24

3.7K 309 179
                                    

#sickness


     Sasuke terbaring lemah tak berdaya di ranjangnya. Keadaannya tampak sangat buruk. Kemarin malam, Sasuke bahkan tidak bisa fokus di hadapan koleganya, untungnya, mereka mau mengerti dan menunda pertemuannya sampai Sasuke membaik.

Ghh! Ini menyebalkan! Sakit memang tidak menyenangkan.

Tangan Sasuke menyentuh ke arah benda yang menempel di dahinya, suhu tubuhnya memang agak hangat (sangat panas). Namun Sasuke rasa, dirinya tidak perlu dirawat seperti ini. Sasuke harus bekerja. Ia tidak bisa menyerahkan semua tugasnya pada Juugo, dia sudah terlalu banyak merepotkan pria itu.

Yah, Sasuke akui bahwa untuk berdiri saja ia kesusahan, Sasuke benar-benar tidak nyaman dengan semua ini, Kami-sama.

Sasuke mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya yang terbuka, Mikoto tampak berdiri di ambang pintu dengan membawa semangkok bubur yang sangat menjijikan menurutnya.

Mikoto melangkah mendekatinya, menaruh nakas yang berisikan segelas air hangat dan bubur.

"Ayo bangun, Sasuke-kun, saatnya makan, lalu minum obatmu."

Mikoto mencoba menegakkan tubuh putra bungsunya menjadi terduduk, kemudian mengambil bubur dan mencoba menyuapi Sasuke.

Sasuke menutup mulutnya rapat-rapat, kemudian menggeleng, "Tidak, Kaa-san, aku tidak mau, itu menjijikkan!" tolak Sasuke dengan nada paraunya.

Mikoto menghela nafasnya akan tingkah Sasuke yang kekanak-kanakan, Mikoto menatap sendu Sasuke yang pucat, "Kau memang benar-benar anak bodoh! Sudah tahu hujan lebat, kau malah nekat pergi ke rumah Sakura-chan. Lihatlah keadaanmu sekarang, kau benar-benar tidak sayang tubuhmu," ujar Mikoto jengkel.

Sasuke mengusap hidungnya yang memerah, tak berlangsung lama, Sasuke mulai bersin lagi.

Hatchu!

"Khh! Flu menyebalkan! Aku sangat merindukan Sakura, Kaa-san."

Mikoto mendecak kesal, "Kangen, sih, kangen, tapi jangan segitunya juga, perhatikanlah kesehatanmu sekali-sekali. Kau ini benar-benar!" ucap Mikoto menggeleng-geleng, tingkah putra bungsunya seperti remaja labil yang dimabuk cinta.

"Hn. Sudahlah, cepat buka mulutmu, kau juga harus makan," perintah Mikoto menyodorkan sesendok bubur ke arah Sasuke. Namun Sasuke masihlah keras kepala, Sasuke dengan sengaja menutup rapat mulutnya, menolak makanan laknat itu masuk ke dalam mulutnya.

Sasuke menggeleng, membuat Mikoto mendecak kesal dan menurunkan sendoknya, "Aku tidak ingin," ucap Sasuke.

"Buat ini menjadi mudah, Sasuke-kun," pinta Mikoto. Anaknya yang satu ini memang merepotkan, manja dan menyebalkan. Ah ia lupa satu hal lagi, tukang ngambek!

"Tidak, Kaa-san."

Mikoto mendesah frustasi, lama-kelamaan, dirinya akan mati sebelum menimang cucu kalau begini.

"Apa yang harus Kaa-san lakukan untukmu agar kau mau makan?"

"Sasuke, sedikit saja, makanlah," bujuk Mikoto, Sasuke masih tetap pada pendiriannya, "Tidak! Aku tidak mau Kaa-san!" rengek Sasuke.

Mikoto mendesah frustasi, "Lalu maumu apa?"

Sasuke terdiam, onyxnya menerawang sedang memikirkan sesuatu, kemudian Sasuke tersentak ketika bayangan Sakura yang terlintas, "Ah! Kaa-san!"

Mikoto yang tadinya menatap bubur dalam genggamannya refleks menoleh pada Sasuke, "Ya?"

"Em... aku ingin..."

Berawal dari Tatap ✔️Where stories live. Discover now