First Love 2: Suga

928 37 1
                                    


"Min Suga!!"

Suga mendongak dan menemukan Yoo Jiae di depan mejanya. Dengan tatapan berkilatnya, mata biru itu menatap tajam mata hijau milik Suga.

"Apa?" Jawab Suga enteng. Seisi kelas menatap mereka ngeri dan heran, guru killer satu-satunya dilawan suga? Jangan sampai perang dunia ke-3 dimulai!

"Kau tidur di kelasku?! Beran-"

"Ini kelasku, jangan perintahkan aku untuk bangun," sontak murid-murid tegang dan beberapa mencoba mengalihkan perkelahian mereka.

"Bu! Saya mau ke ka-"

"Diam!! Kalian semua keluar dan keliling lapangan 5 putaran!"

Isi kelas keluar dan hanya menyisakan mereka berdua. Mungkin perang dunia ke-3 memang harus dimulai sekarang.

Suga, anak dari presiden direktur Seoul. Sudah menjadi donatur tetap sejak sebelum ia sekolah disana, tepatnya 5 tahun lalu, tepat saat sekolah ini butuh diselamatkan. Gempa berkekuatan 8 Sr mengguncang Seoul dan berhasil meruntuhkan bangunan sekolah bergengsi, Yeous Highschool.

"Kau melawanku? Apa kau ingat siapa aku?"

"Kau guru terburuk yang pernah mengajar di kelasku"

Plakk!

Tamparan keras dilayangkan Jiae dan melukai sudut bibir suga.

"Ini kelas kepala sekolah! Jangan mengaku-ngaku! Kau hanya murid disini!" Teriak Jiae sambil menunjuk-nunjuk dada Suga.

Suga menyeka darah yang keluar dari luka sudut bibirnya. Kepalanya mulai panas dan mukanya merah.

"Belum sadar juga?! Ku ulangi, kau hanya murid disini!! Jangan pernah membantahku atau kau-"

"Atau apa? Aku hanya murid, tapi aku bisa menuntutmu dengan tuduhan pembullian," suga berdiri dan berjalan ke arah jendela.

"Hukumannya juga lumayan, Oh! Aku lupa, aku cuma murid. Tidak seharusnya aku mengatakan hal tidak sopan," Jiae masih membeku mendengar perkataan Suga yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali.

"Tapi itu bisa saja, kapanpun itu aku pasti melaporkanmu" Suga mendekat. Semakin dekat, membuat Jiae merinding dan gemetar. Ketukan sepatu itu berhenti di depan Jiae. Jarak mereka tidak terlalu jauh, bahkan Suga bisa melihat peluh Jiae yang hampir menetes.

"Apa kepala sekolah tidak mengatakan apapun? Hah, kau lupa?"

Deg!

Sialnya Jiae baru ingat bahwa Suga adalah putra dari presiden direktur. Dan sekolah ini sudah sangat bergantung padanya. Jiae sadar apa yang ia lakukan. Mengancam putra yang menjadi donatur sekolah bukan hal yang bagus, apalagi jika bekerja didalamnya.

"Mian, maafkan aku," bulir air mulai terlihat di ekor mata Jiae. Ia menundukkan kepalanya, berusaha menutupi air mata penyesalan yang sebenarnya ia buat sendiri.

"Hah, menangislah! Memang seharusnya kau menyesalkan perbuatan busukmu itu" helaan demi helaan nafas Suga hembuskan. Suga menyeringai, ia merasa menang dengan apa yang dia putuskan sekarang.

"S-sepertinya kau senang sekali?" Suga menyeringai lebih dalam dan membalikkan badannya ke Jiae. Dia berdiri disitu, tubuh lemah yang setiap hari menyiksa murid dengan kata-kata pedas dan hukuman.

"Tentu saj-"

"Jiae!!" Barusaja Suga mau mengatakan sesuatu jika saja seorang namja tidak diundang datang menghadap mereka berdua,

Namja tegap bertubuh jangkung itu mulai mendekati Jiae, ia memeluknya dan mencium kepalanya. Entah apa hubungan mereka berdua, yang pasti mereka sangat dekat. Terlihat saat mereka melakukan itu,

"Siapa kau?! Apa yang kau lakukan padanya??"

Suga yang tadinya ada di depan Jiae lantas mundur beberapa langkah. Seketika wajah suga berubah bingung tapi tidak lama kemudian berubah menjadi bengis lagi.

