FRIENDZONE 13 ~ Suapan Kue Pertama

7.6K 297 2
                                    

Jika suatu hari nanti kamu mengetahui tentang perasaanku padamu. Tolong, jangan pernah sedikitpun kamu ingin menjauhiku sekalipun kamu tidak membalas perasaanku.














FRIENDZONE



"Happy birthday Alza. Happy birthday Alza. Happy birthday....Happy birthday....Happy birthday Alza, " Suara sorak-sorak dari seluruh teman-teman SMA Nusantara yang datang pada acara ulang tahun Alza. Diselenggarakan pada tanggal 13 Desember 2016. Tepatnya dibelakang rumah.

Alza menutup matanya. dia sedang make a wish. Kemudian matanya terbuka lagi dan meniup lilin itu.

"Potong kuenya, potong kuenya, potong kuenya sekarang juga. Sekarang jugaaaa, seeeekarang juga."

Alza mulai memotong kuenya. Sepotong kue pertamanya ia berikan untuk...., "mama, " Alza berucap pelan. Alza menghela nafas sambil menatap nanar kue tersebut. "Papa." Ucapnya pelan lagi. Yulinda tahu persis tentang bagaimana perasaan Alza saat ini. Disaat-saat seperti ini, Alza butuh sosok orang tuanya disisinya.

Hanya butuh disisi Alza saja. Barang semenit saja. Untuk suapan kue pertamanya. Itu sudah lebih cukup bagi Alza.

Mata Alza mulai menatap sekeliling orang-orang yang datang ke acara ulang tahunnya. Kemudian pandangannya lurus ke depan, berhenti pada gadis yang sekarang berada di arah jam dua belas.

Alza tersenyum tipis. Alza mulai berjalan ke arah gadis yang berada di depannya itu. Sepotong kue suapan pertama teruntuk gadis yang selalu berada disisinya dari ia kecil sampai remaja saat ini.

"Kue pertama ini buat lo. Sebagai sahabat yang selalu Setia disisi gue." Ucap Alza sambil tersenyum.

Sesaat Yull terdiam. Lalu, ia memakan suapan pertama itu dari Alza. Hatinya terasa gembira karena Alza menjadikannya suapan pertama. Apalagi ini adalah hari ulang tahunnya. Moment yang sangat berkesan untuk setiap tahunnya.

"Selamat ulang tahun ya, Al, " ucap Yull. "Semoga diumur lo yang semakin menua lo cepet-cepet inget sama dosa."

"Kampret lo yah, " Alza menyubit pipi Yull. "Doain yang Bagus kek, et dah."

"Iya-iya, " Yull tertawa renyah. "Semoga Alza Febrian Ananta diberikan panjang umur, sehat selalu, makin ganteng kek sekuteng, bahagia selalu, rajin menabung, engga sombng, baik hati dan sayang orang tua."

"Amin, " kata Alza. "Nah gitu dong. Kan adem dengernya. Bukan malah doain cepet tua sama inget dosa."

"Iya Al. Itu kan tadi udah." Yull menghela nafas sambil memutarkan bola matanya.

"Yaudah, thanks ya sahabatku yang cuantik."

"Heem Al jelek."

"Dih gitu dah. Udah dibilang cantik malah gue dibilang jelek." Cibir Alza.

"Heem Alza ganteng kek sekuteng."

Sejenak Alza tertawa. "Yaudah, have fun ya sama pestanya. Gue mau nyamperin temen-temen gue dulu."

"Yaudah gih ah sono." Ucap Yull sambil mengibas-ngibaskan tangannya.

Alza mulai berjalan menjauh dari Yull.

Yull menatap punggung Alza agak lama. Kemudian ia juga lebih baik menghampiri teman-temannya. Daripada bengong melulu sambil menatap punggung Alza yang perlahan menjauh. Nanti ada orang yang curiga. Kan bisa gaswat. Saat Yull ingin berbalik dan Alza pun memanggilnya.

"Yull, "

Lantas Yull pun berbalik lagi. "Apa lagi kehed?"

"By the way, Lo asli cantik banget malam ini." Setelah itu Alza berbalik dan melanjutkan langkahnya kembali menuju teman-temannya.

Dimana disaat Alza mengatakan bahwa dirinya cantik. Banget malah. Tanpa sadar Yull mengukir sebuah senyuman dibibirnya. Semburat merah muda terlukis dipipi chubbynya.

Lamat-lamat senyuman itu menjadilan sebuah kekehan. Tanda betapa senangnya sahabat terkasihnya itu menyebut dirinya cantik pada malam hari ini.



FRIENDZONE



"Eh pr matematika pada udahan belum?" Tanya Will.

"Ih elo! Masih sempet-sempetnya mikirin pr." Kata Yull sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tau nih sarimin." Sambung Mell.

"Ish, apa sih tukiyem."

"Mending lupakan sejenaklah tugas yang pada bikin mumet. Kan sekarang mending kita enjoy dulu, yee kan? yee ga?"

"Yeyey. So pasti."

"Hadirin yang berbahagia di pesta ulang tahun Alza Febrian Ananta. Saatnya kita buka kado spesial." Ucap Dilon, sang pembawa acara di ulang tahunnya Alza. Kemudian disambut dengan tepukan tangan yang meriah.

"Wah guys, udah mulai mau buka kado spesial tuh."

"Yaudah yuk. Kita kesana."

"Yuk."

"Sebelumnya terimakasih atas kunjungan kalian dan kado yang teman-teman sekalian. Sungguh membuat gue terharu pada malam kali ini, " kata Alza sambil tersenyum. "Pertama-tama saya akan memilih kado yang ini dari banyaknya kado yang ada." Alza mengambil kado yang sudah dipisahkan. Kado terspesial dari yang spesial. Entah kenapa kado terlihat menarik dimata Alza. Jadilah Alza memilih kado tersebut. Kado berwarna biru mudah polkadot dan dihiasi pita biru dongker.

Saat Alza sudah membuka kado tersebut. Ternyata ada lagi sekotak kado kecil. Hingga mata Yull terbelalak menatap isi dalam kado tersebut. Bukan hanya Yull, Mell dan Will pun ikut terkejut.

"Itu...., " Yull menatap kedua sahabatnya bergantian. "Surat itu!" Pekiknya namun pelan.

"Sumpah bukan gue!" Tukas Will.

"Sumpah gue engga pernah ngejailin lo sekejam itu, Yull." Suara Mell begitu antusias. Pertanda bahwa memang bukanlah dia yang melakukannya.

"Tapi....tapi, " Yull menggigit bibir bawahnya. Ia mulai dilanda gelisah luar biasa. Alza sudah membuka kertas kado itu dan hampir saja membukanya."cuma kita bertiga kan yang tahu?"

"Tapi sumpah-sumpah, tadi gue udah ganti kadonya sama yang isinya jam tangan."

"Tapi kenapa bisa ke ganti?" Kata Mell bingung.

"Terus gimana dong?" Yull semakin menggigit bibir bawahnya dengan kencang. Ia tidak peduli denga rasa nyeri. Kali ini ia bener-bener gelisah. Ia takut Alza tahu tentang isi surat itu.

"Surat?" Tiba-tiba Alza berucap. Membuat Yull, Will dan Mell menoleh.

Dengan perlahan Alza mulai membuka lipatan surat tersebut dan membaca isi surat tersebut. Dari situ Alza agak terhenyak saat membaca isi surat tersebut.

Dan dari situ pun, Yullinda merasa kalau riwayatnya sudah tamat detik ini juga.











FriendzoneOù les histoires vivent. Découvrez maintenant