Koala and Her Story [TERBIT]

Mr. Wrinkled Brain Vs Lucifer

"You know nothing."

-Someone, who's quiet–

≠≠≠≠

"Apa-apaan sih Bar? Lepas nggak?!

Bar! Kamu bisa baik-baik! Au!"

"Gue nggak nyangka ya sama lo Kan."

"Aku harus bilang berapa kali sih Bar, aku nggak sengaja!"

"Gue nggak bego. Gue punya mata, Kan!"

"Oke, terus kalau aku sengaja kamu mau apa? Kamu mau aku minta maaf kayak dulu lagi sama Koala? Fine, aku bakal minta maaf sama dia. Selesai kan?"

"Hh ... Lo emang nggak pernah berubah,"

"Iya aku emang nggak pernah berubah. Tapi kamu yang berubah! Ini semua nggak fair buat aku!"

" ... ?"

"Kenapa sih kamu sama Koala yang baru aja kenal itu bisa lebih ... dan aku yang udah dari dulu masih gini-gini aja?"

"Maksud lo apa sih Kan?"

"Kamu ngerti apa maksudku."

"Gue nggak ngerti. Lagian ini semua berawal dari lo. Kenapa lo yang susah?"

"Huh?! Oke ... aku emang yang susah, mikirin masalah ini sendirian. tapi yang ngawalin ini bukan aku! Tapi Aldan!"

DYARR!

"Iya, tapi karena lo!"
____________

Kutaruh kepalaku ke meja dan kukompres keningku dengan tisu basah. Tak enak juga jika berlama-lama di UKS, saat semua sedang asyik menikmati istirahat. Teman-temanku juga barusan sudah mengganti bajunya dari baju olah raga menjadi baju OSIS. Cuma aku saja yang belum karena faktor lazy to move atau bahasa Ejaan Yang Tak Disempurnakannya mager.

Tak sengaja mataku ini mengedar pandang ke tempat duduk Kania. Benar apa yang dibilang Kome. Sampai sekarang saja matanya masih seperti habis disengat lebah. Oke, itu berlebihan. Walau matanya seperti itu, kecantikannya tetap tak bisa terdelete dari dirinya. Malahan membuat ia seperti gadis rapuh yang membuat semua cowok ingin memeluknya. Oke, aku mulai berlebihan lagi.

Seketika mata Kania langsung menabrak mataku yang masih menelusuri paras eksotisnya. Ia menyipitkan mata tak suka padaku. Aku langsung mengedarkan pandang ke arah lain agak kikuk.