"Hei, harusnya aku yang bertanya. KAU siapa?" Suga meninggikan suaranya, pertanda makin kesal dengan kehadiran namja tak diundang,

Namja jakung itu melepas pelukannya dan menenangkan Jiae. Suga yang melihat itupun jengah dan langsung memutar bola matanya.

"Oh, mana sopan santunku? Haha. Perkenalkan, namaku Kim Seokjin. Kekasih dari Yeoja yang kau rendahkan"

"Pftt, Hahaha!! Rendahkan? Terbalik BODOH! Yeojamu ini Menamparku telak! Apa kau tidak lihat di CCTV?" Bentak suga sambil menunjuk CCTV di pojok ruangan.

"Aku perlu melihatnya. Chagiya, Kau tidak melakukan itukan?" Seokjin mengusao rambut Jiae dan menatapnya, tetapi, Jiae justru menangis lebih keras.

Suga mendesis tidak suka dengan pasangan penuh drama yang ia lihat didepannya. Lalu ia maju dan menarik lengan Jiae saat Seokjin masih sibuk mengelus rambutnya.

"Yak! Apa-apaan kau?! Kemarikan Jiae!" Seokjin marah besar dan berusaha merebut Jiae dari tangan Suga. Tetapi selalu saja tertangkis.

"Aku perlu bicara dengannya. Aku sudah muak, jika kau ingin selamatkan karirnya, maka biarkan aku bicara dengannya." Suga meninggalkan Seokjin di dalam kelas sendirian. Sedangkan Jiae, ia meronta-ronta minta dilepaskan.

Sampai di koridor belakang sekolah, Suga dengan cepat mendorong tubuh Jiae ke tembok lalu mencegatnya dengan tangan kanannya. Sangat jelas, perbedaan tinggi badan Suga. Ia kesulitan melihat wajah Jiae, ia mengangkat dagu Jiae agar ia bisa melihat wajah cantiknya.

"Kau tidak pernah memberi tahuku soal kau punya pacar?" Jarak mereka tidak lebih dari 30cm, membuat Jiae salah tingkah. Wajah Suga sangat manis dan tampan, tetapi sayang sekali ia sedingin itu.

"Ap-apa urusanmu?"

"BODOH!" Sangat keras. Suga teriak tepat di depan wajah Jiae yang kali ini benar-benar ketakutan.

"Tatap aku," Suga menyuruh, tetapi Jiae tetap menunduk.

"Baiklah," Suga mengangkat dagu Jiae dengan tangannya, lalu mendekat dan

Cupp !

Sebuah ciuman kecil terjadi. Jiae yang terkejut sangat ingin menampar Suga.

"Bodoh, aku menyukaimu."

"Mwo?!" Jiae sangat terkejut kali ini. Ia yakin pipinya merah, karena ia merasakan panas pada pipinya. Ia bertanya dalam hatinya, sejak kapan?

"Sejak pertama kali kau masuk sekolah ini, aku terpaku padamu. Tapi kau bodoh, ternyata kau sudah punya pacar."

"Kalau kau mau, aku ingin menjadi yang kedua. Aku sangat menyukaimu Jiae"

"Tapi, kau.. kenapa kau sangat kasar padaku?" Pipi Jiae tetap merah, sebuah tanda yang sangat jelas. Jiae juga menyukai Suga.

"Salah tingkah. Ya, aku salah tingkah, kau terlalu istimewa Jiae" Suga kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Jiae.

Cupp !

Benda merah kenyal mendarat di bibir Jiae. Melumatnya lembut, dan saling beradu napas. Lebih lama, dan lebih panas.

"Jiae," Suga bertanya sambil memeluk Jiae.

"Ya?," Jiae menjawab, napasnya putus-putus, dan rambutnya berantakan.

"Maukah kamu, jadi pacar pertamaku?"

Jiae tergelak. Jadi, ia pacar pertama Suga? Ciuman tadi .. terasa sudah berpengalaman.

"Pertama? Kau benar tidak pernah pacaran sebelumnya?"

"Ya, belum pernah. Sekarang, tolong jawab pertanyaanku" Suga mencubit pipi Jiae yang merah padam, gemas.

"Ya, aku mau. Kau jadi yang kedua untukku."
.
.
.
.

SELESAI JUGA SUGA NYA !
Mianhae, lama bgt hiatusnya, lagi garap cerita lagi soalnya eheh
THANKYOU YG UDH SEMPETIN BACA!

JAN LUPA STARNYA DITOUCH YES :> Gratis kok ngetouchnya eheh :> iyalah :>

Cerita BTS [COMPLETE]Where stories live. Discover now