☆7☆

29 1 0
                                    

Justin Bieber - Sorry



Alexa berjalan menyusuri seluruh koridor kelas 11 bersama Attala. Agenda menyebarkan undangan birthday party nya Attala. Yang Alexa dengar sih Attala sengaja hanya mengundang teman-teman yang pernah sekelas dengan nya di kelas 10 ataupun yang ia kenal. Katanya supaya gak keramaian dan irit. Satu fakta yang Alexa sadari dari sosok Attala; meskipun ia dikatakan anak yang terlahir dengan kehidupan yang mewah, sangat mewah bahkan tapi dia tetap saja tidak mau terlalu menghamburkan uang. Mereka masuk ke kelas Andra. Tadi diluar kelas Attala membagi tugas dengan Alexa. Kalau Alexa memberikan kartu undangan ke Andra dan teman-temannya. Padahal Andra bukan teman sekelasnya, tapi berhubung Alexa kelihatan mulai dekat dengannya. Jadi Attala memutuskan mengundangnya juga.

"Andranya gak ada La."

"Yaudah gue titip sama lo. Nanti kalo ketemu kasih ya."

Alexa hanya membagi ke teman-teman Andra. Sedangkan Andra, entahlah ia sudah mencari ke semua sudut kelas tapi tidak menemukannya. Dia pun memutuskan menyimpan kartu itu, dan akan diberikan ke orangnya nanti. Itupun kalau mereka bertemu.

Mereka selesai menyebarkan undangan. Attala juga sedari tadi komplain mulu karena lapar. Dasar perut gentong!!
Mereka berjalan ke kantin menuruni undakan demi undakan anak tangga. Sampai di koridor lantai satu, Alexa mencegah tangan Attala dan memberi tahunya ia harus mencari Andra dulu di ruang osis. Siapa tahu ada. Ia hanya terlalu malas dititipkan barang terlalu lama.
Ia berjalan beberapa langkah ke arah ruang osis. Dilihatnya tidak terlalu banyak sepatu disana menandakan tidak terlalu banyak orang. Tak mau menerka-nerka Alexa memutar kenop pintu dan melongokkan kepalanya melihat kedalam. Nihil. Yang ia lihat hanya Sisca, Evan, dan Cahaya yang sedang mengisi perut. Sampai tiba-tiba suara bass seseorang menginterupsi Alexa.

"Ngapain kayak gitu? Kayak maling aja."

Sudah tahu. Alexa sangat hapal dengan suaranya, nada ketusnya yang lebih mengarah menjadi menjengkelkan. Siapa lagi kalo bukan Andra. Orang ini kalo dicariin aja, pasti susah didapet. Giliran udah niat gak mau nyari malah nongol. Gak tau diri. Alexa memutar badannya kebelakang. Dilihatnya Andra tengah berdiri menatap intens manik mata Alexa, seakan takut mata itu akan berpaling darinya. Dengan tangan keduanya masuk ke saku celananya. Rambut yang sedikit basah bagian ujungnya. Sudah tau pasti ia habis ibadah. Keren amat ya, sexy gitu kalo abis wudhu.
Alexa menelan salivanya melihat pemandangan nan ciamik dihadapannya. Sampai ia tersadar ketika mendengar suara jentikan jari di hadapannya. Siapa lagi kalau bukan Andra.

"Gue harus nunggu berapa lama lagi, sampe lo jawab omongan gue tadi."

"Eh.. iya ini gue mau kasih ini," jawab Alexa dengan menyerahkan undangan yang ia tarik dari saku roknya.

"Apa ini?"

"Punya mata kan. Bisa baca," ketus Alexa.

"Ck. Biasa aja kali."

Alexa hanya memutar matanya malas. Ia pun langsung mengambil seribu langkah pergi meninggalkan Andra, tapi tertahan lagi lagi Andra meinterupsikannya tapi bukan dengan suara melainkan gerakan tangan. Membuat Alexa mau tak mau menghadap ke Andra. Tapi kali ini ia hanya menatap lurus ke arah leher Andra yang terlihat jakunnya yang sexy. Oke kali ini Alexa mulai kelewatan.

"Mau kemana?"

"Kantin."

"Bareng."

Tak ada jawaban Andra langsung menarik-ralat menyeret lebih tepatnya. Sampai di sebuah meja kantin yang agak didepan. Yang jelas bukan meja kantin yang biasa Alexa tempati bersama para sahabatnya.
Keduanya makan dalam diam. Satu hal yang sangat Alexa benci adalah diam. Seperti ini. Sampai akhirnya Andra bersuara. Mungkin ia juga benci keadaan yang sama.

AlexandraWhere stories live. Discover now