36. Baik - Jahat Harus Ada Garis Tegas

578 10 0
                                    

"Oh, kiranya begitu. Baiklah kau terlentang jangan bergerak!"

Ia buru-buru menutup pintu, dengan sebuah bangku panjang yang ia gunakan untuk menutup lubang yang bekas golok Say Ban Hiong, kemudian berkata kepada suaminya:

"Khek Gee! Bagaimana kau belum berhasil membunuh kawanan bangsat itu? Kau lekas bertindak, baik kaubunuh mati atau kau usir mereka!"

Pada saat itu Pok Sui Thian sudah membantu Touw Goan mengeroyok Toan Khek Gee, Touw Goan yang berkepandaian sangat tinggi, Pok Sui Thian juga bukan bangsa lemah, maka Toan Khek Gee tidak mudah mengalahkan mereka dalam waktu yang singkat.

Ketika mendengar suara isterinya, hatinya merasa malu sendiri sambil menyahut, "baik," ilmu pedangnya lalu dirobah. Ia menggunakan gerak tipu yang paling ampuh, yang dengan satu gerakan dapat menikam sembilan bagian jalan darah, dengan diimbangi oleh ilmunya meringankan tubuh yang luar biasa, melancarkan serungannya secara ganas terhadap dua musuh itu.

Karena mendengar suara Su Yak Bwee yang menyebut nama suaminya tadi, Touw Goan dan Pok Sui Thian diam-diam terperanjat. Touw Goan lalu menegur padanya:

"Benarkah kau Toan Khek Gee?"

"Seorang laki-laki tidak perlu merobah nama, Toan Khek Gee juga bukan manusia yang perlu ditakuti. Apakah kau kira aku harus menyamar memalsukan namanya?"

Meskipun pemuda itu mulutnya bicara, tetapi pedang di tangannya masih tetap bergerak dengan hebat, suara beradunya senjata terdengar nyaring. Selama ia bicara sudah melancarkan tigapuluh enam kali serangan dan kesemuanya itu di tujukan kepada bagian yang berbahaya.

Touw Goan dengan susah payah dan mengeluarkan seluruh kepandaiannya barulah ia berhasil menahan serangan yang hebat itu. Sebaliknya dengan Pok Sui Thian, beberapa kali hampir binasa di ujung pedang. Satu kali ujung pedang Toan Khok Gee lewat di atas kepalanya, segumpal rambut di atas kepalanya telah terpapas kelimis.

Walaupun usia Toan Khek Gee masih terlalu muda, tetapi namanya sudah lama terkenal di dunia Kang-ouw, bahkan pada waktu belakangan ini namanya semakin meningkat. Dengan saudara seperguruannya Khong-khong Jie dan saudara sepupunya Tiat Mo Lek, merupakan tiga jago pedang yang ternama. Baik kepandaiannya maupun namanya masih jauh di atasnya Pui Pek Hu. Kalau Touw Goan bertiga masih agak jeri terhadap Pui Pek Hu, apalagi terhadap Toan Khek Gee?

Say Ban Hiong yang sembunyi di satu sudut, baru membungkus lukanya dan belum habis rasa terkejut karena mendengar nama Toan Khek Gee sudah tentu merasa takut setengah mati, maka lekas-lekas ia angkat kaki.

Toan Khek Gee yang pernah menggetarkan dunia Kang-ouw, jarang menemukan tandingan kali ini berhadapan dengan Touw Goan dan Pok Sui Thian yang ternyata sanggup melawan sampai sepuluh jurus lebih ia diam-diam juga terperanjat.

Karena mengkhawatirkan keselamatan diri Jie Im Nio, lagi pula didesak oleh istrinya, hatinya merasa cemas maka serangannya semakin hebat.

Touw Goan dan Pok Sui Thian walaupun merupakan orang-orang kuat kelas wahid dalam rimba hijau, tetapi masih belum dapat dibandingkan dengan kepandaian Toan Khok Gee, maka dalam waktu sekejap mata saja dua orang itu telah terkurung oleh sinar pedang lawannya.

Sebetulnya dua orang itu sudah merasa jerih. Andai kata Toan Khek Gee mengendorkan serangannya dan memberikan kesempatan bagi mereka, niscaya mereka siang-siang sudah kabur. Tetapi kini setelah terkurung oleh sinar pedang, karena merasa sulit untuk kabur terpaksa melawan dengan hebat.

Touw Goan memutar perisainya demikian rupa sehingga mengeluarkan suara menderu-deru dan hembusan angin dingin ujung pedang Toan Khek Gee yang gemerlapan, seolah-olah setiap saat dapat menembusi perisai dan badannya.

Jiwa KsatriaWhere stories live. Discover now