Empat Puluh Satu

1K 31 2
                                    

"De kenapa gak dimakan? Kamu gak suka? Biar aku pesenin yang lain"
Genta menyadari ketika Deandra hanya mengaduk ngaduk makanan nya saja tanpa menyuap sedikit pun dari makanan itu disajikan. Tatapan Deandra kosong menatap menu yang dia hanya mainkan itu. Tanpa mengidahkan laki laki di hadapan nya.

"De" seru Genta lagi.

Deandra hanya menoleh kemudian tersenyum tipis "aku suka kok" .

Genta tau, ada yang sedang Deandra rasakan dan fikirkan. "abis ini kita jalan jalan mau?"
Genta berusaha mencari cara agar Deandra bisa terlepas dari apa yang sedang mengganggu fikiran nya, usaha apapun akan dilakukan oleh laki laki itu demi mengambil hati Deandra, Genta tau dan paham dengan situasi saat ini, Davin tidak selalu ada untuk Deandra, jadi ia bisa lebih sering berada di samping wanita itu.

Deandra menarik nafas perlahan kemudian menggeleng "gak usah Gen, kita pulang aja" tolak nya.

"Aku mau ajak kamu ketempat Art Exhibition , kebetulan banyak temen temen aku yang pamerin karya nya juga. keren keren loh, internasional juga, banyak seniman ternama nanti pasti kamu suka kalo udah ngeliat"

"Mau kan?"

Genta sedikit memastikan agar Deandra tertarik dengan ajakan nya itu.

"Tapi kalo ngga tertarik gapapa kok, dari pada nanti kamu ngerasa terpaksa dan malah bikin bosen"

"Yaudah boleh deh"

Seketika senyum Genta mengembang dan ia merasa berhasil.

Mereka kemudian kembali sibuk dengan makanan nya masing masing, Meski Deandra tak terlalu tertarik dengan makanan yang sedari tadi belum sama sekali ia cicipi, namun untuk menghargai Genta, baiklah.

"Oh ya, gimana? Jadi kamu setuju acaranya di majuin jadi bulan depan?"

Acara? Acara apa? Deandra mencoba mengingat ngingat, harusnya ia tak bisa lupa dengan acara sepenting itu bagi banyak orang yang akan melewatkan nya, namun bagi dirinya, sama sekali tidak ada rasa ketertarikan jika ia harus memikirkan nya terus menerus.

Sudah 1 tahun belakangan ini semua masalahnya dengan Davin serta keluarganya, juga Novia dapat ia lewati, semua nya sudah terlepas begitu saja ketika Davin memilih menyudahi hubungan mereka secara sepihak dengan keterpaksaan nya, Davin harus bersikap egois kala itu, Davin sangat tegas mengambil keputusan, ia tak ingin lagi Deandra terlalu menjadi korban dalam kehidupan nya, Davin memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah nya lagi di Universitas Swasta itu, ia menarik diri dari lingkungan teman teman nya, tentu saja yang ia lakukan amat diluar dugaan banyak orang, Davin yang tiba tiba menghilang tanpa pamit, sulit dihubungi atau pun di temui, beberapa teman dekatnya bilang Davin mungkin saja pindah ke Perth bersama Roy kakak nya. Kehidupan keluarga Davin terlalu misterius.

Bagaimana dengan Novia? Gadis itu tentu saja tutup mulut atas keberadaan Davin, kehidupan nya berjalan sangat normal, bahkan tak lagi mengusik Erina atau wanita manapun. Untuk Arga, mungkin sudah ia lupakan laki laki itu, begitupun sikap nya terhadap Deandra, layaknya seperti orang yabg tak kenal sama sekali, namun, tak jarang jika Deandra menatap nya, gadis itu hanya memandangnya sinis.

"De, kamu bengong terus" ucapan Genta cukup mengagetkan untuk yang kedua kalinya.

"Aku gak lupa, iya ibu aku setuju kalo pernikahannya di majuin, 1 minggu sebelum acara nanti ibu sama tante aku bakal ke Jakarta" ucap Deandra tanpa basa basi, dari pada ia harus menjawab pertanyaan pertanyaan yang Genta ucapkan selanjutnya lebih baik ia langsung mengutarakan nya dengan jelas.

Pernikahan. Rencana ini sudah dibuat 2 bulan yang lalu, Genta melamar Deandra untuk menjadikan nya pendamping hidup. Di antara bayang bayang Davin yang selama ini terus mengganggu fikiran nya, hatinya amat tak tenang, ditambah lagi ketika Genta melamarnya. Tentu Deandra tak dapat menolak, bisa dibilang ini adalah sebuah perjodohan secara sepihak. Tante Alexa yang menjodohkan mereka, wanita paruh baya itu terlalu baik pada Deandra, ia teramat sayang pada gadis yang pernah bekerja dengan nya, maka dari itu ia memutuskan untuk menjodohkan putra nya dengan gadis cantik itu. Bukan hanya itu, Alexa sendiri yang menghubungi keluarga Deandra di Semarang untuk meminta restu. Ibu angkat Deandra terlalu yakin pada Genta, menurutnya Genta adalah laki laki yang sopan, baik, dan bertanggung jawab. Genta sering telfonan dengan Ibu angkat Deandra yang mengasuh Deandra sejak kecil karna ibu kandung Deandra yang memilih bekerja di luar negri kala itu, meski ibu kandungnya sudah tiada namun Deandra beruntung masih memiliki ibu angkat seperti Bunda Dessy , lalu Genta juga sering bertelfonan dengan Fio adik Deandra yang sudah sangat akrab jika bertelfonan atau Vidio Call.

Deandra dan WaktuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora