Dosen baru

6.7K 487 151
                                    

Iqbaal pulang kerumah setelah mengantar Steffi ke bengkel akibat mobilnya mogok saat di moi. Dirumah sudah ada sepupunya, Bila. Semenjak kuliah kedua saudara ini memang jarang bertemu karena sama-sama sibuk.Bila itu anaknya asik, tapi mulutnya aja yang bawel.

"Kamu habis jalan sama Steffi?" tanya Bila didepan pintu.

"Tau darimana?" Iqbaal jongkok sambil membuka tali sepatu.

"Nebak ajasih"

Padahal Bila liat snapgram Steffi, walaupun Iqbaalnya gaada di video tapi jam tangannya masuk.

"Udah lama disini?"

"Lumayan" Bila melipat tangannya. "Elo sih jalan sama mantan lama banget"

Iqbaal tidak menggubris ucapan Bila, sepupunya ini memang gila. kalo ngomong gak pernah disaring.

"Cewek lo gak cemburu apa lo jalan sama mantan? mana mantan terindah" Bila mengubah tangannya. "Kalo gue jadi cewek lo, udah gue gorok Steffinya. atau jangan-jangan lo-nya masih sayang sama Steffi? makanya betah jalan lama-lama"

Iqbaal berdiri dan berhenti didepan Bila.

"Udah ngomongnya?"

"Belum"

"Kalo belum, lo rekam di hape trus kirim ke gue" lalu Iqbaal masuk.

Bukannya merasa bersalah atas ucapannya, Bila malah tertawa keras. Ia memang suka menggoda sepupunya yang ganteng ini. Dulu waktu masih umur 6 tahun. Iqbaal suka nangis karna mainannya diambil Bila. Iqbaal itu cengeng aslinya tapi sekarang aja yang sok badboy ala-ala novel best seller. Bagi bila Iqbaal tetaplah bocah, biarpun umur mereka hanya beda beberapa bulan.

Iqbaal terbaring di kamar, memikirkan ucapan Bila tadi. Ada benarnya juga sih. Tapi kalo boleh jujur ia nyaman jalan sama Steffi biarpun jarang ngobrol. Lalu diubahnya posisinya menjadi duduk. Ia melihat wallpaper hape ditangan. Foto dirinya dan keempat temannya, bukan foto Lira. Iqbaal baru sadar selama pacaran dengan Lira belum pernah foto Lira jadi wallpaper, sementara saat dengan Steffi tidak pernah sekalipun foto orang lain yang jadi wallpaper.

Sial!!

Iqbaal malah pusing memikirkan hal yang menurutnya tidak harus dipikirkan.

Hanya karna ucapan Bila yang notabane nya memang ceplas-ceplos, Iqbaal harus merasa bersalah dengan Lira dan beranggapan kalo dirinya masih sayang dengan Steffi. Ini gapenting, pikirnya.

Ia berusaha menutup mata agar bisa tenang sejenak dan memastikan hatinya kalo pergi tadi hanya pergi seorang teman dengan teman bukan seorang pacar dengan pacar.

Namun belum 10 detik merasakan kesunyian, Bila teriak. "BALLLLL"

"Gue masuk tv!!" katanya melihat aktris Chelsea Islan.

***

Seperti biasa sebelum ke kampus aku sarapan pagi dengan mama. Tumben mama masak sop pagi-pagi, biasanya aku hanya dikasih roti dan susu. Itu juga kalo stok nya masih ada, kalo gaada paling air putih biasa. Gak masalah sih karna aku tau mama sibuk dengan pekerjaannya. Gini memang kehidupan anak orang kaya yang ditinggal mamanya setiap saat. Bukan sombong tapi kenyataannya gitu.

Aku menyeruput kuah sop. Urghhh enak.

"Ini mama yang buat?" Aku bertanya karna tidak begitu percaya mama buat sop seenak ini. Masak aja jarang.

"Yaiyalah, mama liat resep nya di google"

"Ah masa?"

"Gini-gini mama kamu bisa masak juga"

Aku jadi merasa bersalah liat wajah mama jadi sedih, kasian juga anak sendiri gapercaya sama mamanya. Kupeluk mama dari depan dan mencium pipinya.

"Hehehe kakak becanda kok, makasih ya mama sayang. Enak banget sop nya, kakak sukak!"

Times (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang