Sebelas

1.3K 38 0
                                    

Deandra masih betah menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut tebal, hembusan suhu AC berhasil membuat Deandra menarik selimut hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya, Curtain nya masih tertutup rapat belum mengizinkan cahaya matahari pagi masuk kedalam ruangan tidur nya.
Padahal ponselnya sudah berdering beberapa kali namun ia masih belum menyentuh ponsel itu sama sekali.

Ia masih nyaman terbuai dalam mimpinya, mungkin mimpi yang sedang alami terlalu indah membuatnya enggan menyudahi mimpi itu.

'And now your song is on repeat
And I'm dancin' on to your heartbeat
And when you're gone, I feel
So if you want the truth'

Ponselnya kembali berdering, ada sebuah panggilan masuk untuk kesekian kalinya, dan pada akhirnya Deandra pun terusik, ia meraih ponsel nya, ketika ia ingin menjawab panggilan itu seketika panggilan itu mati.
ponselnya bergetar pendek.Ternyata ada 17 kali panggilan tak terjawab dan 11 pesan masuk, Deandra menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang pagi pagi begini sudah mengotorin notifikasi ponselnya. 'Davin' Deandra mengernyitkan dahinya bingung, 'mau apa dia? Pagi pagi begini?' Gumam Deandra malas, tak peduli sama sekali, enggan rasanya untuk membuka pesan pesan itu, Deandra kembali menjatuhkan kepalanya dia atas bantal, memejamkan mata untuk kembali terlelap.

1 jam kemudian, ponselnya kembali berdering 'aduhh, siapa lagi sih?' Deandra menggaruk rambutnya kasar, kemdian lebih memilih menjawab panggilan itu dari pada ponsel itu terus mengganggunya.

'Emm' Deandra bergumam malas, matanya terpejam namun ponsel menempel ditelinganya.

'Dean! Lo mau ngerjain gue?'

'Ngerjain apa? Ini siapa?'

'Pake nanya lagi, gue Davin, sialan!'

'Davin? Mau apa?'

'Lo tolol apa bego sih? Lo lupa?'

'Lupa apa ya? Gue gak inget'

'Gue didepan rumah lo dari satu setengah jam yang lalu, lo lupa sama perjanjian kita?'

'Didepan rumah gue?' Deandra meloncat kaget ke arah jendela besar yang masih tertutup sebuah curtain Maroon nya. Membuka sedikit celah dan mengintip dari celah curtain yang ia seka, ada sebuah Porsche Dark grey di depan pagar rumahnya, kebetulan kamarnya terlentak dilantai 2 yang memudahkan ia untuk melihat ke luar rumahnya.

Deandra membelakakan matanya, Pria itu benar benar ada di depan rumah nya.

'Hallo Dav? Lo ngapain disini?' Ucap Deandra rada bingung.

'10 juta udah lo terima dan lo mau bawa kabur uang itu gitu aja?'

Deandra menepuk keningnya, bisa bisanya ia lupa dengan perjanjian nya dengan Davin.

'Tunggu, gue turun' Deandra mematikan panggilan itu, kemudian dengan cekatan ia melangkahkan kaki untuk segera menemui Davin.

"Masukin aja dulu mobilnya" Deandra membuka lebar pagar rumahnya. Davin memasukan Mobilnya setelah Pagar itu sudah terbuka lebar oleh Deandra.

Davin keluar dari dalam mobil dan memandang Deandra dari bawah keatas yang masih mengenakan pakaian tidurnya.

"Lo baru bangun?"

Deandra haya mengangguk sembari meringis.

"Masuk dulu, gue mau rapi rapi" Ucap Deandra.

"Ck! Buang buang waktu gue" Kemudian dengan malas Davin melangkahkan kakinya mengikuti Deandra.

"Duduk disini aja kalo mau minum ambil sendiri aja didapur gue mau mandi dulu"

"Tamu lo suruh bikin minum sendiri? Tuan rumah gak guna" Runtuk Davin kesal kemudian menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang