Sembilan

3.6K 425 2
                                    

Jangan lupa vote + comments!

"Bu, perut saya sakit," ujar Raja saat Lia sedang berceramah di depan.

Lia menaikkan satu alisnya, "Kenapa kamu? Tumben banget."

"Kayaknya saya harus plung-plung dulu, Bu," lanjut Raja dengan wajah memelas.

Gelak tawa terdengar dari seisi kelas. Seisi kelas tau kalau Raja berkata plung-plung, berarti ia harus ke belakang mengeluarkan penyebab penyakitnya.

"Kamu sama Sarah itu kenapa sih? Waktu Sarah sakit, kamu juga ikut sakit," ujar Lia, "sudah sana ke toilet."

"Emang Sarah sakit?" tanya Raja bingung.

Tujunnya untuk ke toilet itu mencari Sarah. Bukan untuk buang air besar. Tapi saat Lia mengatakan hal itu, Raja tau di mana ia harus menemukan Sarah.

"Yaudah, saya ke toilet dulu ya, Bu," ujar Raja langsung saat Lia hendak menjawab.

Raja berlari kecil menuju UKS. Dan untung saja penjaga UKS sedang tak ada. Sehingga Raja dengan mudah masuk ke dalam UKS tanpa diwawancara terlebih dahulu.

"Sar?" Raja mencari di mana Sarah.

Saat Raja membuka tirai yang tertutup, Sarah ada di sana. Gadis itu berbaring lemah. Tunggu, mengapa Raja khawatir? Mengapa Raja ingin sekali memeluk Sarah dan mengatakan bahwa lelaki itu ada di sebelahnya?

Mengapa?

"Sakit apa, Sar?" tanya Raja saat melihat mata Sarah terbuka.

Sarah kembali memejamkan matanya, "Migran."

Raja memutuskan untuk duduk di tepi kasur Sarah. Dan keheningan langsung menyapa mereka. Hingga akhirnya Sarah bertanya dengan mata terpejam, "Ngapain ke sini?"

"Gue khawatir tau sama lo," jawab Raja merenggut.

Jawaban itu membuat Sarah membuka matanya. Lalu gadis itu terdiam sesaat, "Khawatir? Emang gue siapa lo?"

Kini giliran Raja yang terdiam. Dalam otaknya, ia sedang mencari jawaban yang tepat.

"Rival gue. 'Kan nggak adil kalo kita rival, tapi lo nggak dengerin pelajaran yang gue dengerin. Itu bersaing secara nggak sehat namanya," ujar Raja polos membuat Sarah tertawa kecil.

Sarah kembali memejamkan matanya, "Gue kira lo udah inget, Ja," gumam Sarah.

Raja terdiam. Bukannya lelaki itu tak dengar apa yang baru saja Sarah katakan. Tapi lelaki itu bingung, apa yang harus ia ingat?

Dan lelaki itu juga masih sibuk memikirkan perasaannya yang kini tak menentu. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya.

Mengapa rasa khawatir itu semakin membara dalam dirinya? Memangnya Sarah siapanya sampai ia begitu khawatir?

***

Sarah bukan siapa-siapanya. Jawaban itu yang Raja dapat dari kedua sahabatnya saat Raja menanyakan mengapa dia begitu khawatir dengan Sarah dan ada hubungan apa antara dirinya dan Sarah?

Lalu Gama menjawab, "Lo khawatir karena lo yang buat dia masuk UKS."

Raja bertanya mengapa dia penyebab Sarah ke UKS dan Gama kembali menjawab, "Sebelum dia ke UKS, dia ngobrol sama lo 'kan, Ja. Makanya gara-gara lo ngomong sama dia, dia jadinya migran."

Harusnya Raja tau, jawaban itu hanyalah sebuah kebohongan yang diutarakan oleh Gama dan Rico. Tapi entah mengapa, lelaki itu malah mengangguk dan mengatakan, "Iya juga sih."

Tanpa Raja sadar, kedua sahabatnya itu menghela napas lega.

"Sarah!" Raja memanggil Sarah saat melihat gadis itu masuk ke dalam kantin. Lelaki itu segera berlari kecil menuju Sarah.

"Lo udah baikkan, Sar?" tanya Raja khawatir.

Sarah terdiam. Matanya menatap lekat Raja.

Saat itu Raja seperti tersihir, mengapa Sarah begitu manis? Dan mengapa dia baru menyadarinya sekarang? Kemana saja dia?

Apa karena gadis itu sering memakan manisan? Tapi memangnya gadis itu benar-benar sering memakan manisan?

CahayaWhere stories live. Discover now