Tiga Belas

28 1 0
                                    

Zedd ft. Alesia Cara - Stay

Mereka sudah ada didalam kerumunan banyak orang di sebuah departemen store sore itu. Suasana cukup ramai membuat Alexa sedikit pusing ditengah hiruk pikuk didalam departemen store tersebut. Farel sesekali melirik kearah Alexa. Hatinya membuncah melihat Alexa berada disisinya saat ini. Sebenarnya sejak ia mengirimkan pesan saat itu dimana ia tahu cewek disampingnya ini sudah terikat dengan orang lain. Masa bodoh. Bilang Farel ambisius, yap memang seperti itu ia sangat ingin memiliki apa yang ia ingin. Segala cara akan ia tempuh mulai dari cara baik-baik atau bahkan mungkin dengan cara yang tidak baik-baik. Selagi ia mau apapun itu tak akan bisa menghalanginya.

Langkah kaki mereka berhenti di depan sebuah toko kado. Sebenarnya alasan dirinya membeli kado bukanlah kebohongan sepenuhnya. Memang betul sepupunya berulang tahun. Dan dengan kebetulan tersebut ia juga sekaligus memanfaatkan keadaan dengan berduaan bersama gadis pujaannya.

"Al, enaknya kasih apa ya?"

"Lo bilang untuk adik sepupu kan. Umur berapa?"

"Lima tahun dibawah kita."

Alexa ber-oh-ria ia mengelilingi semua rak-rak kado disekitarnya. Mencari kado yang cocok. Pandangannya bertumpu pada sebuah kotak musik ukuran sedang warna peach. Ia sangat suka itu. Sebelum melangkah mengambil kotak musik tersebut, lebih dulu ia bertanya pada orang yang saat ini sedang memilah kado dibagian rak boneka tiga meter dari tempatnya berdiri.

"Rel," yang dipanggil menengok kearah suara.

"Adek sepupu lo itu suka kotak musik gak?"

"Emm--"

"Kayaknya sih suka. Gue belum tahu soalnya gue gak pernah kasih seperti itu. Paling sering boneka," lanjutnya setengah berpikir.

"Mungkin lo bisa kasih sesuatu yang beda. Kotak musik itu mungkin," ujar Alexa sambil menunjuk kotak musik warna peach itu yang berada diseberang rak boneka.

"Bener juga ya. Sesekali kasih yang beda. Lagian dia mulai gede masa dikasih boneka mulu."

Farel berjalan menuju kotak musik tersebut. Diikuti Alexa dibelakangnya. Farel mengulur tangan mengambil kotak musik tersebut. Membukanya dan terlihat sepasang bocah laki-laki dan perempuan sedang tertawa dengan kedua tangan yang saling tergenggam. Farel tersenyum dibayangannya justru bocah tersebut adalah dirinya dengan Alexa. Bahagia pasti,pikirnya.

"Rel,"

Sebuah tepukan mendarat di pundak Farel. Farel terkesiap.

"I-iya?"

"Sudah kan? Yuk pulang."

"O-oh iya yuk."

Selesai membayar mereka berdua mulai menyusuri lorong departemen store tersebut. Alexa berhenti di depan sebuah toko musik. Pikirannya tertambat pada Andra. Ia teringat kekasihnya yang menyukai lagu balad saat mereka duduk bersama di mobil saat itu. Kakinya melangkah memasuki toko musik tersebut. Farel memperhatikan Alexa yang berbelok arah.

"Mau ngapain Al?"

"Mau beli sesuatu."

Langkah kaki Alexa berjalan mengelilingi rak-rak cd dengan mata yang terlihat memilah dan bibir yang komat-kamit membaca setiap judul artis. Matanya terpaku pada satu cd penyanyi pria yang kemarin kebetulan ia dengar di dalam mobil Andra. Alexa bukan seorang fanatik lagu balad. Dan ia juga tidak begitu paham. Tapi entah kenapa semenjak dekat- atau lebih tepatnya pacaran- dengan Andra, rasanya ia ingin mulai menyukai apasaja yang disukai pasangannya tersebut. Tangannya terulur mengambil cd lagu tersebut. Setelah berada digengamannya ia berbalik. Menemukan Farel yang tengah menatapnya.

"Kenapa?"

"O-oh enggak. Sudah itu aja?"

"Iya."

"Yaudah yuk kita makan. Gue lapar."

Selesai membayar, keduanya berjalan menuju sebuah restoran masakan jepang yang berada sepuluh meter didepan mereka. Setelah sampai keduanya duduk di meja nomor duabelas dipinggir jendela. Menaruh kantung plastik belanja, sedangkan Farel langsung berjalan menuju kasir memesan makanan tanpa bertanya kapada Alexa. Farel tahu Alexa adalah tipe gadis yang tidak neko-neko, apalagi dalam urusan makanan. Bahkan Farel sudah tahu hampir semua kebiasaan Alexa secara detail. Ternyata hasil mengamati Alexa dari jauh bisa berguna juga seperti hari ini.

Alexa mengeluarkan cd musik dari kantung belanjanya. Ia benar-benar tidak sabar mendengarkan cd itu ditape musik kamarnya. Merapalkan lirik lagunya supaya ia dan Andra dapat bernyanyi bersama. Manis sekali pasti dipikiran Alexa. Alexa teringat bahkan sampai detik ini setelah meminta izin kepada Andra bahwa dirinya ingin pergi dengan Farel, ia belum kembali berkirim pesan dengan Andra. Ia khawatir dengan lelaki itu.

Alexa: andra kamu dimana?

Menunggu beberapa menit dan tak ada balasan dari orang yang dituju. Bahkan sampai Farel kembali tetap tak ada tanda balasan. Alexa gusar menunggu balasan kekasihnya. Ia pun menekan nomor kekasihnya. Tidak diangkat. Alexa semakin gusar dalam duduknya. Rasanya ia ingin cepat kembali kerumah.

______

Alexa makin gusar bahkan setelah ia sampai rumah dua puluh menit yang lalu pesan dirinya tidak dibalas sekalipun bahkan dibacapun tidak. Itu berarti sudah dua jam lebih pesannya diabaikan begitu saja. Alexa menaiki ranjangnya merebahkan tubuhnya yang lelah sekali. Ia menengokan wajahnya kearah nakas yang ada disampingnya menatap sebuah kantung belanjanya tadi sore. Ia bangkit meraih isi dari kantung tersebut. Membawanya kembali ke ranjang. Ia mengambil ponselnya dan memotret cd itu daj dikirim kepada Andra.

Alexa: send a pictures.
Alexa: Aku udah dapet cdnya, gak sabar kita dengerin berdua.
Alexa: Kamu dimana sih?
Alexa: Andra aku serius dalam beberapa menit chat ku gak dibaca. Aku marah.

Alexa berenggut kesal usai mengetikan pesan terakhirnya. Ini aneh bahkan Andra rasanya tidak pernah sekalipun mengabaikan pesannya hingga berjam-jam seperti ini. Ia gusar setengah mati. Sepuluh menit ia tunggu dan hasilnya nihil. Dengan sangat kesal ia mengetikan pesan terakhir sebelum memutuskan tidur dan melupakan Andra yang hari ini cukup membuatnya kesal.

Alexa: Fine. Aku marah sama kamu.

To be continue...

-AlexAndra-

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 30, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

AlexandraWhere stories live. Discover now