Can Pek Sin diam-diam merasa sedih memikirkan nasibnya Thie Po Leng, kata-kata berikutnya dalam pembicaraan kedua orang tersebut selanjutnya sudah tak mau didengarnya lagi. Ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri: Apakah perlu hal ini diberitahukan pada enci Leng? Bahwa maksud keluarga Lauw itu cuma hendak mengakali harta kekayaannya saja? Tetapi kalau ditanya dari mana aku tahu itu lalu bagaimana harus kujawab? Apakah perlu kuberitahukan kalau aku telah curi dengar pembicaraan kedua orang ini? Mungkin ia akan marah! Atau nanti dia pikir aku ada niat akan memecah belah perhubungan mereka!
Ia berpikir bulak balik, tetap tidak mendapat suatu keputusan. Mendadak ia tertarik lagi oleh pembicaraan dua orang itu, karena saat itu dua orang tersebut sedang membicarakan ayah bundanya.
Laki-laki berewokan itu agaknya sangat gembira, setelah tertawa terbahak-babak lantas berkata:
"Tok-kow lotee, jadi sekarang kita tetapkan saja. Hanya aku yang berdiam di tempat ini, tidak begitu tahu lagi urusan dunia Kang ouw entah ada kejadian apa pada waktu belakangan ini? Bolehkah lotee tuturkan sedikit, supaya kita dapat menetapkan rencana kita selanjutnya."
"Keadaan dalam dunia Kang-ouw hampir tidak berbeda banyak dengan keadaan dua tahun berselang, cuma ada sedikit perobahan, nanti aku tuturkan perlahan-lahan."
"Baiklah, kau tuturkan saja yang penting."
Laki-laki pelajar itu kibas-kibaskan kipasnya, ia mulai bercerita dengan sikap tenang.
"Ada satu berita yang cukup menggemparkan, ini juga ada hubungannya dengan Thie Sui si tua bangka, apakah kau sudah tahu?"
"Apakah yang kau maksudkan kabar tentang kematiannya suami isteri Can Goan Siu?"
"Benar. Kalau begitu kau ternyata sudah tahu."
"Tidak, aku cuma dengar sedikit, tidak tahu jelas. Bagaimana kematian mereka?"
"Mati terbunuh. Kalau tidak, bagaimana bisa dikata ada satu kabar yang menggemparkan? Tapi, kabar yang menggemparkan ini, sedikit sekali jumlahnya orang yang mtngetahuinya."
"Aku sendiri juga merasa curiga. Mereka suami isteri masih segar bugar dan sehat-sehat saja, kepandaian mereka juga sangat tinggi, bagaimana bisa mati terbunuh? Ha, aku justru ingin mencari tahu soal ini, kiranya kau mengetahui persoalan ini dengan jelas?"
"Pembunuhnya suami istri itu, setelah melakukan pembunuhan pernah menjumpai aku!"
"Siapakah dia itu? Masakan ia mempunyai kepandaian sedemikian tingginya?"
"Orang itu adalah keturunan keluarga Touw di gunung Hui-houw-san, yang dulu berhasil lolos dari lobang jarum bernama Touw Goan, ia berlatih dengan tekun sampai tigapuluh tahun lebih lamanya, dengan tujuan hendak menuntut balas dendam kematian keluarganya. Tapi Ong Pek Thong sudah lama meninggal dunia, ia cuma mempunyai seorang anak perempuan, itu adalah isterinya Can Goan Siu. Maka Can Goan Siu lantas terembet-rembet turut menanggung resiko atas perbuatan isterinya di masa lampau."
Laki-laki pelajar itu tidak menyaksikan sendiri pertempuran hebat antara dua musuh besar itu, ia cuma mengira Touw Goan telah membunuh dua suami istri itu dengan mengandalkan kepandaiannya sendiri.
Laki-laki berewokan itu nampaknya terkejut dan terheran-heran.
"Aku selamanya belum pernah dengar kau menyebutkan tentang orang itu, apa kalian dulu pernah kenal? Bagaimana ia bisa mencari kau?"
"Aku juga baru pertama kali berjumpa dengannya. Orang she Touw ltu entah dengan cara bagaimana, bisa mengetahui bahwa di rumahku ada obat untuk menyembuhkan segala bisa racun, sehingga dia telah datang padaku untuk minta obat tersebut."

KAMU SEDANG MEMBACA
Jiwa Ksatria
AksiUrutan Trilogi Dinasti Tong adalah : a. Pendekar Aneh [Nu Di Qi Ying Zhuan Lie Tee Kie Eng] b. Kisah bangsa Petualang, serial ini dilanjutkan dengan "Tusuk Konde Pusaka" atau "Liong Hong Po Tjhee Yan" (Hokkian) atau "Long Feng Bao Chai Yuan" (Mand...