Final Part - 2

1.1K 41 0
                                    

belum habis khayalan gue tentang kertas, kini ingatan gue harus menerawang kembali kebelakang saat gue memandangi sebuah huruf 'E' yang menggantung di hp. gue genggam erat gantungan tersebut dan khayalan gue membawa saat gue berada di DCF, tempat yang pernah gue janjikan. di bawah terpaan sinar bulan dan kerlip bintang, gue, anne dan ratusan orang lainnya berdiri dengan memegang lampion yang siap untuk dinyalakan. satu persatu lampion mulai beterbangan setelah apinya dinyalakan.

"Ne, lepas. ngapain ditahan"

"make a wish" ucapnya dengan mata terpejam

dan dengan bodohnya gue mengikutinya, gue pejamkan mata gue dan mulai membuat permohonan

"ayo lepas, satu... dua.... tiga....." ucapnya. kemudian kami melepas lampion yang daritadi kita pegang.

mata kami masih terpana melihat ke arah lampion baru saja diterbangkan. sebuah lampion yang membawa dua harapan yang gue ga tau harapan itu beda atau sama. namun gue yakini harapan yang diucap oleh anne pasti mempunyai makna tersendiri.

"nte, lo minta apa tadi?" anne memalingkan pandangannya dari lampion. kini dia melihat ke arah gue

"rahasia lah..." gue masih terfokus melihat lampion

"dih.. ga asik banget..."

gue menengok ke arahnya, lalu tertawa pelan

"lo minta apa?" tanya gue

"hhhmmmm..... rahasia..." ucap anne dengan centilnya, lalu menjulurkan lidahnya

gue tertawa pelan sembari mengacak rambutnya

"nte.." anne merogoh saku celana dan mengeluarkan sebuah gantungan. "nih buat lo..."

gue mengambil dari tangannya. gue menatap sebuah gantungan yang sama dengan yang saat ini gue pegang.

"kok 'E'?" tanya gue heran

anne mengeluarkan satu buah gantungan lainnya

"yang 'D' buat gue" sambungnya, lalu tertawa pelan

"beli dimana ne?" tanya gue yang masih menatap gantungan tersebut

"di abang abang tukang kalung yang disana..." anne menunjuk ke arah tempat dia membelinnya.

gue menengok sejenak ke arah yang dia tunjuk. kemudian menengok ke arah anne

"kapan lo belinya?"

"tadi siang, pas kita lagi makan"

gue terdiam mengingat kejadian tadi siang. kita lagi makan disalah satu warung makan. tak jauh dari tempat kita makan memang ada yang jual kalung, gelang, cincin dari baja putih gitu. saat kita lagi makan, anne sempat ijin mau ke toilet. yaa mungkin saat itu juga anne membeli gantungan ini.

"jangan sampe ilang !!" lanjutnya

"kl ilang, gimana?"

"kl sampai ilang, gue jamin kepala lo juga pasti ikut ilang !!"

"boosseettt... galak banget non" kata gue sembari terkikih pelan "kl gitu yang itu juga ga boleh ilang"

"kl ilang?" anne menatap gue dengan centil

"yaudah beli lagi..." jawab gue. dan kami tertawa lebar

"......"

"nte, thanks ya..." anne tersenyum manis. kini tangannya melingkar di pinggang gue. "gue seneng banget loh hari ini...."

dibawah remangnya cahaya dari ribuan lampion yang mulai beterbangan, kami saling berpelukan dalam dinginnya udara malam. gue melihat lagi ke arah lampion. gue tersenyum melihat lampion lampion tersebut.

"hey lampion... terbanglah yang tinggi... bawalah kedua harapan kami, agar harapan harapan kami sampai pada sang pencipta....."

tangan gue masih menggenggam erat gantungan ini. bibir gue tersenyum kelu mengingatnya. perlahan mata gue kembali menetikan air mata dengan derasnya. gue menangis sesenggukan mengingat semua yang telah gue miliki sirna begitu saja hanya karena sebuah tradisi gila. hati gue meraung, terus menerus memaki kenyataan pahit yang gue terima.

"hey lampion sialan pembawa dua harapan.. apa kau tak menyampaikan harapan ku kepada sang pencipta? atau ini lah harapan yang dipinta anne?"

gue masih duduk termenung di dalam kamar. gue pandangi kembali gantungan di hp gue. air mata gue masih terus menetes tanpa henti.. air mata penyesalan yang sangat ga berarti. satu tahun gue mengejarnya. namun gue ga mampu meluluhkannya. bodoh !! bodoh !! bodoh !! kenapa gue begitu bodoh ?

gue meletakan hp di sebelah gue. mengeluarkan selembar kertas dan mulai menulis sebuah ucapan. malam ini, adalah malam ulang tahunnya anne. sama seperti ulang tahun gue, ini adalah tahun kedua gue ga mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung. bagaimana gue mau mengucapkannya secara langsung, anne saja tak mau mendengar omongan gue...........

-Lebih Dari Sekedar No Absen-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang