My Idol is My Boyfriend [REVISI]

1. MIMB: Meet Him

.

Follow - Vote - Comment
.

[Min Yoora]

Aku Yoora, Min Yoora. Hidupku menjadi biasa saja saat orang-orang yang aku sayangi perlahan pergi.

Min Yoongi, dia Oppa-ku. Sudah sangat lama aku tidak bertemu dengannya. Mungkin sepuluh tahun tahun?

Dengan hidupku yang seperti ini, aku mulai berusaha untuk melupakan Bangtan Sonyeondan (BTS) -boyband kesukaanku yang saat ini tengah naik daun-

Kupikir, kegemaranku terhadap mereka akan sia-sia saja. Aku tidak bisa membeli satu album atau menghadiri konser mereka sebagai dukungan atas karya mereka.

Aku penggemar yang tidak berguna, kan?

Dalam anggota BTS, aku menyukai member tertuanya; Kim Seok Jin. Pria berbahu lebar dan berbibir tebal itu mampu membuatku hilang akal atas ketampanannya.

Dia imut saat tersenyum. Dia tipikal pria yang diidamkan para Ibu-Ibu untuk menikahi anak gadisnya. Seokjin itu pintar memasak.

Meski dia menyukai warna merah muda, bukan berarti dia seperti perempuan. Omong kosong macam apa itu?

Justru aku menyukainya sebab dirinya tidak pernah malu untuk mengumbar warna kesukaannya itu.

Dia tidak pernah malu bertingkah tidak jelas di kamera hanya untuk membuat penggemarnya tertawa.

Kim Seok Jin si Good Boy.

Korea.id; BTS akan segera comeback bulan depan!

Aku menatap sedih salah satu artikel tersebut. Sekali lagi, aku pasti tidak akan bisa mendukung karya mereka.

.

[Kim Seok Jin]

Bagi kami, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat keantusiasan penggemar kami di setiap comeback.

Aku senang melihat postingan-postingan ARMY di media sosial yang membahas tentang kami.

Sayangnya, aku tidak menemukan postingan dari akun ke sayanganku. Apa dia tidak mengetahui tentang berita comeback kami? Tidak biasanya dia terlamat memposting.

Akun itu bernama Choco_Min. Bukan akun fanbase besar, namun dia hanya akun penggemar yang sering membuat hatiku menghangat sebab membaca postingannya.

Kuharap aku bisa bertemu dengannya suatu hari nanti.

🐹🐹🐹

"Ibu, aku tidak bisa menjanjikan apapun untukmu selain belajar dengan sungguh-sungguh."

"Aku juga tidak bisa berjanji agar membawa Oppa kemari. Tapi, aku akan berusaha mencarinya. Ibu pasti merindukannya, kan?"

Aku bukan perempuan yang kuat. Aku tetap menjadi perempuan yang akan rapuh jika dihadapkan dengan makam Ibu-ku.

Sudah kubilang, hidupku menjadi biasa saja saat orang-orang yang aku sayangi pergi, termasuk Ibu.

Dia pergi meninggalkan aku sendirian. Tanpa memberi aku selembar uang pun.

Beruntung, aku mendapat beasiswa dari tempatku bersekolah sehingga tidak perlu membayar sepeserpun sampai lulus nanti.

Namun, bukan berarti aku berdiam diri saja. Aku tetap mencari uang dan bekerja paruh waktu untuk kebutuhanku sendiri.