Bagian 2

354K 23.6K 1.3K
                                    

Mohon supportnya ya❤️

******

Raymond berjalan dengan gagahnya memasuki restoran yang berada di dalam hotel bintang 5. Dia ke sini karena ada janji temu makan siang bersama rekan kerja sekaligus temannya.

"Uncle Ray!" panggil seorang gadis cilik dari kejauhan membuat senyum Raymond mengembang. Gadis kecil imut dan lucu itu juga sedang melambaikan tangannya semangat ke arahnya.

"Hallo Lily cantik," sapa Raymond dengan akrab sambil mencubit pipi gadis kecil berumur 6 tahun itu.

Kemudian dia juga menyalami ayah sang gadis dengan akrab. Kedua pria tampan itu lalu saling berpelukan layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu.

"Apa kabar Xander? Kau bertambah tua," canda Raymond sambil tertawa. Sedangkan lawannya hanya tertawa pelan.

"Aku memang tua seiring bertambahnya umur anak-anakku," balas Xander. Ia mengusap kepala Lily, si anak pertamanya, dengan sayang. Sedangkan anak keduanya berada di rumah bersama istri tercinta.

"Ya, tidak heran kau mau berkepala 4."

Xander menjitak kepala Raymond, "Dasar bocah kurang ajar. Cepat duduk! Anakku kelaparan karena lama menunggumu."

Raymond hanya menanggapi ucapan senior di kampusnya dulu dengan senyuman lebar. Untung saja Xander telah menemukan wanita yang tepat. Kalau tidak, Raymond tidak bisa membayangkan kalau pria di depannya ini masih 'kejam' seperti dulu.

Sambil menarik kursi untuk duduk, Raymond menatap Lily yang juga lagi melihatnya bingung. Tak lama kemudian, gadis kecil itu berbisik ke arah telinga Xander.

"Pa lihat deh. Matanya Uncle Ray kayak panda. Hehehe, lucu ya."

Raymond terkekeh, itu bisikan atau bicara biasa? Kenapa suaranya terdengar sangat jelas. Dasar Lily.

Xander ikut tertawa, "Iya, panda jelek. Gak kayak Papa yang ganteng kan, sayang?"

"Gak lah. Papa mah is the best!" jawab Lily bangga.

"Lily, kalau ngejek Uncle lagi, nanti gak boleh ketemu Blacky loh." Raymond menimpali.

Blacky adalah kucing hutan asal Norwegia yang dihadiahkan oleh rekan kerjanya, Melvin D. Franklin. Lily memang sangat menyukai kucing itu, bahkan dia tidak ingin pulang setiap bertamu ke rumah Raymond.

 Lily memang sangat menyukai kucing itu, bahkan dia tidak ingin pulang setiap bertamu ke rumah Raymond

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh eh jangan dong Uncle. Ih jahat ya. Kasitau mama loh biar kena cubit," rajuk Lily sambil cemberut.

Gadis kecil itu pastinya sedih tidak boleh bertemu dengan si Blacky. Apalagi Xander tidak mengizinkan Lily untuk memelihara kucing itu. Bukan karena harganya yang mahal, tapi istrinya alergi bulu kucing.

"Makanya jangan ngejek Uncle lagi," kata Raymond geli.

"Hehe. Siap bos! Pa, laper..."

Mereka pun menyantap makanan yang sudah di pesan oleh Xander sebelum Raymond datang. Dia juga tidak lupa untuk memesankan makanan untuk teman sekaligus rekan kerjanya itu.

Lovesomnia [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang