IX: "Lacey's wildest dream"

5.2K 465 18
                                    

"Memangnya apa impianmu, Lacey?"

Lacey tidak menjawab. Wajahnya berubah tegang sementara matanya melebar menatap Travis.

"Tidak ada! Apa yang kami bicarakan barusan tidak ada hubungannya dengan impianku." jawab Lacey.
"Aku hanya bertanya apa impianmu di buku Roxanne." Travis mengulang dengan wajah datar walau aku yakin pria itu telah mencurigai gelagat Lacey. Setidaknya Travis tidak menyudutkan Lacey yang malang.

"Oh-" Lacey mengiyakan. "Aku hanya ingin berteman dengan beberapa orang. Aku ingin memperluas pergaulanku yang sempit. Kau tahu sejak kecil aku sulit bergaul."

Travis memberikan tatapan menilai pada seluruh diri Lacey. "Dan sekarang kau menjadi mudah bergaul." katanya sambil mengangguk membuat Lacey kesal.

"Jadi kapan kita pergi ke Mater Dei?" aku mengalihkan fokus mereka atau Lacey akan lebih tertekan lagi.

"Aku punya waktu minggu depan." jawab Travis mantap.
"Aku bisa menyesuaikan." sahut Lacey.
"Kami bisa menyesuaikan." aku mengkoreksi jawaban Lacey karena kami bekerja di tempat yang sama. "Hari rabu kami bisa mengambil cuti. Bagaimana denganmu?" aku menoleh pada Travis.
"Aku juga bisa mengambil cuti pada hari itu." jawab Travis. Aku merasa Travis menutupi sesuatu namun aku enggan mengorek urusan pribadinya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Beverly?" aku mulai lagi. "Bagaimana pun aku merasa hubungan kalian tidak sehat. Suatu saat Logan pasti  merasakan cemburu padamu."

Travis sedang mengitari bibir gelas dengan jari manisnya. Aku sempat melirik Lacey begitu tertarik ketika mendengar topik ini. Ia mengambil bagel Travis dan menyobeknya kemudian memasukan ke dalam mulutnya sambil menanti jawaban Travis.

Aku dan Travis balas menatap Lacey menanti apa yang akan dilakukan gadis itu selanjutnya.
"Aku hanya akan mendengarkan." Lacey berjanji dengan mengaitkan jemarinya sambil mengunyah isi mulutnya.

"Aku telah menyarankan Logan untuk berobat namun ia merasa sia-sia, toh dia pun tidak mencintai Beverly." ujar Travis sambil mengamati jarinya yang berputar-putar.

"Mungkin saja dengan melakukan sex Logan bisa mencintai Beverly." aku begitu optimis karena aku seringkali jatuh cinta pada pasanganku walau usia hubungan kami tidak panjang.

"Tidak!" Lacey berhasil menelan bagelnya dan menyahut. "Tidak! Sex tidak membuat dua orang saling jatuh cinta. Sex adalah sex dan cinta adalah cinta. Sex dan cinta yang dipersatukan sangat langka terjadi."

"Untuk orang yang berganti-ganti pasangan, ya. Tapi untuk orang yang jarang disentuh kurasa mereka akan lebih mudah jatuh cinta." aku menyanggah Lacey.

Travis kembali menoleh pada Lacey, ada garis tawa di matanya. "Mengapa kau terdengar begitu sinis pada cinta, Lace?"

"Aku tidak sinis. Hanya saja aku membuat perbedaan antara sex dan cinta." Lacey menjawab sambil lalu.

"Itu artinya belum ada pria yang membuatmu jatuh cinta?" Travis merendahkan suaranya pada Lacey.

"Hah! Terserahlah, aku mau kembali bekerja." Lacey punya cara yang cerdas untuk menghindar. Ia berdiri meninggalkan kami.

"Lacey-" aku berseru memanggil namanya dan ia menoleh. "Hayden seorang arsitek."

Lacey memikirkan kata-kata itu sejenak kemudian ia mengangguk dan meneruskan langkahnya.

Dosen, dokter, arsitek, aktor, teman SD. Aku melihat Lacey sedang menghitung menggunakan jemari lentiknya dengan bibir membisikan jenis-jenis profesi.

"Aku sudah tidur dengan seorang dosen dan arsitek. Sekarang aku harus menghindari dokter, aktor, dan teman sekelas." ia berujar pada diri sendiri.

Segera setelah Travis pergi kami kembali sibuk dengan urusan kafe. Aku harus sibuk agar tidak memikirkan kutukan itu. Menikah dengan Russell... aku menggeleng kasar. Tidak! Jangan!

Naughty Dirty HopeDove le storie prendono vita. Scoprilo ora