Chap 10 : pedofil ? har har

507 31 9
                                    

Siang yang sangat terik. Padahal author buat chapter ff ini malem dan pas hujan ( ya udah thor...masa bodo) . seorang lelaki berambut magenta berjalan lunglai. Keringatnya keluar deras layaknya air terjun. Ya, seorang mao isara baru saja pulang dari tugas osis nya. Dia pun melewati sebuah minimarket, "...ah...apa aku mampir kesana aja ya ? Sekalian beli snack...."
Katanya dan masuk kesana. Begitu membuka pintu minimarket, sudah berasa seperti surga, ya...adem, " selamat datang,mas~ selamat berbelanja~" aslinya mao mau nangis karena ada yang menyapanya. Cewek pula (ngenes amat sih...) .

Setelah mao selesai memilih-milih, dia pun menuju kasir. Kurasa karena waktu yang tidak tepat, dia harus mengantri dulu. Panjang pula antriannya. Mao pun membuka handphone nya. Jam menunjuk pukul 2 siang. Saat mao hendak menutup handphone nya, suara dari belakangnya membuatnya kaget, " WOI ! MAS ! MAS NYA PEDOFIL YA ?!" kata seorang ibu-ibu dengan kasarnya membentak mao, " HAH ?!" mao kaget dan tidak percaya, "....pedo...fil ? ...ano..kok bisa,bu ?" "BISA AJA ! NOH LIAT WALLPAPER HAPE NYA MAS 'LOLI' ! DASAR PEDO ! SAYA LAPORIN KE KANTOR POLISI !!" 'asem b*ngsyat....' kata mao dalam hati. Dia pun membuka hp nya dan melihat wallpapernya, '..loh..setauku...wallpaper ku itu...gambar nya adikku deh ?' kata mao. Baru saja ibu-ibu tadi hendak ber bacot ria(???) dengan mao, hokuto datang bersama dengan tomoya. Si ibu-ibu tadi melihat hokuto dengan pandangan sengit, "WOI ! LU TEMEN NYA DIA KAN ?! LU JUGA PEDOFIL KAN ?! TUH LIAT ! LU BAWA ANAK KECIL !" dan tomoya pun akhirnya kabur daripada senpai nya bermasalah. Hokuto aslinya juga gagal paham sama keadaan ini. Dan setelah dia tau ada mao, hokuto mulai connect...tapi dikit doang. Setelah ceramah panjang lebar sepanjang ceramahnya kunugi sensei ditambah keito, masalah sedikit selesai. Masalahnya, hokuto bicaranya juga 'aneh' , "lagian,bu...saya bukan pedofil. Kalau saya iya, berarti selama ini saya sama temen saya ini udah pada nganu," ibu-ibu itu diam. Penjaga kasir itu mimisan / woi. Orang-orang di sekitar membeku. Mao ? Dia blushing nggak karuan, "...kenapa,bu ?" dan tanpa kata-kata, ibu-ibu itu langsung kabur dengan enaknya. Sementara itu, mao dengan doki doki masih diam. Sudah hokuto bilangnya 'nganu' dengan artian yang ambigu, tanganya nempel di pinggang mao pula. Dan mao pun nggak jadi beli, tapi langsung kabur aja sambil teriak-teriak. Hokuto ? Yah....dia gagal paham.

Yo minna-saan~
Nyehehe~
Ini dapat inspiration karena di medsos banyak cerita tentang hal seperti itu...yah...dan entah kenapa malah menginspirasi *ditampar*
Yah...yang penting kita nggak salah paham sebelum menilai orang.
Nyan~ sooo~
See u @ the next chap~

Malam Minggu MaoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang