06

1.8K 166 2
                                    

...

Hari demi haripun berlalu. Tahun demi tahun terus berganti. Jihoon tak pernah berhenti menggambar untuk hyung-nya. Berharap Seungcheol menyukainya dan membuang rasa benci itu dari dirinya. Namun, Seungcheol selalu mengatakan kalimat yang sama. Dan tetap membencinya, sampai sekarang.

Sebelum Jihoon lahir, Seongcheol adalah anak kesayangan kedua orang tuanya, kebanggaan kedua orang tuanya, bahkan semua perhatian kedua orang tuanya hanya tertuju padanya. Hingga suatu hari semuanya harus berubah. Dan mau tak mau, Seungcheol harus menerima semua kenyataan itu.

Ny.Lee telah mengandung, dan cepat atau lambat Seungcheol akan memiliki seorang dongsaeng, dialah Jihoon.

Sejak dalam kandungan, Jihoon telah membawa banyak perubahan pada keluarga Lee. Selama mengandung Jihoon, Ny.Lee sering mengalami sakit diperutnya, kesehatannya juga sering terganggu, dan harus check-up ke dokter kandungan setiap harinya.

Bahkan hingga Jihoon lahirpun, Ny.Lee harus mengeluarkan banyak uang untuk operasi proses kelahiran Jihoon.

Jihoon tumbuh tak seperti anak-anak pada umumnya. Ia harus tumbuh bersama sebuah penyakit mengerikan yang membuat Seungcheol menjauh darinya.

Seungcheol tak tau pasti apa penyakit mengerikan yang telah menggerogoti dongsaeng-nya itu. Yang ia tau, adiknya tak akan bisa sembuh dan akan selamanya seperti itu.
Dan yang pasti, dia sangat membenci hal itu. Karena penyakit yang menggerogoti tubuh Jihoon itulah, semua perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya pada Seungcheol kini telah memudar.
Dan kini semua perhatian dan kasih sayang orang tuanya hanya ditumpahkan pada Jihoon seorang.

Seungcheol harus rela dibesarkan tanpa perhatian kedua orang tuanya lagi. Saat-saat indah masa kecil yang harusnya dihabiskan bersama kedua orang tuanyapun harus kandas dan tak mungkin bisa ia dapatkan.

Bahkan, Seungcheol harus rela pindah dari sekolah elite ke sekolah biasa hanya karena orang tuanya harus menghemat uang untuk biaya pengobatan Jihoon.

Yang lebih membuatnya semakin membenci Jihoon, orang tuanya harus menjual rumah mereka untuk membeli obat-obatan yang menjadi penyambung umur Jihoon agar bisa tetap bertahan hidup.

Keegoisan Seungcheol membuat dirinya merasa dialah yang paling menderita dan mendapat ketidak adilan dalam keluarganya. Keegoisan dan rasa iri itu membuatnya tidak pernah membayangkan seperti apa rasanya berada di posisi Jihoon.

Keegoisan itu telah menutup hati dan fikirannya, hingga membuatnya membenci Jihoon, dongsaeng-nya sendiri.


...

Last Snow || SeventeenWhere stories live. Discover now