10 : "Dont Left Her, Please?"

65.4K 8.9K 580
                                    

I cant promise forever, because forever is hard to believe
But i promise to be by your side for a long long time



***

Hye Jin mendorong kursi roda Michael dan mengajaknya keliling ke taman besar di belakang mansion, karena Michael terus mengeluh kebosanan berdiam diri di kamar.

Sudah 1 minggu Hye Jin tidak pulang ke apartemen Sehun dan memilih tinggal di mansion kakeknya. Ia tidak tega meninggalkan kakek yang sakit sendirian di rumah sebesar ini. Apalagi mengingat keadaan kakek yang baru siuman dari komanya. Ya, Michael baru siuman 3 hari yang lalu setelah 4 hari tidak sadarkan diri.

Michael menghirup udara pagi  dalam-dalam, lalu dipandanginya Hye Jin yang terlihat semakin kurus.

Michael mendesah pelan.

Semua ini karenanya, jika saja ia tidak sakit pasti Hye Jin tidak sekurus ini. Jujur, Michael lebih suka Hye Jin menjadi gadis pembangkang, manja, keras kepala dan arogan seperti biasanya, daripada gadis yang pendiam seperti sekarang.

"Hye, kau semakin kurus. Sungguh, kakek tidak apa-apa. Jangan terlalu dipikirkan, bukankah semua orang akan mati?" ujar Michael santai.

Hye Jin menatap kakeknya tidak suka, "Apa kakek benar-benar ingin mati? Jika kakek mati siapa yang akan merawatku kek? Aku tidak punya siapa-siapa. Tuhan sudah mengambil Mommy dan Daddy, dan sekarang aku tidak akan mengijinkanNya mengambil kakek dariku."

Suara Hye Jin terdengar parau, ia berusaha mati-matian agar tidak menangis lagi.

"Itulah kenapa kakek menikahkanmu dengan Oh Sehun, Hye. Dia akan menjagamu jika kakek pergi," ucapnya sambil menggenggam erat tangan Hye Jin.

Hye Jin menggeleng lemah, hatinya menjerit mengunggkapkan fakta kalau pernikahan mereka hanya berlangsung selama 2 tahun! Tapi, Hye Jin hanya diam. Tidak mungkin ia mengatakan hal itu pada Michael. Hye Jin tidak mau Michael kecewa padanya dan menjadikannya beban pikiran. Lagipula kata dokter, Michael tidak boleh stres.

"Tapi tetap saja yang aku inginkan hanya bersama kakek. Selamanya..." Hye Jin berujar lirih.

Michael terkekeh pelan lalu memeluk cucu satu-satunya dengan sayang. "Manusia tidak bisa hidup semalanya Hye, berapapun uang yang kau punya... Kau tidak akan bisa membeli umur."

Hye Jin mengerucutkan  bibirnya sebal, "Kakek! Bisakah kau tidak membahas umur lagi? Itu benar-benar merusak moodku."

Michael hanya terkekeh melihat wajah kesal cucu kesayangannya. Lalu ia melirik jam digital yang ada di kursi rodanya.

"Kenapa menantuku lama sekali Hye? Coba kau hubungi dia."

Hye Jin memutar bola matanya lalu mengambil iphonenya untuk menelpon Sehun. Sepertinya kekek memiliki hal penting yang harus ia bicarakan pada Sehun. Mengingat sudah lebih dari 10 kali kakek melihat ke arah jam.

"Tidak usah menelpon, aku disini."

Hye Jin menoleh kebelakang, ternyata Sehun baru saja datang lengkap dengan jas dan pakian formalnya. Sepertinya Sehun akan berangkat ke kantor.

"Oh menantuku..." kata kakek senang.

Sehun hanya tersenyum tipis, lalu memeluk Kakek. Diliriknya Hye Jin sebentar tanpa berniat menyapanya.

"Syukurlah kakek terlihat jauh lebih sehat."

Michael mengangguk membenarkan, "Ya, Hye Jin merawatku dengan baik."

Hye Jin hanya tersenyum geli mendengar godaan kakeknya.

"Hem, jadi ada yang ingin kakek bicarakan padaku?" tanya Sehun to the point.

Shopaholic Girl And Mr. Perfect✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang