Enam-Belas

1.3K 50 0
                                    

Bentuk bangunan dari Manta Bungalow sangat unik dimana bentuknya menyadur rumah tradisional Lombok dengan bahan pembangun utama berupa kayu dan atap jerami. Menjadi unik lagi arsitekturnya karena bentuknya tersebut membuat nuansa didalam kamar menjadi terkesan lebih kecil namun menjadi unik dan bernuansa berbeda.

Pemandangan di depan Bungalow juga merupakan taman tropis yang lagi-lagi membuat suasana tradisional lebih menyatu. Keberadaan balkon atau teras di setiap bungalow pun membuat setiap pengunjung dapat bersantai disana dengan meminum kopi dan membaca sembari menikmati pemandangan didepannya.

Tatapan Deandra mengenar memperhatikan setiap detail apa yang ada disekitarnya, benar benar unik, nuansa kampung daerah Timur sangat melekat disini, lebih terasa nuansa Lombok disini dari pada di hotel. Kopernya ia tarik menginjak lantai kayu, ada 2 bed ukuran single, living room kecil dengan sebuah sofa kayu, 1 buah kamar mandi, hanya 1 tidak lebih. Semua peralatan kebanyakan tebuat dari kayu, aksen klasik yang melekat di dalam Bungalow itu.

Davin langsung duduk salah satu bed, sementara Deandra masing mengedarkan tatapan nya.

"Dav antara bed kita gak ada sekat?" Tanya Deandra seolah memprotes.

"Kita gak satu ranjang ini kan?" Davin balik bertanya dengan sikap menyebalkan nya.

Deandra hanya mendengus sebal, sikap Davin yang dingin dan menyebalkan tak pernah hilang meski untuk satu hari saja.

"gue laper nih, tolong buatin gue mie cup dong" Davin merebahkan tubuhnya dia atas bed, menekuk kedua tangan dibelakang kepala untuk menjadi tompangan kepala nya diatas bantal.

Deandra mendelik "lo pikir lo siapa?"ucap Deandra acuh sembari membereskan isi kopernya kedalam lemari.

"Gue minta tolong sama lo Valak!!"

"Valak? Lo nyebut gue Valak?" Wajah Deandra geram, apa apaan ia merasa julukan yang Davin berikan sangat tidak bagus untuk nya.

"Trus lo mau apa? Harley Quinn?" Davin menyunggingkan senyum kirinya.

"Cocok sih, sama sama liar" lanjut Davin.

'Bukh' Deandra menempong Davin menggunakan bantal yang ada di bed miliknya dengan keras tepat mengenai wajah Davin dengan telak.

"Kenapa?" Davin memplototkan matanya ke arah Deandra, namun kali ini bukan menyeramkan namun malah mengesalkan bagi Deandra.

"Lo aja kasih nama gue diphone book lo Killer Croc" Ucap Davin dengan kesal.

Davin tau? Pasti ia mengutak ngatik ponsel nya ketika ponsel itu tertinggal, pikir Deandra. Deandra takut sebenarnya Davin mengetahui hal itu dilihat dari wajah Davin tak tidak terima atas julukan nya.

"Kaya gak ada yang bagusan, kaya Joker gitu atau Mr.Sinister, Deadshoot, Anonymous. Biarpun penjahat tapi kan keren gak kaya moster buruk rupa yang lo kasih"

Syukurlah meski Davin terlihat kesal namun ia tak marah. Davin hanya mengumpat sebal kepada Deandra.

"Valak!!" Ucap Davin mengejek Deandra setelah itu memejamkan matanya.

"Eh De Joker aja buru ganti, ntar kontak lo gue ganti jadi Harley Quinn, jadi pasangan yang cocok kan?" Davin kembali meledek Deandra, Davin memang tak jauh berbeda dengan Joker, seorang yang memiliki seribu cara serta tatapan yang selalu mengerikan dan yang pasti memiliki kemauan yang besar pada wanita. Deandra terkekeh membayangkan bahwa Davin memang lah seorang penjahat cerdas.

》》》

Mereka berjalan menelusi pasir pantai. Sesekali Davin menjahili Deandra membuat kedua nya bertengkar lalu tertawa, Deandra belum pernah melihat Davin yang seperti ini, Davin yang menyenangkan, lucu, dan bersahabat. Selama ini yang ia lihat adalah Davin yang memeliki sifat dingin,cuek, tak banyak bicara, yang selalu tersenyum memiliki maksud, tatapan tajam, serta ucapan yang menyakitkan. Disini ia melihat Davin selalu tertawa lepas menertawakan nya, yang selalu bergurau dengan ucapan ucapan konyolnya.

Deandra dan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang