Kembali

6.4K 470 164
                                    

Play music video🎵

"Ah payah! masa lari gitu aja capek" ucap laki-laki didepanku. Sementara aku sedang tepar di jalanan. Aku mengikuti CFD di daerah jak-ut bersama pacar lamaku. Kita sudah berlari sejak jam tujuh dan sekarang jam delapan kurang.

"Jauh tau! keram nih kaki aku"

"Beneran? sini aku obatin" dia meluruskan kakiku dan menekannya kuat. Aku berteriak sambil mencengkram bajunya.

"Iqbaaaaaaal!!"

"Tahan dulu, mau sembuh gak?" dia malah mengancamku. Dasar lelaki! ceweknya sakit malah dimarahin.

"Udah!! aku gak ku-"

"Selesai" dia menepuk kedua tangannya secara bersamaan. "Gak sakit lagi kan?"

"Udah?" tanyaku tidak percaya.

"Udah dong. Sembuh kan?" ia tersenyum senang.

"Sembuh sih sembuh tapi tadi sakit banget kamu tekan" dia tertawa melihatku kesakitan. Aku memukulnya pelan.

Insiden tadi membuat aku dan Iqbaal tidak melanjutkan CFD. Kita malah belok ke arah tukang bakso. Dan memesan tiga porsi. Aku satu, Iqbaal dua.

"Percuma kamu lari kalo makan nya dua porsi" aku menceramahi Iqbaal yang lagi melahap dua bakso sekaligus.

"Lavber"

"Selesain dulu pak makannya baru ngomong" kelakuan Iqbaal dulu saat bersamaku semakin kelihatan. Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu, hubunganku dan Iqbaal sudah membaik. Dibilang balikan, gak juga. Tapi...ah sudahlah. Yang penting aku dan Iqbaal masih sama-sama punya rasa. Kalo status berpacaran cuma bonus aja.

"Minum dulu" aku menyodorkan teh kotak ke Iqbaal.

"Kamu gak mau nambah?" tawarnya.

"Liat kamu aja udah kenyang"

"Cie liat-liat aku. Ganteng ya?" aku melotot ke dia. Nih anak kesambet apaan sih. Kok receh.

"Udah yuk. Aku ada janji sama mama mau anterin ke dokter"

"Tante Alda sakit apa?"

"Gak sakit kok. Cuma periksa mata aja"

"Oh gitu. Kalo sakit datang ke dr. Iqbaal aja, dijamin langsung sembuh. Kan yang obatin camen"

"Camen?" kataku bingung. Itu bahasa planet mana.

"Calon menantu" dia berdiri dan membayar ke mamang bakso. Sementara aku sedang menelaah singkatan yang dia buat sendiri. Oh Iqbaal, sungguh recehnya dirimu.

Mobil Iqbaal sudah terparkir di halaman rumahku. Aku turun sambil membawa baju ganti Iqbaal yang ia tinggalkan di mobil. Dia sudah turun sejak tadi karena perutnya yang kepenuhan dan menyuruhnya untuk membuangnya kembali ke kloset.

"Mbak Yem bantuin" aku memanggil pembantuku yang lagi menyiram tanamam.

"Oh iya bentar non" katanya mendekatiku.

"Bawain sisanya yang didalem ya mbak" kataku lalu masuk ke rumah.

"Astaga kakak itu baju siapa? Kamu habis laundry baju?" tanya mama yang baru saja keluar dari kamar.

"Baju Iqbaal"

"Iqbaal nya mana?"

"Lagi buang dosa"

"Serius kak" mama terlihat kesal.

"Lagi di toilet. Tuh anaknya" pas banget. Iqbaal baru keluar dari toilet sambil memegangi perutnya.

Times (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang