Yay or Nay?

15.3K 1.1K 194
                                    

"Nggak ada yang namanya suka sama orang itu nggak tergila-gila

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nggak ada yang namanya suka sama orang itu nggak tergila-gila.

Cuma seberapa pintar orang itu bisa nyembunyiin dan seberapa bego orang yang ditaksir."

–Someone, who's quiet–

≠≠≠≠

"Lo nggak pa-pa kan?" tanya seorang cowok sambil memiringkan tubuhnya agar bisa menatap wajahku yang sejak tadi tenggelam sedasar-dasarnya di punggung Bara.

Mataku memicing dan melihat ke sekitar untuk meyainkan bahwa gerombolan kakak kelas itu telah pergi tanpa kegaduhan yang sempat kuprediksi akan terjadi, setelah mendapatkan teguran dari cowok yang sedang menatapku ini.

Saat mataku terhenti dan mendapati tatapan Bara yang sentimentil ke arahku, sontak membuatku sadar dan secara kontan segera menjauhkan tubuhku dari punggungnya.

"Nggak pa-pa kok," jawabku sambil menyengir kikuk.

Setelah memastikan bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja, cowok itu lalu mengangguk-angguk dan tersenyum kepadaku hingga lesung pipitnya terukir.

"Sori buat temen-temen gue," ujarnya setelah memusatkan perhatiannya ke Bara. Aku kenal kakak ini. Ia adalah Kak Genta, mantan Ketua OSIS sekolah kami tahun lalu yang dikenal sangat ramah namun tegas dalam hal memimpin.

"Tapi saran gue, kalo ngomong sama yang lebih tua seenggaknya sopan dikit." jelasnya dengan penekanan namun diakhiri dengan senyuman. Pantas semua orang segan dengannya, bisa dilihat dari cara penuturannya yang tajam namun tetap memperlihatkan sisi lembutnya.

Tanpa perlu menunggu jawaban Bara-yang aku yakin Bara juga tak akan menjawabnya walau Kak Genta menunggu-, ia langsung berbalik dan beranjak pergi namun beberapa detik selanjutnya ia berhenti dan menatapku kembali.

"Lo yang namanya Kumala kan?" tanya Kak Genta kepadaku.

Aku terlihat gagap dan tak tanggap dengan pertanyaannya. Bagaimana aku tak kikuk, jika orang yang ada di hadapanku ini adalah seorang kakak kelas yang menjabat sebagai mantan ketos, serta merupakan tokoh yang cukup terkenal dikalangan para stalker cogan di sekolah. Sehingga aku masih merasa gandrung ketika ada orang beridentitas sempurna seperti dia mengetahui namaku.

Karena aku tak juga menjawab, Kak Genta langsung melirik ke arah badge seragamku "oh, jadi nama panjang lo Kumala Aruna," gumamnya kembali membiarkan dekik pipinya muncul.

"Gue pastiin kita bakal ketemu lagi minggu depan. So, see ya next week, Kumala," ucapnya tersenyum simpul, dan mulai melangkah pergi.

Aku tak mengerti apakah semua cowok cakep itu selalu memiliki sifat misterius atau bagaimana, perasaan semua cowok cakep yang akhir-akhir ini berinteraksi denganku selalu menyodorkan clue-clue yang tak jarang membuat ubun-ubunku berasap. Atau mereka memiliki suatu perjanjian dengan kalangan cowok cakep lainnya untuk memiliki sifat itu? fuuuh berinteraksi dengan mereka sangat melelahkan.

Koala and Her Story [TERBIT]Where stories live. Discover now