Core 08 - [Duel Singkat]

769 84 24
                                    

“Ne, kau yakin melepasnya begitu saja?”

Setelah kepergian Shiki, Anna hanya diam di kamar penginapan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Melihat keadaannya, Arelia tak mau tinggal diam dan pergi untuk membujuknya.

“Aku tahu dia kuat, tapi itu tidak selamanya seperti yang kita pikirkan. Bahkan orang paling kuat pasti punya kelemahan. Suatu saat, bisa saja dia akan terluka lalu ... mati.”

Suasana di ruangan tersebut tampak muram. Semua orang di situ tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk terdiam dan pasrah.

“Suatu malam, dia pulang dengan tubuh penuh luka. Dia ... hampir kehilangan nyawanya.”

Anna sedikit tersentak ketika Irie menceritakan kejadian sebelum reuni mereka.

“Kami tak bisa berbuat apapun. Sihir penyembuhku terlalu lemah. Waktu itu aku pikir akan menyerah. Tapi ternyata keajaiban datang saat dibutuhkan. Regenerasi miliknya berkembang dan luka-lukanya sedikit demi sedikit pulih. Akhirnya aku menggunakan sihir penyembuh padanya secara terus menerus sampai kehabisan mana. Nia juga membantuku. Jadi, Tuan Putri, keajaiban takkan selalu datang. Ada waktunya dia menemui ajalnya. Sekalipun dia abadi, dia tetaplah manusia. Dan manusia akan mati pada akhir hidupnya. Jujur saja aku mengkhawatirkannya. Aku tak ingin dia terluka. Aku tak ingin kehilangan dia. Aku ingin membawanya kembali. Apa kau tidak menginginkan hal itu, Anna-sama?”

Seusai mendengar cerita dari Irie dan pertanyaannya, Anna menjadi ragu. Dalam lubuk hatinya, dia ingin sekali membawa Shiki pulang. Akan tetapi, perasaan yang mengatakan bahwa dia hanya menjadi beban, membuat dirinya mengalami keraguan untuk maju.

“Yang aku cemaskan adalah Shiki-kun menuju Rivia. Apa kita bisa melewati dinding pembatas? Apa itu mungkin? Anggap saja kita sudah menyeberang perbatasan. Tentunya di sana banyak iblis yang lebih kuat dari iblis yang menyerang kota ini. Kalian pikir, kita bisa bertahan sampai menemukan dia? Benarkah kita bisa? Kukira kita hanya akan jadi beban baginya. Lagipula, selama ada Noir-san di sisinya, dia akan mencapai tujuannya kemudian kembali pada kita,” jelas Anna sambil menunduk.

“Anna, tak ada salahnya mencoba, ‘kan? Kita bisa bekerja sama untuk mengatasi semuanya. Pasti kita bisa bertahan sampai menemukannya,” bujuk Arelia khawatir.

“Aku ...! Aku juga pernah melihat Shiki-kun hampir mati ... tepat di depan mataku.” Air mata yang terbendung pun lepas kendali dan terus menetes seiring ucapannya berlanjut. “Seharusnya aku lebih bisa menjaga diriku dari ancaman apapun setelah mengetahui kalau banyak yang mengincar nyawaku. Dia terluka karena kurangnya kewaspadaanku. Itu salahku. Lemahnya aku hanya beban untuknya. Aku ... hanya beban ....”

Brakk!

Terdengar suara pintu di dobrak dan bersamaan dengan itu, sesosok iblis wanita bersayap muncul di belakang Anna dan membisikinya.

“Kalau begitu, nikmati penyesalanmu setelah bertemu dengannya.”

Kemudian Anna dibawa pergi dengan cepat tanpa membiarkan seorang pun menyusulnya.

**********

“Hah ... Hah ... Hah ...” Napasku tak beraturan. Tubuhku sudah pada batasnya. Memang aku menghindari serangannya hingga tak ada satu pun goresan kudapatkan. Tapi kelelahan yang kurasakan ini sungguh merugikanku. Tinggal menunggu waktu aku akan dihabisi olehnya.

Aku berlindung di balik batu besar untuk memulihkan mana-ku. Erlia tidak merespon ketika aku sangat membutuhkannya. Noir juga. Tak kusangka Valdra mampu melumpuhkannya dalam sekejap tanpa membiarkan adanya perlawanan dari musuhnya. Ini benar-benar buruk.

Sesekali aku menengok ke belakang guna memastikan bahwa dia tidak menemukanku. Namun, tiba-tiba sekelebat bayangan melewatiku begitu saja dan menyerangku dari belakang.

Alfreiden Core [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang