Prolog: "Hai!"

25.6K 877 24
                                    

Hai! Namaku Alexandra Hewitt. Sekarang aku tinggal bersama teman masa kecilku di sebuah flat kumuh dengan harga terjangkau. Aku bekerja di sebuah kedai kopi yang beralih fungsi menjadi bar pada malam hari dan menjadi tempat menonton pertandingan bola saat musim laga milik Maurice Thanneon.

Dulu aku adalah bintang sekolah. Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, kecantikanku tidak berkurang bahkan bertambah seiring dengan kedewasaanku. Aku memiliki kekasih lebih dari satu sehingga aku tidak naik kelas saat di sekolah dasar.

Rekor berkencanku adalah menjalin hubungan dengan tujuh pria sekaligus dalam satu waktu kegilaan macam itu kulakukan di tahun pertamaku menginjak sekolah menengah atas.

Pada tahun selanjutnya aku hanya menjalin hubungan dengan tiga orang sekaligus paling banyak dan aku tidak pernah sendirian. Setidaknya aku memiliki beberapa pria yang kuanggap sebagai teman.

Sekarang, aku semakin dewasa dan aku hanya berkencan dengan satu orang dalam satu waktu. Thunder, seorang pria yang kutemui di bar menjadi langkah pertama hubungan dewasaku dengan seorang pria.

Ada dua hal berbeda dalam tempat kerjaku. Pertama, jika kau berkenalan dengan pria yang menikmati kopi di Maurice's Coffe Shop pada pagi hari tentu dia adalah seorang pria baik-baik yang memiliki kehidupan teratur. Sedangkan jika kau berkenalan dengan pria yang menikmati bir pada sore hari di Maurice's Bar, tentu saja pria itu memiliki pola hidup yang tidak teratur atau mungkin juga seorang pengangguran. Walau kuakui sebagian besar pria pada sore hari memiliki wajah tampan dengan pesona liar luar biasa dibandingkan pria-pria mapan di pagi hari. Tapi jika kau menemui pria melepas lelah dengan segelas atau dua gelas bir di malam hari, sudah pasti dia baru saja pulang kerja.

Jika aku ingin bersenang-senang aku akan memilih salah satu dari pemuda yang mengunjungi Maurice's Bar, dan jika nanti aku ingin mengakhiri masa lajangku aku akan mulai berburu pria dari Maurice's Coffe Shop. Atau Maurice's Bar tapi pada malam hari.

Haha! Sempurna. Well, bahagia tidak selalu disimbolkan dengan uang, bukan?

Teman masa kecilku adalah Lacey Sanders. Aku mengenalnya sejak sekolah dasar. Tidak seperti diriku yang selalu cantik, Lacey kecil memiliki susunan gigi tidak teratur dan bintik di sekitar wajah serta hidung. Kemudian Lacey remaja mengalami pubertas yang sangat parah, tulangnya tumbuh terlalu tinggi seperti hidungnya, tidak buruk jika ia tidak terlalu kurus, ditambah lagi dengan jerawat-jerawat khas remaja menghiasi seluruh permukaan kulit wajahnya.

Seperti pangeran katak. Lacey dewasa tumbuh menjadi wanita yang cantik, terkadang aku merasa ia lebih cantik dariku. Well, itu adalah efek perubahan drastis. Lacey dewasa berkulit mulus, tanpa bintik, tanpa jerawat. Pola hidup teratur yang ia jalani menambah bobot tubuhnya menjadi lebih proporsional. Demi menunjang rasa percaya dirinya Lacey mewarnai rambut pirangnya dengan highlight berwarna merah api.

"Kau seperti jalang!" Aku pernah mengomentarinya pada suatu hari ketika ia masuk ke dalam apartemen kami. Dan kalian tahu apa yang ia katakan?
"Benarkah? Ini melebihi ekspektasiku." Ia melonjak gembira.

Dan saat itu aku baru sadar jika ada seorang gadis yang ingin disebut jalang ketika gadis lain marah jika seseorang memanggilnya dengan sebutan jalang. Padahal mereka memang jalang.

Lacey menunjukan jiwa pemberontaknya. Merasa rendah diri sedari kecil hingga remaja membuat Lacey lepas kendali saat dewasa. Well, aku tidak keberatan Lacey selalu membawa pria yang berbeda setiap malam ke atas ranjang tidurnya, toh kamar kami berbeda. Bahkan aku pernah melihat seorang pria yang sedang mengantri di ruang duduk kami untuk tidur bersama Lacey selanjutnya sementara Lacey sedang bercinta dengan pria lainnya.

Naughty Dirty HopeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon