3. Semakin Dekat

12.6K 1.5K 163
                                    

Fakhri baru saja berganti kemeja saat menerima pesan dari Iqbaal yang membuatnya syok. Bukan isi pesannya, tapi emoticon yang Iqbaal gunakan membuatnya terkejut sekaligus mual.

DADDYYYY😘😘😘😘😘😘 IQBAAL SAYANG DADDY😙❤💏
Iqbaal si anak gila 14.32

Fakhri memijit pelan pelipisnya dan membaca pesan Iqbaal berulang-ulang. Jika (namakamu) yang mengiriminya pesan itu, maka ia akan sangat bahagia. Terlebih dengan emot yang terakhir.

(Namakamu) menyentuh bahu Fakhri dan duduk di sebelah laki-laki itu. "Lo kenapa?" tanya (namakamu) cemas.

"Iqbaal masih normal, kan? Masa dia ngirim pesan pake emot kiss bibir kayak kita kalo malem gitu?" tanya Fakhri. Suaranya terdengar sedih saat bertanya pada (namakamu). Sedih-sedih minta di gampar.

"Gue pikir kenapa. Taunya cuma gitu doang," desis (namakamu).

"Praktekin yok, Pumpkin." rengek Fakhri.

(Namakamu) membulatkan matanya mendengar perkataan Fakhri. "Praktek apaan?"

Fakhri memperlihatkan emoticon terakhir di pesan yang Iqbaal kirim.

"Kiss-kiss...," kata Fakhri dengan bibir yang sengaja di majukan dan membuat wajah tampan baby facenya begitu menggemaskan.

(Namakamu) bergidik geli melihat kelakuan Fakhri. Ia segera beringsut menjauh. Jika, ia ladeni pasti akan panjang kebelakang, tidak sekedar ciuman seperti yang di minta Fakhri. Bisa jadi hal yang lebih dari itu akan terjadi di siang hari seperti ini dan di jam anak-anak pulang.

Sebenarnya, tidak masalah jika (namakamu) menuruti, yang (namakamu) takutkan jika nanti Iqbaal dan Ina pulang, keduanya langsung nyelonong masuk kamar seperti biasa. Bisa membayangkan sendiri kan kalau (namakamu) menurutinya dan kepergok?

"Kita udah telat ke rumah Tante. Gue harus milih baju lagi gara-gara lo tadi pagi."

"Yah, Pumpkin...,"

***

Hari ini selain ada keberuntungan yang menghampiri Iqbaal, ternyata ada kesialan yang terselip. Ban sepedanya bocor dan studio jauh dari bengkel. Tapi, sepertinya Iqbaal tidak mengeluh atau kesal. Laki-laki itu justru berterima kasih dalam hatinya secara berkali-kali pada sepedanya yang bocor.

Karna, sepeda itu bocor, Iqbaal jadi punya waktu lebih lama untuk bersama (namakamu)... jalan kaki.

"Sori ya, bukannya ngasih tumpangan, tapi malah ngajakin jalan kaki." kata Iqbaal penuh penyesalan yang sebenarnya hanya pura-pura.

(Namakamu) mengulum senyum manis dan menganggukkan kepalanya, "Iya, nggak papa. Lagian, gue juga seneng bisa jalan bareng sama lo, kan kita jarang bisa sedekat ini."

Iqbaal bersyukur dalam hatinya, gara-gara ban sepedanya bocor, ia bisa mengulur waktu untuk lebih lama bersama (namakamu), meskipun ia sebenarnya tidak tega harus melihat (namakamu) jalan kaki bersamanya.

"Oh iya, dari dulu itu gue penasaran sesuatu dari lo." ucap (namakamu) menatap Iqbaal.

"Apa?"

"Kenapa sih? Lo manggil gue Bubi? Dari awal gue masuk sekolah, lo manggil gue Bubi. Emang Bubi itu ada artinya?"

Iqbaal menaikkan kedua alisnya, jari-jarinya mengetuk-ngetuk stang sepeda dan terakhir terkekeh sebelum menjawab, "Gampang, Bubi itu kepanjangan dari...," kata-kata Iqbaal tertahan di kerongkongan.

Selalu seperti ini, ia selalu gagal jika akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari (namakamu) yang bersifat pribadi.

"Kepanjangan dari apa?" tanya (namakamu).

Bubi & Pluto [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora