Chapter 3

302 21 0
                                    

Tepat pada malam purnama, semua gadis yang telah dilatih berdansa didandani secantik mungkin dengan mengenakan gaun indah layaknya permaisuri. Satu persatu para gadis memasuki aula dan mulai menari. Van Eych yang telah duduk disinggasananya terlihat mencari-cari. Ya, Van Eych mencari Amor, dan setelah beberapa saat, Van Eych menemukan Amor yang berada tepat ditengah-tengah diantara semua gadis yang menari. Amor menari dengan sangat indahnya, membuat mata Van Eych tidak bisa berpaling. Van Eych terus memperhatikan Amor sampai tariannya selesai.

Ketika para gadis telah selesai menari dan mulai meninggalkan aula, Van Eych menyuruh salah satu prajuritnya untuk membawa Amor kekamarnya, dan menemaninya malam ini. Amor yang sangat polos dan tidak tau apa-apa hanya bisa ikut saat dibawa oleh salah satu prajurit Van Eych. Amor dibawa menuju suatu ruangan, yang dari pintu ruangannya saja sudah sangat indah ukiran-ukirannya. Saat prajurit Van Eych membuka pintu ruangan tersebut, Amor dipersilahkan masuk dan Amor pun masuk. Saat Amor ada didalam, ia melihat sosok pria bertubuh tinggi yang berdiri menghadap jendela (membelakangi Amor). Pria itu berbalik, dan dia adalah Van Eych. Van Eych kemudian menghampiri Amor yang terdiam lalu menariknya.

"Goede nacth, dame. Mag ik je naam kennen?" tanya Van Eych.
"Selamat malam, nona. Bolehkah saya tahu nama anda?".

Amor bingung, ia tidak mengerti dengan apa yang diucapkan Van Eych. Tapi, untunglah Amor pandai dalam berbahasa Inggris, karena ibunya belasteran Indo-Britain.

"What do you say?" tanya balik Amor.

"Good evening, lady. May I know your name?".

"My name is Amor."

"A beautiful name, as beautiful as you, lady."

"Thanks."

Ingin rasanya Amor tersenyum karena pujian Van Eych, tapi bibirnya terasa enggan untuk tersenyum, wajah Amor datar-datar saja.

Van Eych berpikir bahwa perasaannya terhadap Amor hanya nafsu belaka, jadi dia berencana untuk meniduri Amor, berharap setelah itu rasa penasarannya pada Amor akan hilang.

Van Eych kemudian melepaskan pakaiannya, seketika Amor terbelalak kaget melihat apa yang dilakukan Van Eych. Amor kemudian berbalik membelakangi Van Eych. Namun, Van Eych malah memeluk Amor dari belakang dan berusaha melepaskan satu persatu tali gaun Amor. Amor yang kaget dan ketakutan langsung menghindar dan menjauhi Van Eych.

"What are you gonna do to me?"
"Apa yang akan kamu lakukan padaku?"

"Do you still not understand? tonight you're mine, come on, and let's have some fun."
"Apakah kamu masih tidak mengerti? malam ini kamu milikku, kemarilah, dan ayo bersenang-senang."

"Sorry, I can't."

"Why?"

"I'm not your wife."

"Do you have to be my wife first, then I can do it?"
"Apakah kamu harus jadi istriku dulu, lalu aku bisa melakukannya?"

"Sure."

"So, you mean I should marry you?"

"I'm not saying that."

"But indirectly you told me to marry you."
"Tapi, secara tidak langsung, kau memintaku untuk menikahi mu."

Amor terdiam.

"Hey, stupid girl. A great General like me would not possibly marry a lowly girl like you. You don't even have and don't know anything. Don't make me laugh, Amor."
"Hey, gadis bodoh. Seorang Jendral besar sepertiku tidak akan mungkin menikah dengan gadis rendah sepertimu. Kau tidak punya dan tidak tahu apa-apa. Jangan membuatku tertawa, Amor."

Amor terlihat kesal, tapi ia mencoba untuk tidak menghiraukannya.

"You should be happy, because among all the girls, you are the one I choose. Many girls wanted to be with me, but I refused. And you're lucky. Because I'm more interested in you." Jelas Van Eych.
"Kamu seharusnya bahagia, karena diantara semua gadis, kamu yang aku pilih. Banyak gadis yang ingin bersamaku, tapi aku tolak. Dan kamu beruntung, karena aku lebih tertarik padamu."

"Instead I will very miserable if I must to sleep with a bad guy like you. I never feel lucky, much luck if you choose another girl."
"Justru aku akan sangat menderita jika aku harus tidur dengan pria jahat sepertimu. Aku tidak pernah merasa beruntung, jauh lebih beruntung jika kamu memilih gadis lain."

Mendengar ucapan Amor, Van Eych kemudian menampar Amor sampai terjatuh.

"You dare say that to me, as a reward for your courage, I will bracker you in underground jail."
"Kamu cukup berani berkata seperti itu padaku, sebagai hadiah atas keberanianmu, aku akan kurung kamu dipenjara bawah tanah."

Van Eych sangat marah karena sebelumnya ia belum pernah ditolak oleh wanita, Van Eych juga kesal karena sikap dan perkataan Amor. Van Eych pun kemudian memanggil prajuritnya untuk memenjarakan Amor. Amor kemudian dikurung dipenjara bawah tanah.

***

_penamerah

Between Love & PowerWhere stories live. Discover now