Part 128

1.1K 42 0
                                    

"ade, kok lo disini? gak kuliah lo?" tanya kak iren saat melihat gue sedang membuka gerbang rumah.

"libur" jawab gue. lalu nyengir lebar "kak.. gue mau cerita"

"cerita apaa?"

"sini..."

gue menarik ke iren masuk ke dalam kamar ketika emak gue sedang menonton tv di ruang keluarga

"ade, kamu ga kuliah?" tanya emak gue

"libur mah" ucap gue yang berlalu memasuki kamar

kita sudah berada di dalam kamar. gue mengunci rapat pintu kamar. kak iren duduk di tepian tempat tidur. gue melempar tas dengan asal. kemudian duduk disebelahnya.

"lo mau cerita apa?

"kak, lo tau dita kan?"

"dita anaknya tante fitri?"

"iya, nah sekarang lo tau anne kan?"

"anne? temen sekolah lo?"

"iya"

"trus kenapa?"

"lo masih inget soal 'kawin gantung' antara gue dengan dita kan?"

kak iren menggangguk

"kira kira itu bisa dibatalin ga?"

kak iren diam sejenak. memandang gue dengan penuh tanya.

"emang kenapa?"

"anne marah sama gue saat dia tau kejadian ini, kak"

"apa hubungannya? anne pacar lo?"

"bukan sih.."

"lalu apa masalahnya?"

"masalahnya....." gue mempelankan suara gue. hingga terdengar sangat pelan "gue....cintanya....sama....anne....."

kak iren terdiam sejenak. lalu pecahlah tawanya.

"kok lo malah ketawa sih?"

"ciieeee...cieeee......"

"kak gue serius ah.."

"ciieeeee...ciiieeeeee... tuuuiiiiit...tuuiiittt...."

kampret, nanya ke orang yang salah nih..

"trus lo mau ngebatalin ini demi anne, gitu?"

gue menggangguk mantap

"hmmmm.... cuma masalahnya..." kak iren berbisik pelan di telinga gue "emang anne mau sama lo?" lanjutnya, lalu kembali tertawa lebar

gue mencibir

"kak, ngeselin lo ah... gue serius nih..."

"hahaha...oke..oke....sekarang gue tanya, apa yang membuat lo yakin ingin ngebatalin?"

gue diam dan berpikir sejenak mencari jawaban yang pas.

"karena gue cinta sama anne" jawab gue mantap

"udah? gitu doang?"

"emang harusnya gimana?"

"de, ini keputusan yang penting.. lo pikirin lagi matang matang.." kata kak iren "karena keputusan lo ini menentukan siapa wanita yang akan menjadi pendamping hidup lo. ini tahapnya udah beda, de"

"justru itu kak, gue ingin memilih pendamping hidup gue sesuai dengan keingin gue. makanya gue mau batalin"

"apa yang membuat lo yakin dengan keputusan lo? hanya berdasarkan cinta? kurang, de"

"bukannya cinta modal utama ya untuk membangun suatu hubungan?"

"iya benar. tapi modal cinta doang itu ga cukup. kl di ibaratkan membangun hubungan itu sama dengan membangun sebuah rumah. cinta itu tiang tiang pondasinya. lo masih harus melengkapinya dengan tembok, pintu, jendela, atap, dan lainnya. kl modal lo cuma tiang tiang pondasi, apa bisa lo tinggal di dalam rumah itu?"

"....."

"lo harus mempunyai semua komponen yang lainnya. baru lo bisa membangun rumah itu. dan satu lagi yang ga kalah penting, orang yang membangunnya. kl lo membangun sendiri itu pasti berat banget. lo harus bekerja sama dengan pasangan lo untuk membangunnya."

"....."

"misalnya lo mau membuat tembok, anne punya pasir dan lo punya semen. jadi lo berdua ga perlu lagi harus membeli kedua material itu. cukup lo gabungkan, kemudian lo berdua patungan untuk membeli batu bata dan lo bisa mulai membuat tembok. berbagi dan saling melengkapi, maka tembok yang kalian bangun pasti akan kokoh"

gue speechless. terkadang kak iren membuat jengkel dengan tingkah gilanya, namun terkadang kak iren juga membuat gue kagum dengan pola pikirnya

"trus gue harus gimana dong, kak?"

"apa yang membuat lo cinta sama anne?"

"semua.... semua yang ada pada dirinya."

"sekarang apa yang udah lo lakuin buat anne? kl lo cuma bilang 'gue cinta sama lo' tanpa ada tindakan nyata itu cuma omong kosong. si Dafi (anaknya kak vina yang baru lahir) juga bisa kl cuma ngomong doang"

"emang si dafi udah bisa ngomong?"

kak iren mendengus pelan

"itu cuma perumpamaan" kak iren menjitak gue

"saat anne tau masalah ini, reaksi dia gimana?" lanjutnya

"dia minta gue ngejauhin dia"

"lo yakin anne juga cinta sama lo?"

gue mengangguk

"omongan terakhirnya yang bikin gue yakin"

"......"

"anne marah sama gue kak, bahkan sampe sekarang" lanjut gue "gue udah empat bulan lebih ga tegur sapa sama anne"

"empat bulan? trus, selama empat bulan yang lo lakuin apa?"

"yaa gue terus ngebujuk dia"

"and then?"

gue menggeleng pasrah

"ga ada perubahan sama sekali sama sikapnya"

"waduuh ribet ya.. yaudah kl begini jalan satu satunya lo harus menentukan pilihan, dita atau anne.." kata kak iren "ehh tapi, kl misal.. ini misalkan loh ya... lo udah ngebatalin ini trus anne tetap marah sama lo, gimana?"

"yaaa gue akan terus kejar anne"

"kl anne terus menerus lari dan menghindar dari lo? apa lo ga cape ngejar dia?"

gue diam sejenak. jujur, pertanyaan ini sulit banget gue jawab

"hhmmmm.... cape sih. tapi pasti akan lebih cape saat gue nyari pengganti dia"

"ade gue udah gede ya" kak iren tersenyum sembari mengacak ngacak rambut gue

"intinya gini loh, kak. sekalipun nantinya gue ga bersama anne, seenggak nya gue mau pasangan hidup gue nantinya adalah orang yang benar benar dipilih oleh hati gue. bukan ditentukan oleh tradisi gila macem ini"

kak iren tersenyum puas mendengar perkataan gue. kak iren bangkit dari duduknya. berjalan menuju pintu dan membuka kuncinya.

"nanti gue bantu ngomong ke mamah" ucap kak iren sebelum menutup pintu kamar gue.........

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Where stories live. Discover now