Friendzone 35 ~ Cantik itu relatif

8.9K 270 4
                                    


ketika kau disampingku berdebar rasa dihatiku
diriku tersipu malu karna dirimu

- Mine -
Petra Sihombing





***

Cantik itu relatif. Setiap wanita mempunyai sejuta pesona tersendiri.

****

👫 F R I E N D Z O N E 👫


"Wohohohoho!"

Yullinda berseru sembari melompat-lompat tinggi diatas kasurnya. Demi neptunus kecebur empang, hari ini rasanya begitu senang sekali. Yullinda tidak henti-hentinya melompat-lompat. Sampai-sampai kasur yang ia lompat-lompati hampir ambruk. Bantal, guling, Yullinda lempar-lemparkan sampai berserakan di lantai. Sprei kasurnya sudah tak berbentuk rapih lagi. Yullinda memakai jaket yang Alza pinjamkan. Kemudian dilanjut lagi lompat-lompat dikasurnya. Padahal, jaketnya baru saja dicuci dengan hasil jerih payahnya sendiri. Yullinda memeluk dirinya sendiri seraya kehangatannya adalah pelukan dari sahabatnya. Tak henti-hentinya suara ketawa-ketawa dan senyum-senyum sendiri terlukis di bibirnya.

Pletek!

Kaki Yullinda sepertinya sudah mulai melemas. Hingga jempolnya terlipat. Tetapi....Walaupun tubuh Yullinda sudah bercucuran keringat, Yullinda tetap bersemangat lompat-lompat. Namanya tubuh kalau dipaksakan tidak akan baik bila melakukan suatu pekerjaan pun. Akibatnya, bokong Yullinda meluncur ke kasur.

"Anjir jempol kaki gue! Kampret banget emang!" Yullinda mengerang memegangi jempol kakinya yang sakit sambil ngos-ngossan.

"Linda! Kamu kenapa, Nak?" Terdengar dari arah suara pintu. Suara Lissa yang khawatir mendengar anaknya berteriak sampai terdengar di bawah.

"Gapapa, mah." Jawab Yullinda.

Beberapa detik kemudian Yullinda kembali berteriak. "Mamaaaa!!" Lissa langsung membuka pintunya.

"Yullinda! Ada apa sayang?!" Lissan langsung membuka pintu. "Kamu terluka?! Kamu kenapa, nak? Bilang sama mama?" Tanya Lissa khawatir pada anaknya yang terlihat lesu di kasur. Lissa mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar anaknya. "Astagaa! Ini kenapa kamar kamu? Udah kaya kontainer ambruk berkeping-keping, ck....ck. ?"

"Ma....sini, " Yullinda memelas menyuruh mamanya menghampirinya. Kemudian Lissa segera menghampiri anaknya dengan setengah berlari. "Maah.... jempol Yull lemes. Tadi meletek. Bunyinya tek." Yull memperlihatkan jempol kakinya ke arah mamanya dan digerakkan-gerakkan.

Lissa mendesah. "Ah, kamu ini. Mama kira kamu kenapa tadi teriak-teriak? Mama hampir sport jantung loh dengernya. Eh, kamu malah bercandain mama, " Cecar Lissa. "Terus ini kenapa lagi kamar? Jangan karena kamu lagi patah hati karena sahabatmu dan kemudian kamarmu jadi pelampiasan? Astaga....Yull! Move on dong, Move on! Masih banyak makhluk spesies sperma di muka bumi ini!"

" Dih, apaan sih mamah. Gaje." Kata Yullinda menatap dongkol mamanya. "Mah, akutu lagi seneng tau. Ya....jadi kamarnya indah kan, mah?" Cengir Yullinda.

"Indah ndasmu. Pokoknya mama engga mau tahu. Be.re.sin kamarnya sampai rapih dan kinclong. Kamu ini perempuan, Linda. Harus bisa rapih dan disiplin. Bagaimana nanti kamu kalau punya suami kelak? Kamu harus bisa jadi perempuan yang...."

Yullinda mendorong Lissa keluar. "Iya, mah, iya. Udah yah, Yull mau beresin kamar sampai kin.clong."

Yullinda kadang jera dengar ocehan mamanya, yang ujung-ujungnya pasti bahasnya ke arah situ. Hello....Masih remaja itu masih waktunya menikmati masa remaja. Dan masa dewasa, akan tiba saatnya nanti dan barulah memikir tetek bengek apa yang dikatakan mamanya.

FriendzoneOù les histoires vivent. Découvrez maintenant