu porsi teokbokki sepertinya menyenangkan." Jihyun bermonolog lalu tersenyum lebar. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke kedai.

"Ajuhmma. Satu porsi teokbokki dibungkus, ya."

"Kau tidak membelikannya untuk adikmu?"

"Ah, ya. Hampir saja aku lupa. Dua porsi."

"Siap!"

Mata bulat Jihyun mengedarkan pandangannya ke sekeliling kedai. Tidak banyak pengunjung yang datang jam sembilan malam itu. Pergerakan bola matanya terhenti pada sebuah meja di sudut ruangan. Meja yang diisi seorang lelaki bersetelan jas hitam yang sedang memegang segelas kecil minuman berwarna bening.

Apa yang kau lakukan disana? Sendirian?

"Kau mengenalnya, Jihyun?"

"Ah, ya. Dia Sunbae-ku."

"Dia sudah pesan tiga botol soju, sendirian. Coba ajak dia pulang. Kasihan jika dia mabuk dan tak ada yang mengantarnya pulang."

Jihyun menggigit bibir bawahnya, ragu. Namun akhirnya kakinya melangkah juga mendekati meja tempat Hyunsik berada.

"Sunbae,"

Lelaki itu menoleh pelan. Mata kecilnya terlihat semakin sayu, dengan wajah dan bibirnya yang memucat. Pemandangan yang mengejutkan itu membuat Jihyun segera duduk di sampingnya dan menaruh punggung tangannya di atas kening Hyunsik.

"Sunbae, gwaenchana? Apa kau belum makan? Sepertinya kau demam."

Pertanyaannya hanya dijawab dengan tatapan intens mata sayu itu. Jihyun semakin khawatir. Hyunsik terlihat tidak baik-baik saja.

Tapi apa yang harus kulakukan..

Tiba-tiba tangan Hyunsik menarik tangannya. Gerakan yang begitu cepat hingga Jihyun terlambat sadar, bahwa ia sudah berada dalam dekapan Hyunsik.

"Aku merindukanmu, Kang Jihyun. Sangat."

Suara berat nan parau itu terdengar jelas di telinga Jihyun. Sontak membuat hati gadis itu ikut bergetar. Merasakan tangan lebar itu membelai rambutnya. Sangat lembut.

WOLVES KEEPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang