26. Pengakuan Jujur Sang Bocah

2.7K 52 2
                                    

Tentu saja Siangkoan Lin Lie jadi girang bukan main, karena persengketaannya dengan pihak Pek-liong-kauw telah dapat diselesaikan oleh Yo Him. Hanya saja yang membuatnya agak heran, mengapa Yo Him mengakui dia pernah paman. Dan mereka semua telah kembali makan pula.

Kali ini Song Lu Wuan telah memperlakukan mereka dengan sikap yang manis. Malah In-lap Siansu telah bercakap-cakap akrab sekali dengan Song Lu Wuan dan beberapa orang gagah yang berada di kapal tersebut! Banyak persoalan rimba persilatan yang telah mereka bicarakan termasuk akan ancaman dari pasukan tentara perang Mongolia.

„Memang banyak orang gagah yang menuduh kami bekerja sama dan takluk kepada bangsa Mongolia, tetapi sesungguhnya kami sebaliknya tengah bekerja keras untuk membongkar tipu licik bangga Mongolia itu!" menjelaskan Song Lu Wuan akhirnya.

„Kami mendengar bahwa bangsa Mongolia telah mulai mempersiapkan pasukannya untuk menerjang masuk ke daratan Tiong-goan lagi, bahkan Kublai Khan, Kaisar Mongolia sekarang, adik Kaisar Mangu yang binasa di tangan Sin-tiauw Tayhiap Yo Ko telah perintahkan beberapa orang kepercayaannya dan jago-jagonya untuk menyelusup ke daratan Tiong-goan, guna mencelakai jago-jago di daratan Tiong-goan. Peristiwa itu terjadi delapan tahun yang lalu, perbuatan busuk mereka mulai diketahui. Kami sayangnya agak terlambat mendengar berita itu. Karena baru empat tahun yang lalu kami mendengar kejadian seperti itu. Maka Kauw-cu (ketua) kami telah perintahkan beberapa orang-orang kami untuk pergi ke Mongolia guna melakukan penyelidikan. Jika memang apa yang kami dengar itu benar dan juga ada bukti-buktinya kami akan mengerahkan orang-orang pandai kami untuk pergi ke Mongolia untuk membinasakan Kublai Khan. Dengan terbunuhnya Kaisar itu, tentu ancaman dapat dilenyapkan! Tetapi siapa sangka, pengiriman orang-orang gagah kami ke Mongolia itu telah bocor entah bagaimana caranya, banyak orang gagah di daratan Tiong-goan yang telah mendergar hal itu, sehingga mereka menduga bahwa kami ini telah berkhianat dan bekerja sama dengan pihak Mongol, mereka jadi mencurigai kami, termasuk Siangkoan Lin Lie Tayhiap ini!"

Siangkoan Lin Lie cepat-cepat menjura dan meminta maaf. Begitu juga Song Lu Wuan telah membalas hormat orang she Siangkoan tersebut.

In-lap Siansu baru mengerti mengapa telah terjadi persengketaan antara Siangkoan Lin Lie dengan pihak Pek-liong-kauw. Hweshio tua tersebut jadi mengangguk-anggukan kepalanya.

„Dan di pusat, kami telah mengatur persiapan untuk melakukan pekerjaan besar, untuk membela tanah air!" Song Lu Wuan telah melanjutkan ceritanya lagi. „Tidak kami sangka justeru Sin-tiauw Tayhiap Yo Ko telah berkunjung datang bersama beberapa orang pendekar besar lainnya, termasuk Kwee Ceng Tayhiap, It-teng Taysu, Ciu Pek Thong, Loo Boan Tong dan Oey Yong Lihiap.....! Hanya yang kami sayangkan, justru kami tidak memiliki rejeki besar, dimana Yo Hujien, yaitu Liehiap Siauw Liong Lie tidak ikut hadir!"

Mendengar orang she Song itu bercerita sampai disini, hati Yo Him jadi tergoncang. Begitu juga dengan In-lap Siansu, hatinya jadi kaget bukan main.

Dengan berlayarnya kapal Pek-liong-kauw ini, mereka tengah menuju ke markas besar dari kumpulan Itu. Dan jika memang mereka tiba di markas besar dari perkumpulan itu, bukankah berarti rahasia mereka akan terbongkar? Bukankah disana tengah berkumpul Yo Ko dan jago besar lainnya? Yo Him jadi gugup sendirinya, hampir saja sumpit di tangannya terlepas.

Song Lu Wuan yang matanya awas, telah dapat melihat kegugupan yang dialami Yo Him.

„Kenapa kau Siauw Kiesu?" tanyanya dengan berkuatir sekali, karena dia menduga Yo Him mabok akibat menumpang kapal air ini.

Yo Him cepat-cepat menggelengkan kepalanya sebagai anak yang cerdas segera juga dia bisa memberikan jawabannya.

„Tidak apa-apa, tidak apa-apa..... aku hanya girang mendengar ayah telah berada disana, tentu tidak lama lagi kami ayah dan anak bisa bertemu!"

Rajawali Sakti dari Langit Selatan (Sin Tiauw Thian Lam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang