1. Anniversary Battle of Hogwarts

6.4K 389 25
                                    

Fanfiction Dramione pertama Anne yang sudah pernah post di Fanfiction dot net. Semoga senang, ya. 

Happy reading!

****

Gemuruh tepuk tangan beradu dengan isakan tangis para tamu dalam peringatan 2 Mei hari ini, Battle of Hogwarts. Harry mengakhiri pidatonya dengan kalimat penuh daya tarik. Seluruh penyihir yang pernah menjadi saksi betapa beratnya hidup ketika sang raja kegelapan murka, bergetar hebat mendengar Harry berkisah tentang masa-masa kelam itu. Tidak sampai satu jam, Harry turun mimbar dan kembali ke tempat duduknya. Si kecil Lily berteriak meminta ayahnya untuk mendekat dan menggendongnya.

"Kasihan Harry, sudah langsung dimintai gendong begitu."

"Memangnya Lily kenapa? Aku perhatikan dari tadi dia menangis terus bersama Ginny," Draco menoleh pada sang istri di sisinya.

"Sakit," kata Hermione lirih, "tadi aku sempat gendong sebentar, badannya hangat. Dari ketiga anak Harry, Lily yang paling tidak mau lepas dari Harry setiap sakit. Kalau sudah begitu, Harry suka direpotkan. Kemarin saja dia lari keluar dari Kementerian. Aku kira ada penyerangan dadakan, eh, ternyata dia dihubungi Ginny kalau Lily rewel dan tidak mau apa-apa kalau tidak sama ayahnya!" kata Hermione sambil tertawa.

Bersama Scorpius, putra Hermione dan Draco, mereka menghadiri peringatan battle tahunan itu bersama. Tahun lalu, Scorpius tidak diajak karena memilih ikut bersama nenek dan kakeknya di Australia. Anak laki-laki berusa tiga tahun itu bersandar malas di pelukan ibunya.

"Mum tak datang lagi?" tanya Hermione membicarakan sang mertua. Tangannya mengusap-usap pelan rambut pirang Scorpius, duplikat Draco.

Draco menggeleng pelan. "Mum masih belum mau. Ia merasa bukan siapa-siapa dalam perang itu. Bagi Mum, 2 Mei adalah waktu yang tepat untuk ia bisa berlama-lama di makam Dad tanpa ada penyihir lain yang melihatnya. Kau tahu, kan, kami dulu siapa—"

"Ya, aku tahu." Hermione memotong cepat. Draco mulai mengungkit tentang masa lalunya. Masa lalu buruk yang menghantuinya hingga kini. "Maafkan aku, Draco. Aku mohon jangan ungkit lagi masalah ini. Aku melihatmu sekarang. Dirimu yang sekarang. Suamiku dan ayah dari putraku."

Sejak pagi, Draco sebenarnya enggan untuk berangkat menghadiri undangan resmi dari Hogwarts. Ia merasa tak diundang karena nama yang tertera dalam surat adalah nama Hermione. sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia memang masuk dalam sejarah sihir, namanya.. Draco Malfoy, dikenal dalam sejarah perang besar belasan tahun lalu. Tapi bukan sebagai pahlawan. Ia masuk dalam koloni musuh. Berdiri di belakang sang raja kegelapan. Apapun alasannya, Draco yang dulu sangatlah buruk.

"Kini kau suamiku, dan kau bukan seorang musuh yang harus di jauhi," protes Hermione beberapa menit sebelum mereka berangkat.

Kamar Draco dan Hermione terasa dingin begitu masalah undangan itu diungkit Draco sebagai alasannya untuk ia tidak ikut berangkat. "Aku mantan pelahap maut. Aku melarikan diri ketika Potter mengalahkan Voldemort dan aku adalah.. pecundang di mata Ronald Weasley."

"Berhenti menyebut namanya di hadapanku dengan cara seperti itu, Draco Malfoy. Dia masa laluku."

Hermione menunduk. Ia melihat Draco tampak murung sementara acara peringatan battle masih terus berlanjut. Mereka duduk berdampingan tanpa kata. Sesekali hanya keluar untuk menimpali pertanyaan Scorpius yang kritis menanyakan ini itu. Anak itu pun rupanya bosan.

Acara selesai dua jam kemudian. Para undangan yang sebagian besar adalah mantan pejuang dan keluarga siswa Hogwarts pada masa itu memenuhi lorong-lorong siap meninggalkan Hogwarts. Sebagian dari mereka tampak asik bercengrama dan meladeni pertanyaan para wartawan. Tampak Neville dan Minerva sebagai perwakilan Hogwarts begitu juga Harry, Luna, Seamus terlihat dikerubungi beberapa pewarta.

I Wont You to Need Me (Dramione)Where stories live. Discover now