Chapter 2

535 52 12
                                    

Selesai makan, Seohyun langsung membereskan semuanya yang ada di meja makan,. Menyimpan sisa makanan yang ada, mungkin nanti bisa dijadikan tambahan untuk makan siangnya bersama Taeyeon,. Semua sisa makanan disimpan rapi didalam lemari pendingin,. Setelah itu, dia langsung bergegas naik ke lantai 2 menuju kamarnya untuk menyiapkan segala keperluan melukisnya hari ini,. Karena semua sudah siap Seohyun pun turun untuk berpamitan kepada Jungsoo dan Taeyeon.
"Appa, eomma,,, aku berangkat ke sungai han dulu ne,. Doakan agar semua berjalan lancar,." ucap Seohyun, kemudian mengecup pipi kedua orang tuanya. Ini merupakan salah satu kebiasaan Seohyun yaitu selalu meminta ijin atau berpamitan kepada kedua orang tuanya apa bila ingin ke suatu tempat, agar kedua orang tuanya tahu tempat dimana dan aktivitas apa saja yang akan dilakukan oleh Seohyun.

Untuk hari ini Seohyun menggunakan transportasi umum dalam melakukan segala aktifitasnya,. Entah kenapa hari ini dia sangat malas sekali untuk menggunakan sepedanya,. Setelah berpamitan kepada kedua orangtuanya, Seohyun berjalan santai menuju halte bis ya tidak jauh dari rumahnya, sekitar 15 menit menunggu akhirnya bis yang mengantar Seohyun ke sungai han pun datang,. Kebetulan bis yang ditumpanginya lumayan sepi, Seohyun memilih tempat duduk di belakang sendiri dekat jendela,. Dalam perjalanan menuju sungai han, bis yang ditumpangi Seohyun mengalami pecah ban, dan hal ini membuatnya sedikit kesal padahal kurang satu kali belokan dipersimpangan depan adalah tempat tujuan Seohyun.

Daripada menunggu lama, akhirnya Seohyun memutuskan untuk jalan kaki, hitung-hitung untuk olahraga pagi. Setelah berjalan kurang dari 20 menit akhirnya Seohyun pun tiba, dia mencari lokasi yang tepat untuk melukis. Dia terus berjalan disekitar sungai han, hingga akhirnya dia menemukan lokasi yang pas yaitu didekat jembatan yang dibawahnya terdapat taman bunga yang indah dan berbeda-beda warna, sedangkan di belakangnya terlihat sungai han yang sangat bersih dan disamping taman bunga terdapat lokasi bersantai baik untuk berkumpul bersama keluarga, sepasang kekasih dan teman sebaya,.

Karena telah menemukan tempat yang pas untuk melukis, Seohyun mengeluarkan segala peralatan melukisnya dari dalam tas mulai kanvas, pensil lukis, cat air, kuas, dan lain-lain,. Setelah semua siap, dia pun mulai melukis dengan konsentrasi penuh,. Membutuhkan waktu yang lama yaitu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikan semuanya, hal ini karena Seohyun sangat teliti dalam melukis, dia juga harus menentukan object mana saja yang harus dimasukan ke dalam kanvas agar hasilnya lebih terlihat bernilai dan berbeda dari biasanya. Memang cukup melalahkan dan membutuhkan kesabaran yang tinggi untuk melukis. Sekarang saatnya untuk mewarnai lukisannya. Seohyun pun menyiapkan cat air di wadahnya, kebetulan cat air diletakkan Seohyun disamping kiri seohyun dan agak kebelakang. Hal ini dilakukan agar tidak mengganggu aktifitasnya selama melukis. Dan tiba-tiba terdengar suara

Bbrraakk

Seohyun pun menoleh ke kanan ke arah lukisannya, betapa terkejutnya Seohyun saat melihat lukisannya jatuh dan terdapat sedikit noda lumpur disana,.

"Ommo, lukisanku,. KYA,!!! siapa yang menendang bola ini,." marah Seohyun sambil membawa bola.
Dari kejauhan terlihat anak kecil berusia sekitar 8 tahun, berlari ke arah Seohyun. Setelah sampai di depan Seohyun wajah anak itu benar-benar ketakutan.
"Mianhae ahjumma, aku tidak sengaja,." kata anak kecil itu ketakutan.
"Hah,! Apa kau bilang,? Ahjumma,? memang aku tampang seperti ahjumma-ahjumma penjual makanan dan minuman ringan dipinggir jalan, huh?" balas Seohyun, yang tidak suka kalau dia dipanggil ahjumma padahal usianya masih 24 tahun, jadi dia menganggap kalau dia masih pantas untuk dipanggil eonni atau noona,.
"Panggil aku noona,." lanjut Seohyun
"Dan lihatlah karena kamu yang menendang bola terlalu kencang lukisan noona menjadi rusak dan kotor,." jelas Seohyun sedikit melembut karena tidak tega melihat wajah ketakutan anak itu yang seperti akan menangis sebentar lagi,.

Still to Love YouWhere stories live. Discover now