That day

689 107 14
                                    

Langit senja menyinari cela cela jendela kamar yang identik dengan bau obat-obatan itu.
Suzy tetap setia menunggu Myungsoo bangun dari mimpinya.
Tangannya masih setia menggenggam tangan kaku nan dingin itu. Seolah-olah ia berharap tangannya bisa mengirim energi untuk Myungsoo dan pria itu akan bangun dari MIMPI-nya
Ia takkan menyebut Myungsoo koma karena ia yakin kalau Myungsoo akan bangun dan kembali menjadi Myungsoo yang dulu.

"Suzy-ah." Suzy menengokkan kepalanya kebelakang dan melihat Sehun berdiri dibelakangnya dengan membawa sebuah kantung plastik berisikan makanan dan ia yakin itu untuk dia. Suzypun tersenyum

"Sehunnie!" Mata sehun tertuju pada genggaman tangan suzy ditangan myungsoo. Ia hanya dapat tersenyum miris melihat itu.

"Igeo. Makanlah." Ucap sehun seraya memberikan makanan itu ke suzy dan tersenyum.

"Arraseo." Suzy dengan riang pergi ke sofa dan mulai memakan makanan yang diberi sehun dengan lahap. Sehun pun bergantian duduk dikursi yang berada disamping kasur myungsoo.

"Myungsoo-ya, bangunlah. Jangan jadi pengecut. Apa kau tak kasihan melihat suzy semakin kurus dan selalu murung itu? Apa kau tak mau bangun dan menyerahkan suzy untukku? Geurae, suzy-mu akan ku ambil." Ucap sehun dengan bergumam.

"Apa yang kau katakan?" Tanya suzy yang sepertinya mendengar gumaman sehun.

"Ani. Eobseo." Dusta sehun

"Sebaiknya kau pulang dan membawa bajumu lagi. Lalu, kau mandi. Aigo, bagaimana bisa seorang yeoja cantik bau sepertimu. Kau ingin mengalahkan pengemis dijalanan?" Celetuk sehun dan dibalas dengan tatapan tajam Suzy

"Mwoya? Ani. Aku tak bau-bau sekali. Ish kau ini jahat sekali dengan temanmu sendiri." Jawab suzy seraya mencium pakaian dan tubuhnya.

"Terserah. Cepatlah pulang. Biar Myungsoo aku yang gantikan menjaganya." Ujar sehun mengusir suzy.

"Geurae, dasar kakek-kakek bawel." Ujar suzy melahap makanannya dengan kesal.

"Musun??"

"Igeopa. Apa kau buta? Lihatlah rambutmu yang putih itu. Ahbeoji cheorom. Ckckkck." Ujar suzy menggelengkan kepalanya dan pergi meninggalkan ruang rawat Myungsoo.

"Yak! Bae suzy! Huh Kim Myungsoo lihatlah temanmu itu. Apa yang kau ajarkan padanya eoh?" Tanya sehun dengan emosi.

◀▲◀▶▶▼◀▲▶▼

Tangan itu bergerak perlahan. Mata itu terbuka perlahan seiring tangan yang ia mulai gerakkan. Sehun yang melihat pergerakan Myungsoo itupun langsung memanggil dokter untuk memeriksanya.

"Bagaimana dengannya, uisa-nim?" Tanya Sehun dengan mata yang membulat. Uisa itu tersenyum seraya melepaskan stetoskop yang sedari tadi menggantung dilehernya dan memasukkannya kedalam kantung jasnya.

"Itu kabar baik jika Tn. Myungsoo bangun dari koma-nya. Dan kabar baik lainnya ia bangun dari koma dengan cepat. Banyak pasien dengan kasus seperti Tn. Myungsoo yang bangun dari koma-nya membutuhkan waktu bulanan atau tahunan. Jadi, beruntunglah anda, Tn. Myungsoo." Jelas uisa itu tersenyum seraya memperlihatkan lesung pipinya. Myungsoo-pun hanya terlihat kebingungan.

"Myungsoo-ya! Myungsoo-ya!" Setelah mendapat kabar dari Sehun kalau Myungsoo bangun dari koma-nya. Ny. Kim langsung menancapkan gas mobilnya ke rumah sakit bersama Saeron.

"Whooaa. Oppa sudah bangun." Ujar Saeron dengan wajah yang berbinar.

"Eomma. Kenapa aku ada dirumah sakit?" Tanya Myungsoo dengan wajah bingung.

"Mwoya! Uisa-nim! Anakku tak terkena amnesia kan?" Tanya Ny. Kim dengan mata yang membulat dan memegang bahu Uisa itu. Uisa itu hanya tersenyum kecil melihat kepanikan Ny. Kim

"Anio, nyonya. Anakmu hanya tak mengingat kenapa ia bisa seperti ini. Tapi nanti lama kelamaan ia akan mengingatnya. Kalau begitu saya pamit keluar. Semoga cepat sembuh, Tn. Myungsoo." Ujar Uisa itu dengan senyum dan keramahannya.

"Eomma. Aku ingin menikahi Uisa itu. Ia sangat tampan dan senyumnya mengalihkan pandanganku." Celetuk Saeron yang langsung disambut dengan jitakan eommanya dikepalanya.

"Aish."

"Aku akan menghubungi Su-" Myungsoo memotong perkataan Sehun yang mengatakan ia akan menghubungi Suzy dan memberitahu bahwa Myungsoo sudah sadar.

"Andwae. Aku akan memberinya kejutan." Ujar Myungsoo.

"Eih oppa. Hidupmu penuh dengan kejutan. Kau bernapas saja itu seperti kejutan bagiku." Celetuk Saeron membuat semuanya tersenyum namun tidak dengan Myungsoo. Ia hanya melirik dongsaengnya itu dengan lirikan tajam

"Myung, eomma senang kau kembali." Ujar Ny. Kim yang membuat Myungsoo tersenyum dan memeluknya. Ia merindukan Eommanya.

◀▲▶▼◀▲◀▲

Suzy, yeoja itu tengah membeli sebuah permen kapas yang dijual ditrotoar jalan. Ia akan membeli 2, yang pink untuknya, dan yang biru untuk Sehun tentunya. Tak mungkin kan ia akan memberinya pada Myungsoo yang bahkan tak mau membuka matanya.

Dengan menggendong tas dan membawa beberapa belanjaan untuk beberapa hari kedepan ia menginap dirumah sakit. Ia tersenyum riang membuat siapapun yang melihat senyumnya akan ikut tersenyum.

Drrt. Drrrtt.

Ia membuka ponselnya dan dilihatnya pesan masuk dari Sehun yang membuatnya tersenyum.

To : Suzy
From : Sehun

Sebaiknya kau datang ke rumah sakit sekarang. Ada kabar buruk tentang Myungsoo.

Matanya membulat setelah membaca pesan singkat itu. Suzypun berlari dan tak sengaja membuang permen kapasnya. Ia sangat panik. Yang ia hanya pikirkan hanya Myungsoo. Hanya Myungsoo.

Myungsoo

◀▲▶▲◀▼◀▲◀

Kkeutt!

Lumayan panjang kan?
Ini aku usahain karena aku juga sedang uas dan kondisi fisikku sedang menurun T.T

Lets Vomment!

Love,

Lyoon_

DEvil(?) Beside MeWhere stories live. Discover now