04| Pertengkaran antara Ferrish dan Tejo

58K 1.5K 55
                                    

Bruk!

"Hei! Kalau jalan matanya dipakai! Seenaknya nabrak orang!" teriakku pada orang yang barusan menabrakku dan sukses membuat teh kotakku jatuh ke lantai.

"Sorry Moz, nggak sengaja," teriaknya dari kejauhan.

Sorry-sorry, kepala lo sorry! Sorry lo nggak ngebuat teh kotak gue kembali utuh!

"Udah deh, Moz. Nggak usah marah-marah lagi. Ini." Kak Eghi memberikan teh kotak yang baru saja ia beli untukku.

Aku hanya nyengir dan menerima teh kotak yang terulur padaku. Lihat kan, Kak Eghi baik banget. So sweet gimana gitu. Bagaimana aku tidak naksir coba? Sudah cakep, baik, pengertian juga. Beneran deh, pacar idaman.

"Moza gawat! Ikut gue sekarang!" teriak seseorang seraya menarikku paksa hingga membuat teh kotak pemberian Kak Eghi terlepas dari genggamanku dan jatuh. Parahnya lagi teh kotak tersebut terinjak oleh kakiku. Inikah yang dinamakan hari sial?

"Hei kalian mau ke mana?" teriak Kak Eghi dengan nada kebingungan ketika melihatku ditarik paksa seperti ini.

"Dennis! Lepasin tangan gue!" betakku kepadanya. "Lo mau ngajak gue ke mana, sih?!" tanyaku kesal seraya mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan Dennis. Ya, orang yang sedang menarikku paksa adalah Dennis.

"Ke lapangan. Asli gawat banget Moz," katanya dengan panik masih dengan tanganku yang diseretnya di sepanjang lorong kelas.

"Apanya yang gawat sih, Denn?" tanyaku bingung.

"Nanti deh, lihat sendiri," ucapnya masih dengan ekspresi panik.

Aku menatapnya tak yakin. Memangnya hal gawat apa, sih, yang membuat Dennis menyeretku paksa seperti ini? Awas saja kalau ini bukanlah hal penting. Tadi kan aku sedang dapat traktiran dari Kak Eghi.

Tak lama kemudian sampailah kami di lapangan basket yang ternyata sangat ramai. Apa mungkin sedang ada pertandingan basket? Aku kan tidak suka basket. Untuk apa Dennis mengajakku ke sini?

Dennis membantuku untuk berjalan menuju ke tengah lapangan. Dan di tengah lapangan, saat ini sudah kulihat pemandangan yang begitu mengejutkan. Dennis benar. Ini gawat!

"Ferrish ngapain Denn?" tanyaku bingung ketika melihat Ferrish sedang berdiri dengan wajah yang agak babak belur. Apa jangan-jangan Ferrish berantem sama Tejo? Ya, saat ini di tengah lapangan sudah berdiri dua orang cowok yang sedang saling menatap dengan penuh amarah. Dan kedua orang itu adalah Tejo dan Ferrish. Oh, ada lagi satu orang cewek yang sedang menangis tersedu-sedu sambil menarik lengan Ferrish dan memintanya untuk berhenti.

Jangan bilang mereka sedang berantem ngerebutin cewek itu? Ya, Tuhan.

"Denn, mereka ngapain?" tanyaku bingung sambil masih melihat ke arah Ferrish dan Tejo.

"Ferrish ngamuk sama Tejo gara-gara Tejo ngerebut Masha darinya. Dan tadi mereka sempet berantem sampe babak belur kayak gitu."

"Lha terus lo ngapain berdiri di sini dan sempet-sempetnya nyeret gue ke sini? Mendingan lo ke sana terus seret Ferrish pergi sebelum dia tambah babak belur!" omelku pada Dennis.

"Udah gue coba kali Moz, tapi nih, lihat. Gue dapet bogem mentah dari Ferrish," katanya sambil menunjukkan pipi kirinya yang agak kemerahan.

"Astaga, lo ditonjok Ferrish?" tanyaku tidak percaya sambil menyentuh pipi Dennis.

Kebangetan banget sih tuh, anak! Masak tega menonjok teman sendiri!

"Sakit kali Moz, jangan dipegang- pegang!" kata Dennis sambil menepis tanganku. "lo ke sana aja gih, tarik Ferrish sebelum ada guru datang. Cepetan!"

Cinta Satu KompleksWhere stories live. Discover now