Core 16 - [Keinginan Untuk Terus Hidup (Part 1)]

1.5K 168 22
                                    

Di dunia ini, yang namanya perbudakan adalah hal sepele dan dibutuhkan. Itu menurut para bangsawan yang memiliki nafsu besar untuk dirinya sendiri. Perbudakan dengan konsep jual beli selayaknya barang. Diskriminasi menjadi suatu yang normal bagi para budak. Budak yang telah dibeli, harus menuruti segala perintah tuannya. Tak peduli tubuhnya yang tuannya inginkan untuk kepuasan. Jadi, tak mengherankan kalau kebanyakan budak menjadi pasrah dan putus asa terhadap kehidupan mereka. Lalu, apa jadinya jika budak-budak tersebut memberontak?

Apa akan ada perubahan pada perlakuan terhadap mereka?

Sayangnya, aturan dalam pasar gelap berlaku mutlak untuk mereka. Kalau pun bisa kabur, mereka tidak akan pernah bisa meninggalkan tempat tuan yang sudah membeli mereka. Kabur kemana pun tak akan berpengaruh pada kehidupan budak itu sendiri. Karena mantera pengikat budak yang telah terikat di tubuh mereka sejak pembelian. Sebuah mantera sihir yang memungkinkan bagi penggunanya untuk memiliki budak yang tak bisa menolak perintahnya atau melukainya sekalipun. Meski budak tersebut memiliki keinginan tersendiri untuk menolak perintah tuannya, tubuhnya akan tergerak dengan sendirinya untuk menerima perintah.

Perintah apapun. Budak akan beruntung sekali jika mereka menerima perintah untuk melakukan pekerjaan rumah atau semacamnya. Tapi, bagaimana jika budak mendapat perintah untuk tidak menolak siksaan?

Maka.. kehancuranlah yang akan melanda hati mereka.

Contohnya adalah gadis kecil ini.

Semenjak dia dibeli oleh saudagar kaya dari kota bagian Timur, dia terus menerus disiksa dengan bermacam-macam cara. Setiap hari, air matanya mengalir deras. Luka lebam di seluruh tubuhnya. Baju yang sudah tak layak pakai. Kotor dan robek di sana-sini. Padahal usianya masih belum genap 12 tahun. Tindakan semena-mena dari tuannya telah menghancurkan hatinya. Dia pikir hanya ada keputusasaan di depannya.

Suatu ketika, tersebarnya berita akan adanya duel pertarungan antara Marcus sang petualang rank S dengan petualang pemula yang baru saja datang ke kerajaan ini beberapa hari lalu, terdengar hingga kediaman saudagar kaya tersebut.

Gadis itu tak sengaja mendengar pembicaraan tuannya dengan pengawalnya bahwa tuannya akan pergi untuk menonton duel yang menjadi perbincangan hangat di seluruh kerajaan. Tentu saja tidak termasuk budaknya.

Dia berpikir memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur selagi tuannya pergi.

Dan saat saudagar itu pergi, dia pun melancarkan rencananya.

———————————

(Hee~ Benarkah?)

(Iya. Apapun yang terjadi, tak peduli dia dalam bahaya atau semacamnya, wajahnya tetap seperti itu! Tak berubah! Kau menyadarinya, kan, saat kau tatap matanya setajam apapun dia tetap seperti itu. Kadang itu membuatku kesal..)

(Fufufu~ Memang mengesalkan. Untuk pertama kalinya aku setuju denganmu, Erlia.)

Suara mereka ini...

Rasanya sangat aneh dibanding saat hanya Erlia saja di dalam tubuhku. Entah kenapa, aku merasa kepalaku seperti ada pasarnya. Mereka mengganggu istirahatku saja. Apa mereka lupa kalau aku masih terluka? Apalagi di titik vitalku, pemulihannya tak secepat luka biasa. Walaupun aku ini abadi, kalau terluka pun aku masih selayaknya manusia biasa. Berkat rasa sakit yang gila ini, aku tak bisa bangkit dari tidurku. Dan mereka berisik di kepalaku.

"Bisakah kalian diam? Gara-gara kalian berisik, kepalaku jadi sakit. Selain itu, kalian membuat dadaku berdenyut-denyut." Celetukku sembari memandang kosong atap gelap di atasku.

(Maaf, maaf, Shiki. Tapi.. bukannya kau bisa sihir penyembuh, ya? Erlia memberitahuku sebelumnya, kalau sihir penyembuhmu itu hebat.)

"Hahh... memang benar. Hanya saja..."

Alfreiden Core [On Going]Where stories live. Discover now