7. MIMB: Sick

2.3K 185 4
                                    

.

Follow - Vote - Comment
.

"Yoora kemana? Aku sudah menunggunya sedari tadi."

Sowon menggerutu kesal ketika ia tidak kunjung mendapati kedatangan sahabatnya.

"Sowon?" Seseorang memanggilnya. Tentu bukan Yoora sebab suaranya terdengar berat dan dalam. Sowon pun menoleh ke asal suara.

Entah mengapa hatinya sedikit lega saat melihat Yoongi tak jauh dari tempatnya.

"Kenapa di sini sendirian? Apa kau tidak bersama Yoora?" ujar Yoongi sembari memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Sowon.

"Aku sedang menunggunya, Oppa."

Yoongi mengangguk kecil, "Dia juga menyuruhku ke Taman."

Sowon mengerutkan alisnya. Untuk apa menyuruh Yoongi ke Taman? Bukankah dirinya yang menyuruh Yoora untuk menghampirinya di Taman?

Atau...

"Yoora mengerjai kita?!" tebak Sowon dengan mulut menganga. Yoora tahu Sowon sangat menyukai Yoongi, terdengar masuk akal jika Yoora sengaja membuat dirinya dan Yoongi bersama.

Yoongi menghela napas panjang. "Ingatkan aku untuk menghukumnya nanti."

Sowon mencebikkan bibirnya kemudian sibuk dengan ponselnya. Tentu saja untuk mengumpati Yoora yang sudah mengerjainya.

Di sisi lain, seorang gadis tertawa kecil dari balik semak yang hanya berjarak beberapa meter dari tempat Sowon dan Yoongi berada. Itu Yoora.

Rencananya untuk mendekatkan kakak dan sahabatnya berjalan dengan lancar.

"Aku harap kalian bisa bersama." ujar Yoora dengan tulus. Lalu, Yoora beranjak dari tempatnya untuk kembali pulang namun mendadak kepalanya terasa amat pusing.

Ada apa dengan kepalaku, batin Yoora kesakitan.

"MIN YOORA!"

Yoora tidak sempat menyahuti panggilan tersebut. Tak lama, ia pingsan.

Pemuda itu menepuk pelan pipi Yoora. "Yoora, tolong buka matamu."

Melihat gadis yang ia cintai tergeletak lemas, membuat pemuda itu cemas dan takut. Tanpa membuang-buang waktu, ia membopong Yoora ke dalam mobilnya lantas membawanya ke rumah sakit terdekat.

-Rumah Sakit-

"Dokter, cepat tangani dia!"

Sesampainya di lobi rumah sakit, Pemuda itu berteriak memanggil dokter untuk segera menangani Yoora.

Tak lama, seorang dokter datang dengan beberapa perawat yang mengikutinya. Salah satu perawat menyuruhnya untuk membaringkan Yoora ke atas brankar dan ia menurut.

Setelah itu Yoora dibawa menuju ruangan UGD.

"Silahkan tunggu di luar, Tuan." pinta salah satu perawat sebelum menutup pintu ruangan.

Pemuda itu ingin memprotes namun apa daya. Semua itu merupakan aturan.

Sembari menunggu, ia membuka satu tali maskernya lantas mengusap wajahnya frustasi. Topi yang sedari tadi ia kenakan pun terlepas.

"Apa yang harus aku lakukan..."

Hening cukup lama.

Kemudian pemuda itu dengan cepat meraih ponsel di saku celananya, mengetik sesuatu lalu menempelkan benda itu di sisi telinganya.

"Aku akan sangat marah jika dia menolak panggilanku."

"Ya, Jin Hyung? Ada ap-"

My Idol is My Boyfriend [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang