Because i love you part 28

486 36 11
                                    

Setelah kembali ke Istana, Putri Seeta langsung membawa Rahul ke ruangan pribadinya agar beristirahat. Namun, bukannya beristirahta Rahul malahan diam-diam dia pergi ke ruangan kerjanya. Di sana terlihat Anjali sedang sibuk berdiskusi dengan beberapa petinggi dewan Istana.

"Maharaj..." seru Anjali ketika menyadari Rahul sudah berada di ruangan itu. sontak saja para petinggi Istana itu langsung bangkit dari kursi dan memebri hormat.

"Bisakah kalian keluar sebentar, ada yang ingin aku biacarakan dengan nona Anjali" ujar Rahul masih dengan kewibawaannya. Tanap diperintah 2 kali para petinggi dewan kerajaan itupun langsung keluar.

"Kau menikmati peranmu sebagai kepala negara?" ujar Rahul setangah bercanda ketika para petinggi itu sudah menutup pintu.

"Aku lebih suka menjadi ibu negara" canda Anjali balik. Rahul tertawa.

"Maaf jika status Ibu negaramu masih tertunda" Rahul tersnyum. Ia menjalankan kursi rodanya mendekat Pada Anjali.

Tiba-tiba Rahul menghentikan kursi rodanya. Lalu ia merenatngkan kedua tangannya.

"Maukah kau memelukku?" pintanya. Anjali tertawa menahan haru. Bebrapa detik kemudian ia berlari dan langsung memeluk Rahul.

"Aku merindukanmu, Rahul" tutur Anjali.

"Aku juga sangat merindukanmu."

Anjali melepas pelukan Rahul. Namun seblum Anjali benar –benar menarik diri dari pelukan Rahul, Rahul tiba-tiba menempelkan telapak tangannya di kedua sisi pipi Anjali.

"Maaf jika Karan harus memaksamu meneima mandatku. Dan terimakasih kau mau bekerja keras untuk hal itu" ucap Rahul lembut.

"Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan" Anjali menatap Rahul.

Tiba-tiba saja tanpa diduga Karan datang. Rahul salngsung menrunkan tangannya yang berada di kedua pipi Anjali. Keduanya gelagapan.

"Maaf, jika saya mengganggu, Maharaj. Putri Seeta sedang marah-marah mencari Anda." Tutur Karan menahan tawa.

Rahul medesah lemah. " Ibu, ibu... tak bisakah dia membiarkan aku bahagia sebantar saja. Sudah sebulan lebih aku terkurung di kamar dan ketika di Istana pun aku masih harus terkurung di kamar?" gertutu Rahul sok kesal. Anjali dan Karan tertawa.

"Sudahlah, Rahul. Mungkin ibu memang benar. Apakah kau tidak ingin pulih dengan cepat. Supaya kau lebih cepat kembali bertahta menjadi kepala negara dan secepatnya kau melantikku sebagai ibu negara" canda Anjali. ia melirik nakal pada Karan. Karan tertwa. Rupanya Anjali memberi "kode keras" pada Rahul.

@@@

Satu minggu berada di Istana, kondisi Rahul semakin membaik. Luka-lukanya sudah negring sempurna sehingga ia tak perlu lagi menggunakan perban. Hanya saja, karena kelumpuhannya, ia tetap menggunakan kursi roda untuk beraktifitas. Untung saja ia mempunyai pengawal pribadi yang setia menemaninya. Oleh sebab itu, Rahul kembali mengambil alih tahta kerajaan dari Anjali.

"Ibu, boleh aku berbicara sesuatu" Anjali membuka suara ketika dia, putri seeta dan putri nandini sedang duduk santai di sofa ruangan Putri Nandini.

"Katakan saja, Putriku." Sahut putri Nandini. Ia meletakkan majalah yang ia baca ke atas meja.

"Apakah tidak sebaiknya kita melanjutkan pernikahanku dan Rahul yang sempat tertunda?" Anjali berbicara terbuka. Putri Seeta yang sedang meneguk teh sedikit tersedak. Ia menoleh pada Anjali seraya meletakkan cangkir tehnya.

"Kau benar. Perinkahan itu adalah hal baik dan tidak boleh ditunda-tunda." Sambar Putri Nandini. Ia langsung memeluk Anjali bahagia.

Putri seeta mengangguk-angguk tanda setuju." Kau sudah berbicara dengan Rahul?" tanyanya kemudian.

Because I love You (Karena Aku Mencintaimu)Where stories live. Discover now