Blood - Kim Namjoon

397 17 2
                                    

Seorang namja yang memikat banyak yeoja karena ketampanannya. Tubuh jangkung yang ideal dan kepribadiannya yang hangat. Tidak lupa, ia sangat cerdas dan pintar. Sempurna.

Namanya Kim Namjoon, ia bersekolah di Seoul Highschool. Ia kini berada di tingkat akhir. Sejak dulu ia mempunyai otak yang cerdas, ketampanan yang di atas rata-rata, dan kelebihan lain yang disenangi satu sekolah. Ia mempunyai banyak teman karena mengikuti banyak ekstrakulikuler. Basket, voli, osis, baseball, dan karate. Beberapa teman wanitanya mengikuti jejak Namjoon dalam bidang apapun, tentusaja demi mendapatkan hati Namjoon. Kemanapun Namjoon pergi, disitu ada banyak yeoja.

Tidak sedikit namja sekolah yang tidak menyukai Namjoon. Mereka merasa kalah dan tersaingi. Mereka kerap menjaili Namjoon, tetapi tidak pernah berhasil karena Namjoon selalu bisa melawan balik.

Semua orang menyukai Namjoon karena kepribadiannya yang hangat. Ia senang tersenyum kepada semua orang, Ramah, dan senang membantu. Keramahannya membuat hati semua orang meleleh.

"Selamat pagi Bu," Namjoon menyapa guru yang baru saja lewat, dan guru tersebut membalas senyuman Namjoon yang manis.

Hari ini kelas dimulai seperti hari biasa. Pelajaran ke 2 adalah bahasa korea–salah satu pelajaran favorit Namjoon. Ia memperhatikan ibu guru dengan sangat baik dan kelas sangat tenang, sebelum keributan mengganggu konsentrasinya.

Seorang siswa memasuki kelas tanpa mengetuk pintu. Bukan, bukan mengetuk tetapi mendobraknya dengan kaki. Sontak seisi kelas menjadi ramai. Bisik-bisik mulai menjalar dari siswa ke siswa. Namjoon sangat benci keadaan seperti ini, keributan.

Ibu guru yang mengajar pun berhenti bicara di depan kelas. Memelototi muridnya yang baru saja masuk kelas secara tidak pantas. Siswa tersebut menyelonong masuk dengan santai dan tanpa rasa bersalah.

Ketika berjalan, Namjoon memperhatikannya lekat-lekat, seperti macan yang mengincar mangsa. Merasa ada yang mencurigakan dari sebelah kanannya, siswa tersebut menoleh ke tempat Namjoon duduk. Dan benar saja, ada yang mencurigakan. Mata mereka bersitatap tajam, tidak peduli jika seisi kelas berbisik-bisik.

"Lihat apa?" Tanya siswa itu, sambil berjalan mendekat Namjoon. Yang ditanya justru melotot marah dan tidak berkata apapun.

"Hey, kau ngajak berantem?" Tanya siswa itu lagi. Kali ini lebih dekat dan sudah di depan meja Namjoon. Mata Namjoon sudah tidak menatap siswa itu, dan sekarang berpindah ke name tag di dada kiri siswa itu. Kim SeokJin. Namjoon merasa asing dengan nama itu. Ia tidak merasa ingat punya teman bernama Kim SeokJin.

BRAKK!

Terdengar hentakan kayu dari depan kelas. Ibu Guru bahasa korea sudah kehabisan kesabaran dan meminta SeokJin menghadapnya.

"Kita selesaikan nanti, anak cupu." Ucap SeokJin dengan nada mengejek sekaligus mengancam. Lalu pergi menemui ibu bahasa korea.

Namjoon masih merasa janggal dan marah. Sudah lama ia tidak merasa seperti ini. Perasaan yang.. membara?

-jam istirahat-

Namjoon pergi ke kantin sendirian. Ia tidak punya banyak teman, karena mereka merasa tersaingi. Sesekali Namjoon mencari keberadaan Kim Seokjin, tetapi tidak ketemu.

'dimana cecunguk itu?'

Setibanya Namjoon di kantin, ia putar balik karena merasa melihat Kim SeokJin. Ia mengikuti SeokJin sampai ke WC pria dan melihatnya menyalakan rokoknya.

Spontan, Namjoon mengecek keadaan, apakah ada siswa lain disekitarnya atau tidak. Setelah merasa aman, ia mendatangi SeokJin.

"Oy, kau," Sapa Namjoon.

"Aaah, si Cupu. Mau menyelesaikan yang tadi?," Jawab Seokjin sambil menyemburkan asap rokok ke udara di sekitarnya.

"Ya, kita selesaikan hari ini," Sudut bibir Namjoon terangkat dan terlihat smirk yang menyeramkan. Ia lalu mengunci pintu utama toilet dan mendatangi SeokJin yang dibuat heran dengan apa yang ia lihat.

"Si Cupu ini takut sampai mengunci pintu?!"

"Oh ya? Aku sangat takut," ucap Namjoon santai sambil mengeluarkan benda besar dari balik hoodienya. Sebuah pisau pemotong kue dan pisau buah. SeokJin terbelalak melihat dua buah benda tajam yang Namjoon bawa.

"Si Cupu ini takut sampai matanya melotot? Akan sekalian ku keluarkan matamu," Sekali lagi Namjoon menyunggingkan senyumnya dan melempar pisau buah yang terhunus tepat ke pundak Seokjin.

"AAAKKKK! APA YANG KAU LAKUKAN?!" Seokjin berteriak sangat kesakitan sambil memegangi hunusan pisau yang sangat dalam tersebut.

"Ini baru pemanasan, mari kita ulangi pemanasannya," Namjoon menyentuh pisau tersebut dan mendorongnya sampai SeokJin jatuh terduduk. Sekali lagi SeokJin berteriak kesakitan tetapi tidak ada yang bisa mendengarnya.

Namjoon mengambil pisau buahnya dan ditancapkannya ke pundak lainnya. Darah mengalir dimana-mana. Di lantai, di baju, di tembok. SeokJin kehilangan kesadarannya karena banyak sekali darah yang tumpah. Namjoon tersenyum kecil, melihat seseorang di depannya tidak berdaya, sangat memuaskan.

Sembari menunggu korbannya bangun, ia memulai aksinya. Pisau kue yang ia bawa ia tancapkan ke tangan SeokJin. Agak susah menancapkannya karena tumpul. Setelah ia susah payah menanamkan pisau kue tersebut dan akhirnya tertancap, Seokjin bangun dan langsung berteriak.

"Ssst, simpan suaramu, bisa-bisa kau pingsan lagi. Kan jadi tidak seru." Kata Namjoon. Ia melepas pisau di pundak SeokJin dengan kasar, membuat SeokJin mengerang. Kali ini Namjoon bingung, ia harus menancapkannya dimana. Lalu satu titik di tubuh SeokJin membuat semangatnya berkobar. Leher. Ia menancapkan pisau buahnya ke leher SeokJin yang sontak, tidak bisa membuat SeokJin bicara lagi karena sangat tersiksa.

Darah membanjir. Tergenang. Namjoon sudah selesai. Tubuh Seokjin sudah kaku dan sangat pucat. Namjoon sekali lagi mengangkat sudut bibirnya. Ia sangat puas. Sudah lama ia tidak melakukannya. Sejak 2 tahun lalu.

Mayat SeokJin tetap dibiarkan pada posisinya. Namjoon sangat penasaran dengan reaksi teman-temannya besok. Ia mengantongi kunci toilet pria dan pulang ke rumah.

Besoknya.

Beberapa mobil polisi, satu ambulan, tiga stasiun televisi mendatangi Seoul Highschool. Penjaga sekolah menemukan mayat SeokJin pada pagi hari saat patroli dan langsung memanggil polisi. Murid-murid yang masih di sekolah padahal sudah disuruh pulang merekam tubuh SeokJin yang dibawa ke ambulan.

Mereka bertanya-tanya. Siapa?. Semua orang tidak akan pernah menyangkanya. Kim Namjoon, Namja dengan prestasi terbaik, wajah yang diatas rata-rata, dan riwayat kriminal yang jauh dari kata 'ada' telah membunuh korban ke-12 nya.

-END-

.
.
.
Udah lur 😂

Kurang tegang ya? Maapin :<

Votement jangan lupa ❤ kalo lupa ya jangan :D

-sayangUwU-

Cerita BTS [COMPLETE]Where stories live. Discover now