Chapter 5

10 2 0
                                    

Semalam Vio segera menghubungi Minho setelah ia berhasil menetapkan hatinya mengenai kesepakatan diantara dirinya dan sahabat-sahabatnya yang segera disambut baik oleh pria itu. Hari ini keduanya berencana untuk bertemu kembali untuk membahas kesepakatan diantara mereka. Vio sudah tiba didepan sebuah gedung bernama RAIN Entertainment. Agency yang sudah berhasil membesarkan nama Eternity, grub tempat Jang Minho dan kawan-kawan bergabung.

"Masuk gih, jangan buat si Jangjang lo itu nunggu kelamaan" perintah Felie setibanya mereka didepan gedung agency tersebut.

"Kita tunggu lo di kafe yang ada diseberang jalan sana" lanjut Iren sembari menunjuk sebuah kafe yang cukup ramai yang berada tepat diseberang gedung. "Dan yang paling penting jangan batalin kesepakatan kita semalem untuk nerima tawaran Minho! Sayang tahu" ancamnya membuat Vio mengerucutkan bibirnya.

Keduanya segera melangkahkan kaki dengan riang meninggalkan Vio yang masih tampak ragu untuk masuk kedalam gedung guna bertemu dengan Minho. Masih ada sedikit keinginan untuk menolak tawaran menggiurkan dari pria itu, tapi bagaimana dengan sahabat-sahabatnya nanti setelah diskusi panjang yang telah mereka lakukan semalam. Rasanya begitu berat untuk menolaknya begitu saja. Vio segera menarik nafas panjang dan kembali menghembuskannya dengan kasar sebelum akhirnya ia mulai mengayunkan langkahnya memasuki gedung.

"Permisi, saya ingin bertemu dengan... Jang Minho-ssi... apa dia ada?" tanya Vio sedikit ragu setibanya didepan meja resepsionis.

"Viola-ssi?" balas sang resepsionis cantik berambut ikal sebahu itu sopan.

"Benar, saya Viola"

"Jang Minho-ssi sudah menunggu kedatangan anda sedari tadi, kalau begitu mari ikut saya. Saya akan mengantarkan anda keruang latihannya"

Vio segera mengekori resepsionis cantik itu menuju kelantai tiga gedung tersebut melalui tangga. Ia terus mengekor sambil sesekali celingukan kesana kemari melihat dekorasi gedung. Orang-orang yang tampak sibuk berlalu lalang. Beberapa ruang latihan yang pintunya dibiarkan sedikit terbuka, didalam ruang latihan tersebut dindingnya tampak dilapisi oleh cermin sama seperti tempat gym atau kelas balet dan tentunya tampak ramai, ada yang tengah berlatih menari, ada yang berlatih vokal, ada yang seperti sedang berlatih akting, dan ada juga yang berlatih berjalan layaknya seorang model.

"Disini ruangannya, silahkan masuk" kata si resepsionis itu sopan membukakan pintu untuk Vio.

"Terima kasih"

"Kalau begitu saya undur diri dulu" pamitnya dengan senyum ramah serta sempat membungkukkan badan beberapa derajat pada Vio sebelum ia berlalu meninggalkan gadis itu yang tampak masih termangu didepan pintu seolah tidak berniat untuk masuk kedalam.

"Mau sampai kapan kau berdiri disitu? Cepatlah masuk" seru pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Jang Minho.

Ia sudah berdiri diambang pintu. Hal itu berhasil membuat Vio yang masih termenung merasa kaget bukan main karena kemunculannya yang tiba-tiba.

"Bisa tidak kalau kau muncul dengan cara yang benar. Kau selalu saja membuatku merasa kaget" sahut Vio sedikit kesal sembari mendekap dadanya. Jantungnya berdetak dengan kencang karena kaget.

"Maaf, maaf, itu juga salahmu. Kenapa kau itu suka sekali melamun setiap ada kesempatan" balas Minho dengan kekehan ringan yang mampu membuat Vio terpana sehingga ia harus mengedipkan kedua matanya berkali-kali saking tidak percayanya. "Ayo masuk" lanjutnya mempersilahkan gadis itu masuk kedalam ruang latihan yang tampak lengang.

Berbeda dengan ruang latihan yang sebelumnya dijumpai oleh Vio, ruang latihan yang satu ini rasanya jauh lebih luas dan jauh lebih nyaman. Didalamnya terdapat segala macam alat musik, disudut ruangan terdapat sofa yang nyaman, yang tersusun dengan rapi, warnanya pun tampak sangat sesuai diletakkan diruangan ini. Nampaknya ruang latihan tersebut juga dilengkapi dengan sistem kedap suara, jadi sebising apapun didalam maka dari luar ruangan mereka tidak akan dapat mendengarnya.

Two the WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang