2 - A simple hello could lead to million things

3.8K 497 17
                                    


A simple hello could lead to million things

-Unknown

Gita's plan for Today

07:20 - 11:00 - Method in Language and Social Research

11:00 - 12:00 - Perpustakaan : Mengumpulkan bahan untuk proposal & perpanjangan buku.

12:00 - 13:00 - Makan siang & Print tugas English for Professional

13:20 - 15:00 - English for Professional

15:00 - 16:30 - Cuci Baju & Siap-siap ke tempat kerja.

16:30 - 17:00 - Berangkat

17:00 - 21:00 - Kerja

21:00 - 21:30 - Pulang ke kos + beli makan di jalan

21:30 - 22:00 - Mandi dan bersih-bersih

22:00 - 00:00 - Cicil tugas Studies in Modern Literature

Gita memandangi catatan di agendanya sekali lagi sebelum menutup dan memasukkannya ke dalam tas selempang sambil menguap. 

Ini adalah kali ketiga Gita menguap hari ini. Dua kali saat mengikuti kuliah Research Method dan kini saat ia melintasi pelataran kampus seorang diri.

Bergadang untuk menyelesaikan paper membuatnya merindukan tempat tidur sepanjang hari. 

Teman-teman sekelasnya sudah berhamburan keluar dari gedung kampus paling tua universitas mereka tidak lama setelah jam kuliah berakhir. Berbeda dengan Gita yang harus mengumpulkan tenaga untuk kemungkinan adu debat dengan penghuni ruangan yang sedang ia tuju.

Gita melirik jam pada pergelangan tangannya. Pukul setengah dua belas siang. Ia sudah kehilangan tiga puluh menit karena dosen tiba-tiba saja memberikan tugas kelompok yang membuat seisi kelas ricuh mencari teman sekelompok.

Sejak jam kuliah berakhir tadi, Gita tidak henti-hentinya berdoa bahwa kali ini Ibu Lina yang sedang bertugas, bukannya bapak-bapak berkacamata longgar yang ketusnya bukan main. 

Harapan Gita pupus saat ia mendorong pintu masuk dan menemukan kepala hampir plontos yang tengah duduk di balik kubikel.

Nyalinya mendadak ciut. Gita memutuskan untuk keluar ruangan penuh buku itu dan kembali menuruni tangga menuju lantai dasar. 

Mau tidak mau Gita perlu melakukan aksi pembajakan singkat dengan memfotokopi tiga perempat isi buku sebelum mengucapkan selamat tinggal kepada buku-buku original dalam dekapannya.

"Kukira aku sudah terlambat."

Seruan seseorang membuat Gita berbalik dan secepat itu ia mengerti bahwa hari ini mungkin bukanlah hari terbaiknya. 

Si pemuda berponi aneh tengah melempar senyum ke arahnya sambil bergerak cepat menuruni tangga.

Hanya si pemuda dan pikiran anehnya yang mengerti apa maksud dari kata terlambat yang baru saja diucapkan pemuda itu. Seolah mereka memang mempunyai janji temu.

"Hari ini buku-buku itu harus dikembalikan, kan?" ucap si pemuda aneh di balik punggung Gita.

Mengingat daftar kegiatannya hari ini, Gita memutuskan untuk tidak menghiraukan keberadaan si pemuda dan melanjutkan langkah melintasi pelataran kampus. Ia tidak bisa membuang lebih banyak waktu lagi.

"Kamu sepertinya memang suka tidakmenghiraukan orang ya?" tanya pemuda itu sambil mulai berjalan di sisi Gita. Samar-samar aroma tembakau mulai mengganggu indra penciuman Gita.

Side by Side [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now