V: "True Friend"

5.1K 501 7
                                    

Demi seluruh dewa-dewi Yunani. Apakah takdir benar-benar mempermainkanku? Aku menemukan Beverly tanpa disengaja setelah belasan tahun.

Sekarang aku menjadi benar-benar takut dengan kutukan Book of Hope. Apakah ini kebetulan semata atau ada unsur tak kasat mata dalam kasus ini?

Baiklah. Aku adalah wanita cerdas, yah, setidaknya aku bukan bodoh. Mari kita berpikir layaknya manusia moderen. Ini...hanya...kebetulan! Aku menegaskan dalam hati walau sebagian dari diriku masih percaya pada kutukan Book Of Hope.

"Beverly, maafkan aku. Aku sangat kacau sekarang." Aku mengungkapkan penyesalanku padanya dan berharap ia percaya bahwa aku tidak benar-benar melupakannya. Yah, sejujurnya aku lupa namun jangan sampai ia menyadarinya.

"Terlihat dari wajahmu." Ia mengibaskan tangannya di depan wajahku. "Mau mampir untuk secangkir teh?" Ia menawarkan.

Teh? Ternyata Beverly cukup beradab untuk menawarkan secangkir teh dan bukannya minuman. Walau sejujurnya aku lebih membutuhkan sebotol penuh bir sekarang namun aku tidak akan menolak kesempatan ini.

"Tentu saja." Aku bergerak mengikutinya dari belakang kembali mendaki anak tangga satu per satu. Ketika kami berhenti di sebuah koridor aku mendongak mengamati sekelilingku.

Brengsek!
Aku bersyukur karena umpatan itu tidak tercetuskan dalam wujud nyata, cukup di dalam hati. Apakah Tuhan sedang mempermainkanku? Dari sekian banyak lantai yang ada ternyata flat milik Beverly berseberangan dengan flat milik Ellie. Aku kembali kesini.

Ketika menanti Beverly membuka pintu rumahnya, terdengar pintu di belakangku terbuka. Dua pasang kaki melangkah keluar, aku enggan membalikan tubuhku dan tetap memunggungi mereka. Aku memejamkan mataku karena tiba-tiba ketertarikanku untuk mengetahui lebih lanjut tentang Beverly disela oleh rasa sakit dari penghianatan pria di belakangku.

"Hai, Bevy!" Terdengar suara merdu Ellie menyapa. Beverly membalik tubuhnya dan balas menyapa.
"Oh, hai, Ellie." Ia mengangguk pada Thunder, aku tahu itu. "Dan kau, Sir!" Beverly mengulas sebuah senyum. Aku tahu itu adalah senyum palsu yang dipaksakan Beverly karena aku sempat melihatnya melirik ke arahku walau sekilas.

Sepasang orang brengsek itu berlalu di dasar tangga dan Beverly memutar kenop pintunya hingga terbuka.
"Masuklah!" Ia melangkah lebih dulu ke dalam rumah.
"Terimakasih." Aku mengikuti Beverly tepat di belakangnya. Ternyata flat ini memiliki bentuk yang serupa dengan milik Ellie. Hanya saja jika flat Ellie berantakan dan menguarkan aroma sex yang kental. Flat milik Beverly sangat tertata rapi.

Aku mengambil tempat duduk pada sofa bernuansa bunga krisan yang unik sementara Beverly membuat teh di meja dapurnya.
"Kau mengenal Ellie?" Ia bertanya padaku walau aku yakin Beverly sudah bisa menebak apa yang terjadi.
"Tidak. Aku mengenal yang pria."
"Oh, aku mengerti. Kau tidak sedang dalam kondisi yang baik sekarang."

Bukankah aku sudah mengatakannya ketika kami bertemu di tangga bawah tadi. Aku mengerang dalam hati dan menjaga agar tidak memutar bola mataku. Itu tidak sopan.

Beverly menghampiriku dan membuatku takjub. Ia tidak membawa senampan teh seperti yang ia janjikan melainkan membawa dua botol Heineken pada kedua tangannya.

"Ini lebih baik!" Ia meletakan satu botol ke dalam tanganku sambil tersenyum penuh arti dan meminum dari botolnya sendiri.
Aku masih tercengang dan tidak langsung menyambut kebaikan hati Beverly. Aku tidak percaya, wanita yang terlihat sangat keibuan ini juga memiliki sikap liar.

Aku tertawa beberapa saat kemudian dan mulai menghabiskan setengah botol.
"Perselingkuhan, ya?" Gumam Beverly.
"Kami putus hari ini."
"Mengapa harus putus?" Tanya Beverly dengan santai dan sukses membuatku bertanya-tanya.
"Dia menghianati perasaanku, Bev. Dan dia menghianati wanita yang salah."
"Benarkah? Bukankah seorang Alexandra Hewitt pandai berbagi hati?" Ia tersenyum padaku.
"Aku tidak seperti itu lagi. Sekarang aku hanya menjalani satu hubungan dalam satu waktu."
"Itu artinya kau bertobat, ya."
"Ya, tepat seperti itu. Tapi aku tidak benar-benar marah. Jika Thunder memilih untuk berpaling pada wanita lain itu artinya hubungan kami sudah selesai dan aku bisa memulai hubungan baru dengan pria yang baru."

Naughty Dirty HopeWhere stories live. Discover now