Satu

44.9K 2K 28
                                    

"Tes tes ehem... Low low cek cek." terdengar suara di speaker lorong. Semua siswa yang mendengarnya langsung menghentikan kegiatannya.

Ting ting ting tung. Tung tung tung tung.

Suara mirip pengumuman kereta itu membuyarkan lamunan seorang siswa.

"Selamat siang. Wahai murid-murid bapak tercinta. Dari yang berkulit hitam hingga kulit merah."

Semua yang mendengarnya pasti sudah mengetahui suara siapa itu.

Bapak Sisto yang mereka biasa panggil pak sista. Karena kelebaiannya untuk berkata-kata itu.

"Guys, seperti yang kalian tahu sekolah sudah mengadakan audisi untuk exkul yang akan kalian ikuti selama 8 bulan kedepan."

Mereka menajamkan pendengarannya.

"Silahkan lihat pengumumannya di mading. Ingat ya. Lihatnya gantian. Jangan dorong-dorong seperti orang antri sembako. Jangan macam orang susah. "

"Haa.. 2017 masih taruh dimading. Mager tau gak pak." protes Keindra yang mendengarkannya dengan gengnya sambil berjalan di koridor.

"Buat kalian yang mager silahkan lihat di web sekolah. Alamatnya ada dibawah ini. Sekian. Love Pak sisto, peace guys."

"Kepala sekolah kita lama-lama otaknya gesrek ya. Mana bisa kita lihat alamat webnya." ucap Berly sambil meneruskan berjalan ke arah kantin.

"Apa dia punya ilmu batin ya kok bisa denger gue protes mager?" tanya Keindra.

"Haha gak lah. Mungkin dia cuma ada ikatan batin sama lo kein. Haha" ledek Geby dihadiahi pukulan di bahunya.

Geby melototkan matanya membuat Keindra takut dan sembunyi dibahu Fio.

"Pasti waktu ngucapin peace guys tangannya sambil simbol peace gitu" fio pun tak mau kalah meledek pak sista.

Mereka pun tertawa bersama sambil menirukan gaya Pak Sista.

Sebenarnya mereka saat kelas 10 saling tak kenal.karena audisi cheerleader minggu lalu membuat mereka dekat seperti sekarang.

Mereka berjalan bergerombol bergandengan tangan.

Karena asyik bercanda mereka tak sengaja menabrak gerombolan cowok yang sedang berjalan berlawanan arah dengan mereka.

"Woii jalan pakai mata." teriak seorang cowok.

Mendengar itu mereka berhenti seketika. Mereka berempat menoleh ke arah sumber suara itu.

Mereka kaget, ternyata yang berteriak adalah salah satu anggota cowok yang most wanted di Bunga Bangsa School.

"Bego ya loh. Sekolah berapa tahun kok gak paham-paham. Jalan itu pakai kaki bukan pakek mata." ucap Berly sambil berkacak pinggang.

Berly yang tak suka dengan keberadaan cowok-cowok itu dengan senang hati mengumpat pada mereka.

"Kaki lo kan juga punya mata. Tapi masih aja nabrak buta ya." ucap cowok tinggi tampan mempesona.

Mereka berempat tak menghiraukan Zet yang sedang marah-marah.

Mereka malah mendekati Azka dan mencubiti pipi Azka.

"Azka lo imut banget sih."ucap Keindra sambil menoel-noel pipi Azka.

Azka si cowok berwajah imut dan jarang membikin ulah itu diam membeku. Dia takut. Apalagi dengan segerombolan cewek ganas seperti mereka.

"Iih ini muka buat gue aja ya. Imut banget." goda Geby sambil melototkan mata.

Fio diam dia tak menggoda Azka sama sekali. Mungkin sifatnya yang masih belum berubah itu belum berani menyentuh laki-laki lain selain Keindra.

"Woii gue ngomong sama lo." bentak Zet yang tak terima karena di acuhkan.

"Lo pakai perawatan apa sih muka kok mulus banget." Berly lebih keras mencubit pipi Azka hingga berwarna merah.

Fio yang menyadari raut wajah Azka yang takut dan tak nyaman pun mengeluarkan suara.

"Teman-teman sudah ya kasian Azka nya." fio melepas tangan teman-temannya dari pipi Azka.

Azka memandang Fio dengan pandangan sulit diartikan.

Fio tersenyum kecil lalu menarik tangan gengnya berjalan ke kantin.

"Bye Azka." ucap Berly, Keindra dan Geby serempak sambil memberikan kiss Bye.

Tapi Azka memandang kearah Fio sampai gadis itu menghilang dibelokan kantin.

"Sial berani banget mereka cuekin gue." gerutu Zet.

Marva menepuk bahu sahabatnya itu.

"Bro cowok itu gak tengkar sama cewek. Udah biarin aja." ucap cowok dingin tapi tak kalah tampannya dengan Zet.

Cio mengangguk setuju.

"Cio aja yang preman setuju.." marva lagi-lagi berucap pedas.

Cio menunjuk dirinya. "Gue ? Preman?"

Sekarang Marva dan Zet yang mengangguk.

"Ka,lo mau disini atau ngelamun terus?" cio menarik tangan Azka yang dari tadi sudah ditinggal pergi oleh Marva dan Zet.

"Ha? Iya. Ayo." Azka tersadar dari lamunannya.

Dia menggaruk tengkuknya. Dia tak tahu apa yang terjadi dengannya.

----
T

bc

Cheerleader Vs Basket (Completed 4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang