6 - Big or small, lies are lies

2.3K 411 4
                                    

Big or small, lies are lies.

-unknown

Gita

Gita's To Do List:

- Quiz Phonology

- Mandi!

Gita menarik napas kemudian menghempaskannya perlahan. Ia masih berusaha mengatur deru napasnya setelah berlari masuk ke kampus dan naik ke lantai dua menggunakan tangga. 

Lorong-lorong ruang kelas sunyi senyap. Hal yang wajar mengingat jam kuliah shift dua sudah dimulai dua puluh menit yang lalu.

Setelah meyakinkan diri bahwa ia masih memiliki sepuluh menit sebelum dianggap absen, Gita mendorong pintu kelas, menimbulkan derit yang terasa begitu memekakkan telinga. 

Gita menundukkan kepala sebagai bentuk permohonan maaf tidak terucap kepada Bu Vivi, dosen Phonology, yang menghentikan kegiatan menulis di papan tulis untuk menatapnya sekilas.

Sedalam apa pun Gita merogoh tas selempangnya, ia tidak juga menemukan untaian tali name tag berisi kartu mahasiswa miliknya. Tidak tahan dengan semua tatapan yang masih terasa tertuju kepadanya, Gita memutuskan untuk menjauh dari mesin tapping dan buru-buru mengambil tempat di barisan paling belakang.

Quiz merupakan alasan utama mengapa kelas Phonology penuh di setiap sudutnya. Alasan itu juga yang membuat Gita bersikeras berada di kelas ini tanpa memedulikan kenyataan bahwa ia mengenakan sweter sama dengan yang dikenakannya sejak kemarin.

Kacau. Yang menyambut Gita pagi ini adalah kekacauan hebat. Ia terbangun di tempat asing dengan rasa pegal di punggungnya. Lehernya juga terasa kaku meski Gita menemukan bantal sofa yang menopang kepalanya semalaman.

Gita ingat ia tengah memeriksa outbox email-nya semalam. Rasa kantuk serta hawa dingin yang menenangkan membuat Gita memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak saja. Namun siapa sangka bahwa dirinya benar-benar terlelap dan baru bangun pukul sembilan pagi.

Samar-samar Gita ingat melihat Rama keluar dari ruangan lain dengan mata yang masih setengah terpejam saat Gita dengan tergesa-gesa memasukkan semua barang miliknya ke dalam tas selempangnya. Pemuda itu menyarankan Gita untuk membasuh wajah dan Gita mengikuti saran itu sebelum akhirnya melesat pergi. 

Alhasil sekarang Gita tengah duduk mengikuti perkuliahan dengan bagian atas sweter yang sedikit basah dan beberapa anak rambut di sekitar wajahnya bernasib sama.

Ibu Vivi meminta seisi kelas untuk mengerjakan tugas pada textbook sebelum quiz diberikan dan saat itu Gita kembali menyadari bahwa benda itu kembali tertinggal di apartemen Rama. Kacau. Hari ini benar-benar hari yang kacau untuk Gita.

**

Setelah menyelesaikan dua puluh soal pilihan ganda serta tiga puluh isian, perkuliahan hari ini menemui titik akhir. Rekan-rekan sekelasnya berebutan untuk keluar dari kelas. 

Gita memutuskan untuk menunggu hingga kelas kosong sehingga ia bisa bebas bergerak tanpa perlu mengkhawatirkan seseorang mencium bau badannya. Pemikiran akan kemungkinan itu membuatnya mendadak mual.

Dari kerumunan di pintu keluar, orang pertama dilihat Gita pagi ini kembali muncul dalam pandangan. Rama, dengan kaus hitam dan celana jeans belelnya, melambai ke arah Gita sambil mengacungkan name tag milik Gita dan juga buku pada tangan kanannya.

Beberapa mahasiswa yang masih berada di kelas menatap Rama kemudian Gita secara bergantian. 

Gita melihat Jessica di antaranya. Gadis angkuh itu pasti sadar bahwa pakaian Gita masih sama dengan yang dikenakannya semalam. Diserbu rasa panik, Gita segera berlari ke arah Rama kemudian mendorong pemuda itu keluar dari ruang kelas bersamanya secepat mungkin.

Side by Side [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now