Tiga bulan setelah kelulusan.

10.8K 605 215
                                    

Handphone perempuan berambut cokelat dan pendek itu berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Sementara sang pemilik masih tidur nyenyak dikasur bermotif bunga tulip berwarna ungu itu.

Jam menunjukkan pukul 16.53 WIB. Namun matahari tetap menerangi Kota Jakarta. Memang, 3 hari terakhir cuaca Jakarta begitu panas. Pakaian pun bisa langsung kering tanpa menunggu sampai sore hari.

Tepi tantik, angkat teponnya dong

Begitu suara handphone Steffi si pemilik rambut cokelat. kala itu, ia merekam suara sepupunya yang masih berumur 4 tahun dan dijadikan nada dering.

Tangannya mengerayangi kasur mencari handphone. Padahal hape nya di meja belajar.

"Nih anak lagi cari kutu apa gimana? Kok gak diangkat-angkat" dumel perempuan di sebrang telfon. Dia Shilla. Sahabat ter-bangsat Steffi sejak SMA.

"Ha--" belum sempat ia berbicara sudah di sahut Shilla dengan penuh teriakan.

"LO DIMANA? GUE UDAH DI MKG SEJAM!!"

Refleks, tangan Steffi membuang hapenya di kasur.

Setelah beberapa detik baru hapenya diambil lagi. Ternyata masih tersambung.

"Apasih Shilla cantik" ucapnya santai. "Gue lagi di jalan nih, macet"

"Mana ada suara jalanan sepi. Lo masih dirumah kan?"

"Gak percaya banget" Steffi masih berusaha meyakinkan Shilla.

"Pap sekarang!"

Mampus.

Apa yang mau di pap? Kasur? Bantal? Atau Boneka spongebob? Steffi gelagapan.

Ia tau betul sahabatnya itu kalo janjian pasti tepat waktu. Dan hari ini mereka berencana akan nonton film jam 6. Namun karena something membuat Steffi ketiduran.

Bukan Steffi kalo tidak cerdas. Dulu saja dia bisa bohong selama 6 bulan  walaupun akhirnya ketahuan. Kenapa sekarang tidak?

Buru-buru ia mengetik di layar touchscreennya.

Gambar jalanan macet

Lalu di download dan send ke Shilla.

"Thanks google Q" senyumnya.

***

"Cilaaaaaa" Teriakku ke cewek yang duduk di dekat eskalator.

Shilla menoleh.

"Gila Jakarta macet parah" Kataku sok kecapean. "Demi lo nih gue rela kena macet"

"Dan gue percaya?" Aku menyeringit.

"Gue telfon nyokap lo dan kata dia lo baru pergi jam setengah 6. Trus yang lo pap itu jalanan mana?" sambung Shilla dengan menekan kata jalanan.

Ah sial, dia tau.

Aku merasa malu dan berusaha stay cool. Sekarang aku sedang mikir gimana caranya buat Shilla gak marah? dengan keberanian super, aku merebut minuman Shilla dari tangannya dengan tujuan agar Shilla marah dan mau mengeluarkan sepatah kata.

"APAS--"

Tuhkan benar! dia berbicara.

"Jangan cuekin gue"

Sembari memasang wajah tak berdosa. Aku terus merayu sahabatku ini.

"Tadi tuh gue ketiduran jadi gak liat jam"

Times (Pending)Where stories live. Discover now