TiWo Series - Ratapan Runti

253 14 0
                                    

Malam sepi ku sendiri

Duduk di pohon rambutan

Ku menanti Safrudin

Yang belum mati

....

Tanpa kaki

Kelelawar

Angin

Dan bulan purnama

Ku biarkan

Rambutku

Terurai

....

Kapan mati ?

Oh Safrudin

Biar kita jumpa lagi

Ayo mati

Bunuh diri

Agar kita kembali lagi

Seperti dulu

....

Jreng jreng jreng.....

"Gimana Wo ? "

"Suaraku mantap kan?"

Runti terkikih geli, memeluk erat gitar akustik yang dawainya sisa dua itu. Membuyarkan lamunanku yang terhanyut balada berjudul 'Ratapan Runti'. Aku terbawa suasana, perasaan ku jadi sendu dan melankolis memikirkan kisah cinta sahabatku itu.

"Oh, Makoto Shinkai kapan kau akan membuat film tentang kisah LDR beda dimensi ini? Aku yakin popularitasnya akan mengalahkan 'Your Name', yang film nya ramai jadi bahan perbincangan mahasiswa kurang kegiatan di asrama ini." 

Begitulah kira kira ratapan yang ku gumamkan dalam setiap alunan melodi dan isak tangis Runti, akibat terlalu menghayati lirik yang ia nyanyikan.

"Runti, kamu pengen bisa ngobrol sama Safrudin gak?" pertanyaan ku barusan membuat ia melepaskan gitar dari pelukannya, dengan mata berkaca kaca mengeluarkan cairan berwarna merah pekat ia menatapku.

"Sungguh-sungguhkah perkataan mu barusan, wahai sahabat karibku?" tangannya saling mengamit di depan dada.

"Udah deh, dramanya besok aja kalau udah ketemu Saprul!" canda ku

"SAFRUDIN!!!" Runti berteriak, lengking suaranya membuat telingaku sakit.

"iya, iya... Safrudin bin Ghazali" Aku tertawa setengah puas.

"Terus gimana caranya, biar aku bisa ngobrol sama A'a Safrudin?" Ia bertanya.

 Sebenarnya aku hampir mengeluarkan isi perutku, melihat tingkahnya yang ganjen, kerling mata dan tangan yang mengelus manja rambut ijuk miliknya benar benar membuatku merasa mual.

Krik .. krik... krik.. suara jangkrik mendominasi keheningan yang secara ajaib muncul.

"RUWO!!!" Ia membelalakkan kedua bola matanya, menatapku penuh emosi.

"Sini deh aku bisikin" aku meminta Runti untuk mendekat.

Hal selanjutnya yang terdengar, adalah lirih tawa bahagianya menggema seantero bangunan asrama.





(Author Note )

Sebenarnya ini adalah cerita pertama dari balada Runti dan Ruwo dalam TiWo Series, entah kenapa saya dapat ilham untuk menerbitkan cerita lanjutan dari kisah di part ini sebagai postingan pertama Tiwo Series.

Nah para pembaca yang mungkin tidak tertawa, silahkan membaca part berjudul 'First Timer' yang telah di terbitkan beberapa minggu sebelumnya, untuk mengetahui apa rencana Ruwo yang dibisikkan kepada Runti.

Terimakasih!!!"


KAMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang